Oleh: Endah Sulistiowati*
Namanya sangat familiar, kisahnya sering dijadikan ibu-ibu sebagai cerita pengantar tidur anak-anak mereka. Para guru agama juga kerap menyampaikan ke murid-murid sebagai bahan pelajaran dan nasihat. Dari orang Islam, Nasrani, Yahudi dan Atheis pun mengenal sosoknya dengan baik. Bahkan seseorang yang tidak pernah mengenal bangku sekolah pun tahu akan siapa sosok ini. Siapakah dia?
Dia adalah sosok fenomenal. Apa yang dilakukannya sebetulnya adalah hal biasa yang kerap menjadi ciri khas pemimpin otoriter: kejam, bengis, sombong, selalu menang dan merasa benar. Hal yang membuat dia berbeda hanya satu: dia berani menantang Tuhan dengan terang-terangan.
Yaa, dia adalah Fir'aun. Kisahnya tidak lekang oleh zaman dan tidak luntur oleh waktu meskipun kisahnya terjadi ribuan tahun yang lalu. Allah SWT mengabadikannya di dalam Al-Quran sebagai pelajaran bagi generasi-generasi setelahnya. Namun sayang, masih banyak yang tidak mengindahkan pelajaran dari kisah ini sehingga muncul Fir'aun-Fir'aun baru yang sama-sama kejam, bengis, dan otoriter. Sombong dan arogansi menjadi baju kebesaran yang mereka pakai untuk menindas sesama umat manusia.
Pada tahun 1898 M, arkeolog Loret, berhasil menemukan Mumi di Thebes, Mesir. Mumi tersebut terindentifikasi sebagai jenazah dari Fir’aun “Merneptah” yang dipastikan sebagai anak dari Fir’aun Ramses II. Di samping ditemukan Mumi dari Merneptah juga ditemukan Mumi dari Ramses II dalam keadaan utuh.
...Apa yang dilakukannya sebetulnya adalah hal biasa yang kerap menjadi ciri khas pemimpin otoriter: kejam, bengis, sombong, selalu menang dan merasa benar...
“Merneptah” adalah Fir’aun yang mengejar-ngejar Nabi Musa hingga ke laut dan mati tenggelam ditelan gelombang. Sedangkan Ramses II adalah Fir’aun yang hidup persis sebelumnya. Kedua-duanya hidup pada masa Nabi Musa as.
Eliot Smith meneliti Mumi tersebut pada 1907. Mumi tersebut utuh dan dipamerkan di musium Cairo. Kepala dan lehernya terbuka tanpa perban supaya setiap pengunjung dapat melihat dengan nyata. Badan mumi ditutup kain sedemikian rupa supaya terlindungi dari kerusakan karena kelembaban udara dan bakteri.
Penemuan Mumi Merneptah dan hasil penelitian Eliot Smith yang menyaksikan Mumi Merneptah secara utuh adalah bukti materiil dari jenazah raja Fir’aun yang mati tenggelam di laut.
Allah berfirman: “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (Qs. Yunus : 92)
Firman Allah Swt memang benar adanya. Sekarang ini Mumi Firaun banyak dipelajari oleh para ahli untuk membuka lembar sejarah masa lalu. Temuan arkeologi ini telah membuktikan apa yang dinyatakan Al-Qur’an tentang tubuh Firaun yang dijaga utuh oleh Allah Swt.
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari peristiwa ini? Fir'aun sombong dan arogan karena memang punya kuasa. Zaman sekarang, arogansi tidak hanya menjadi milik penguasa saja. Merasa benar, pendukung banyak, fisik lebih 'okol' sudah cukup untuk modal untuk merasa sombong. Apalagi jika didukung dengan backing yang aduhai, maka semua mudah saja disikat.
Para pemilik kesombongan itu tidak pernah mau belajar dan cenderung memandang sebelah mata pelajaran-pelajaran yang diberikan Allah SWT. Ya, untuk saat ini mereka boleh sombong dan arogan, sebagaimana Fir'aun kepada Musa as. Tapi kita bisa melihat endingnya, di pihak siapakah kemenangan itu akan datang. Bukan kemenangan dunia saja yang kita bicarakan, tapi kemenangan akhirat sudah pasti bukan milik mereka yang sombong dan menentang perintah Tuhan yaitu Allah SWT. (riafariana/voa-islam.com)
*Dir. Muslimah Voi
Ilustrasi: Google