View Full Version
Rabu, 03 May 2017

Peringatan Hardiknas, GP Bandung Siap Berikan Edukasi Dengan Konsep Islam Rahmatan lil 'Alamin

BANDUNG (voa-islam.com) - Gerakan Mahasiswa Pembebasan kota bandung siap dan akan konsisten dalam memberikan edukasi di tengah-tengah mahasiswa dan pemuda dengan kensep islam rahmatan lil alamin.

“Gerakan mahasiswa pembebasan kota bandung siap dan insha Allah akan tetap konsisten dalam meberiakn edukasi ke tengah-tengah mahasiswa dan pemuda dengan konsepsi Islam Rahmatan lil Alamin,” tutur Indra Lesmana, selaku ketua Gerakan Mahasiswa Pembebasan Kota Bandung saat dimintai tanggapanya mengenai hari pendidikan nasional di bandung, selasa, (2/5/17).

Di tengah degradasi moral ditubuh pelajar di negeri ini merupukan tumpukan pekerjaan rumah yang belum mampu diselesaikan oleh pemeritah. Tawuran dan sex bebas merupakan hiasan yang selalu mewarnai wajah pendidikan dinegeri ini. Menanggapi hal ini, gerakan mahasiswa pembebasan kota bandung melalui ketuanya mengatakan, pekerjaan rumah yersebut tidak akan terselesaikan jika tidak menerapkan islam, Indra Lesmana otimis jika islam diterpakn maka bukan hanya carut marut pndidikan yang bisa terselesaikan namun juga aspek lainya.

“Kami optimis bahawa islam mampu menyelesaikan semua problem yang terjadi ditengah umat saat ini,” jelasnya.

Pemuda asal tasik ini juga mengatakan bahwa pendidikan saat ini sedang digerogoti oleh paham sekularisme.

“Hari ini system pendidikan telah di drive paham sesat sekulerisme yang telah merampas dan merusak masa depan mereka sekaligus menghancurkan pendidikan bangsa ini, maka hardiknas semestinya dijadikan moment untuk menggugat paham sesat sekulerisme atas pendidikan negeri ini. Sekulerisme sudah tidak relevan lagi,justru paham ini merupakan alat untuk alat penyebaran penjajahan atas negeri ini. Konsepsi Islam rahmatan lil’alamin yang akan menyelamatkan sistem pendidikan negeri ini dengan penerapan islam kaffah. Dan itulah kehadiran gema pembebasan untuk mengawal konsepsi tersebut,” jelas pemuda asal tasik ini.

Ia juga menkritisi ketimpangan pendidikan saat ini, menurutnya pendidikan saat ini hanya bisa dinikmati oleh sebagian orang saja.

“Pendidikan yang menjadi hak setiap rakyat Indonesia,spertinya hanya slogan semata. Komersialisasi sektor pendidikan terus didorong oleh pemerintah melalui pengesahan UU Nomor 7 Tahun 1994 tentang Persetujuan (ratification) Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dalam undang-undang tersebut sektor kesehatan dan sektor pendidikan telah ditetapkan sebagai industri jasa yang diperdagangkan. Maka tak heran pendidikan menjadi bagian komoditas mencari keuntungan semata,mahalnya pendidikan memberikan jurang tinggi antara yang punya duit sama yang tidak punya duit. Alhasil pemerataan pendidikan hanya isapan jempol semata,” pungkasnya.

Ia juga tidak lupa mengucapkan selamat pada hari pendidikan nasional yang jatuh pada tanggal 2 mei hari Ini.

“Sebelumnya saya mengucapkan hari pendidikan nasional,” ucap pria lulusan sarjana pendidikan islam ini. [saifal/syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version