View Full Version
Ahad, 14 May 2017

Hidup yang Singkat di Dunia

Oleh: Shellvy Lukito

Allah berfiman, “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (ar-Ra’d: 11)

Ayat Al-Qur’an diatas telah jelas menerangkan bahwa keadaan seseorang tidak akan berubah jika tidak merubahnya sendiri. Setiap perubahan dalam hidup berada ditangan individu masing-masing. Misalnya, keadaan seseorang yang “miskin” padahal hidup “miskin” itu adalah sebuah pilihan. Jika ingin menjadi kaya maka kita harus berubah.

Harus berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Asalkan keinginan kita tidak dilandasi nafsu dunia semata Allah pasti akan ridha untuk menyertai setiap langkah kaki kita.

 

Hidup yang Singkat

Tapi, perlu diingat bahwa setiap langkah kaki kita akan banyak kerikil tajam sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Namun seringkali kita mengartikan bahwa kerikil tajam itu sebagai bentuk kemurkaan Tuhan atas kehidupan yang kita jalankan. Padahal, tidak semuanya seperti yang dibayangkan.

Tuhan murka atas apa yang kita lakukan. Ada dua kemungkinan, ini bisa jadi menjadi sebuah teguran atau ujian. Teguran, jika selama ini misalnya kita sering menggunakan kaki kita untuk ke diskotik, hiburan malam dan lain-lain. sebagai bentuk kasih sayang Allah, maka Allah memberikan sedikit cobaan agar kita tidak menggunakan kaki kita ini berjalan ke hiburan malam lagi. Ujian, Allah tidak akan menguji diluar batas kemampuan hambaNya. Allah memberikan ujian agar kita bisa “naik kelas”.

Naik kelas untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi pribadi yang lebih tegar dari sebelumnya. Menjadi pribadi yang tidak lupa bersyukur untuk menikmati hidup yang hanya berumur sehari waktu akhirat. Percayalah setiap pelajaran yang Allah berikan pasti ada pelajaran yang dapat kita ambil. Jangan putus asa. Bertahanlah. Karena semua pasti berlalu. Karena hidup yang singkat ini hanya permainan semata.

Apabila kita tidak bisa bermain sesuai aturan Tuhan maka bersiaplah untuk tersisih didunia yang fana ini.

Cinta dunia takut mati adalah penyakit manusia yang menjadi trend masa kini. Lebih mencintai dunia dari apapun, sehingga lupa mempersiapkan kehidupan setelah mati kelak. Banyak menumpuk dosa, sudah menjadi hal biasa. Pergi clubbing, sex bebas, obat-obatan terlarang dan kawan-kawannya menjadi hal yang sama sekali tidak ditakuti. Khilaf dan gelap akan ajaran Tuhan. Sehingga mempersiapkan diri menjadi bahan bakar api neraka jahannam, naudzubillah !

Iri dengki terhadap saudara kita yang berbahagia, berusaha menjatuhkan dan memfitnah suadaranya dengan kata-kata yang menikam hati, sering membicarakan keburukan saudaranya, padahal jelas-jelas Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang suka menggunjing maka ibarat memakan bangkai daging saudaranya sendiri

Tak sadar bahwa kehidupan ini begitu singkat ! setelah waktu akhir tiba, maka kita bagaikan debu yang terhampar. Tidak ada nilainya! Harta dunia yang selama ini kita cintai, kita “elu-elu”kan kini hanya bagaikan buih dilautan. Hilang tak tersisa! Kecuali, amal dan perbuatan sholeh di masa lalu yang bisa membantu kita. Menolong kita dari pedihnya siksa api neraka!

Hidup yang begitu singkat jangan buang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat membuat kita semakin melarat dan sengsara hingga dunia akhirat. Wallahualambissowab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version