View Full Version
Kamis, 18 May 2017

Benarkah Agama sekadar Warisan, tanpa Kita Bisa Memilih?

Oleh: Rina Yusrina

Jika agama sekadar warisan, maka Nabi dan Rasul tak perlu berdakwah.


Jika agama sekadar warisan...
Maka Nabi Ibrahim As tidak perlu bersusah payah menentang ayah yang dicintainya
Dan merelakan raja Namruz membakar tubuhnya sebagai bentuk penolakan pada agama warisannya.

Jika agama sekadar warisan...
Maka Nabi Musa As tidak perlu bersusah payah menentang Firaun, toh beliau dibesarkan di istananya dan dapat begitu saja menikmati warisan kekuasaannya
Beliau pun tak perlu bertarung dengan para tentara dan tukang sihir hingga dikejar ke laut merah.

Dan sekali lagi,
Jika agama sekadar warisan...
Maka kota Mekkah adalah surga bagi Nabiyullah Muhammad SAW
Berikut tawaran harta, tahta dan wanita.


Tapi tidak...
Nabi Muhammad bin Abdullah memilih berjuang berhadapan dengan paman-paman dan kaumnya
Rela diboikot dan nyaris dibunuh hingga akhirnya hijrah ke Madinah.

Karena sejatinya,
Agama bukan sekadar warisan...
Agama adalah fitrah
Maka dia pasti akan menuntun pada kebenaran
Bukan sekadar menerima tapi melalui proses berpikir hingga mampu memecahkan pertanyaan besar dalam hidup tentang dari mana, akan ke mana dan untuk apa dia hidup
Jawaban pertanyaan yang benar inilah yang akan mengantarkan manusia untuk memilih agama yang terasa dengan fitrahnya.

Jadi tolong jangan sembunyi di balik toleransi dan membiarkan kejahiliyahan tetap menguasai diri.

Beragama adalah pilihan
Memilih agama yang benar atau salah juga adalah pilihan
Berdakwah adalah pilihan sebagaimana membangkang juga adalah pilihan
Menjadi Muslim ataupun kafir adalah pilihan
Dan sungguh setiap pilihan perbuatan manusia akan dihisab dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]


أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan ?”
[Ali ‘Imran: 83]


وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

Jadi masih mau bilang agama itu sekedar warisan? Sebaiknya kita menepi untuk berpikir lebih jernih. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version