CIMAHI (voa-islam.com) - Mahasiswa dengan idealismenya selalu menjadi garda terdepan dalam mengawal kemerdekaan negeri ini pada setiap episode pergolakan politik di negeri ini.
"Mahasiswa sudah tidak kelihatan kritis lagi," kata Asep Kamaludin selaku ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Buruh Sejarah Indonesia (SBSI 92), Saat berorasi dalam aksi unjuk rassa depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cimahi, jalan Dra. Hj. Djulaeha Karamitha, Rabu (17/5/17/).
Mahasiswa dalam catatan sejarah telah berhasil menumbangkan beberapa rezim yang dianggap tidak bisa mensejahterakan rakyat, diantaranya, gerakan mahasiswa (Gema) yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto, setelah puluhan tahun menjadi penguasa di negeri ini.
Kini ditengah banyaknya problematika yang mendera negeri ini, mahasiswa kembali dirindukan suara kritisnya oleh masyarakat. Ditengah naiknya harga tarif dasar listrik (TDL) 900 Volt Ampere (VA) tak ada lagi yang bisa menyampaikan keluhan masyarakat.
"Dimana mahasiswa, kenapa hanya diam melihat kenaikan harga tarif dasar listrik naik," Teriak Asep dalam orasinya diatas mobil komando aksi.
Seharusnya yang meneriakkan penolakan kenaikan harga TDL bukan buruh, tapi pemuda dan mahasiswa, namun kini mahasiswa tak lagi terdengar suaranya, sehingga buru harus meneriakan persoalan rakyat juga.
"Ketika mahasiswa tak lagi bersuara maka kini buru lah yang bersuara," pungkas Asep. [saifal/syahid/voa-islam.com]