Oleh: Alimatul MufidaSiswa SMA Al-Azhar Tulungagung-Jatim
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
Mungkin hadits diatas sudah tak asing bagi kita , memang benar dulu Islam datang dalam keadaan terasing. Ketika pertama kali Islam datang sebagaimana keadaan di Mekah dan di Madinah awal hijrah. Islam tidak diketahui dan tidak ada yang mengamalkan kecuali sedikit orang saja. Karena banyak yang tidak suka dengan agama baru yang dibawa Rasulullah.
Kemenangan (Nyata) Islam
Perjuangan Rasulullah mendakwahkan Islam banyak sekali tantangan dan rintangannya. Banyak yang tidak setuju dengan agama yang didakwahkan Rasulullah. Beliau pernah di caci maki, diludahi, dilempar kotoran unta dan jalan yang biasanya dilewati Rasulullah pun diberi duri-duri tajam oleh pamannya sendiri Abu Lahab. Tapi Rasulullah tidak pernah mengeluh ketika banyak orang yang menghiraukan ajakan beliau. Beliau tetap semangat dalam mendakwahkan kebenaran sampai akhirnya banyak orang yang berbondong-bondong masuk islam.
Sama halnya dengan zaman sekarang, Islam dalam keadaan terasing. Begitu juga kaum muslim yang melaksanakan syariat Islam dengan benar, masyarakat di sekitarnya malah mengingkarinya bahkan menentangnya. Fatwa ulama banyak yang diindahkan, majelis ilmu dibubarkan, Muslimah yang menutup aurat dikira kuno dan dibilangbukan budaya Indonesia, padahal menutup aurat bukanlah budaya tapi kewajiban, pria berjenggot di cap teroris.Zaman semakin rusak yang buruk diamalkan dan yang baik dicampakkan.
Hal ini terjadi karena kondisi masyarakat yang semakin menjauhkan syari’ah Allah dari kehidupannya, maka dari itu sudah menjadi kewajiban untuk amal ma’ruf nahi munkar Senantiasa menyeru kepada kebenaran, memahamkan bahwa semua kerusakan zaman sekarang adalah buah dari tidak diterapkannya aturan islam. Karena Allah telah berfirman yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali imran:104).
Karena janji Allah itu pasti seperti yang sudah disabdakan oleh Rasulullah yang artinya :
“Ketika kami sedang duduk di masjid, Abu Tsa’labah al-Khasyani datang. Dia berkata, “Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah Anda hapal hadits Rasulullah saw. tentang kepemimpinan?” Hudzaifah berkata, “Saya hapal khutbah baginda.” Abu Tsa’labah pun duduk. Hudzaifah bertutur, “Rasulullah Shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda,
“Akan ada era kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Baginda Shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallam kemudian diam.”. [HR. Imam Ahmad]
Hadits ini bersumber dari Musnad Imam Ahmad, hadits no.17680, juga musnad al Bazzar (no. 2796). Riwayat ini termasuk hadits marfu’ (bersambung hingga sampai Rasulullah saw).
Saudaraku, Semakin sungguh-sungguh usaha untuk menyampaikan kebenaran semakin cepat pula mencapai kemenangan. Jangan lah bersedih dengan keterasingan kaum muslimin saat ini, karena kaum muslimin akan segera menghampiri kemenangan yang nyata. Jadilah bagian dari orang orang yang beruntung yaitu orang orang yang memperjuangkan agama Allah, bukan menjadi penghalang janji Allah terwujud. Semangat wahai pengemban dakwah. [syahid/voa-islam.com]