Sosmed ramai lagi ya? Tayangan video yang enggak banget dengan memakai bahasa Inggris gak jelas kecuali kata makian, viral. Maksud hati sedih dan merasa tersakiti, tapi jadinya malah dibully. At least, itu jadi pelajaran buat kalian wahai sahabat voa islam yang masih abegeh. Caper boleh saja tapi mending dengan prestasi dan sikap yang baik sajalah.
Dunia medsos itu dibilang kejam ya kejam. Mau dibilang baik yang baik juga. Gimana enggak baik kalau dengan adanya medsos, para bakuler itu bisa berjualan tanpa keluar dari rumah. Kita bisa mengakses informasi dengan sekali klik. Begitu juga dengan lingkup pertemanan, koneksi hingga menjalin relasi. Baik banget kan?
Tapi jangan lupa bahwa selalu ada dua sisi mata uang dalam satu koin. Di balik kebaikannya, medsos menyimpan kekuatan kejam yang bisa melukai pemakainya. Salah satu bahaya mengancam itu adalah bullying. Bahasa lain dari bullying ini adalah perundungan. Bila tak familiar dengan kata ini, maka kurang lebih bullying itu adalah olokan, hinaan, merendahkan dan banyak hal negatif lainnya. Bila tak kuat mental, efek dari bullying ini adalah depresi.
Sebagaimana dunia nyata, medsos adalah bentuk lain dari interaksi di dunia maya berbasis internet. Hal apa yang akan kita dapat, entah itu kebaikan ataupun bullying, tergantung bagaimana kita membawa diri dalam interaksi. Sama dengan di dunia nyata, bila kita bersikap buruk maka otomatis orang akan menjauh dan tak suka berteman dengan kita. Sama dengan dunia sosmed. Bila sikap kita menyebalkan, maka jangan kaget kalau efeknya menjadi bully-an.
...Tapi jangan lupa bahwa selalu ada dua sisi mata uang dalam satu koin. Di balik kebaikannya, medsos menyimpan kekuatan kejam yang bisa melukai pemakainya...
Tentu tak ada yang senang mendapat bullying baik di dunia nyata maupun maya. Karena itu pintar-pintarlah kita menenpatkan diri. Tak usahlah melakukan sesuatu yang kontroversi apalagi bila ternyata itu bukan hasil kreasi sendiri. Demi mendulang like dan komen puja-puji maka dihalalkanlah segala cara termasuk melakukan plagiasi. Saat ditegur dan dinasehati, bukannya introspeksi malah sibuk mencari pembenaran diri. Duh!
Jangan pula bersikap over yang itu semakin mengundang pihak lain untuk melakukan bullying. Cukup jaga jarang dengan medsos, nikmati beraktivitas di dunia nyata, jalin pertemanan sebanyak-banyaknya, terus tebarkan sikap positif dan tak usah play victim juga. Ingat, hargailah diri sendiri sebelum menginginkan orang lain untuk menghargai kita. Jadi jangan malah mengambil sikap konyol dengan meniru-niru orang lain dalam membuat video blog atau bahkan FB llive.
Cukup dengan kembali ke dunia riil kalian lagi, maka bullying akan berhenti dengan sendirinya. Banyak membaca, menulis, berorganisasi, baik pada sesama dan tak usah pusing lagi menghitung berapa jumlah like dan komen pada status kita. Jangan terlalu polos dengan menganggap bahwa semua orang termasuk diri kita hanya sekadar menyuarakan pendapat semata dengan menulis status di FB. Karena sebagai status pun, sebetulnya terlihat di kaki mana kita berdiri. Bangga sebagai muslim ataukah sebaliknya.
Selalu ada muatan atau ideologi di dalam isi dan cara penyampaian pendapat di ranah medsos. Semoga saja sedikit tulisan ini bisa sedikit memberi pandangan pada kamu untuk lebih berhai-hati daripada menyesal nanti. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi Google