View Full Version
Kamis, 27 Jul 2017

Bullying: Efek Terkikisnya Akidah Anak Bangsa

Sahabat VOA-Islam...

Bullying ? Saat ini siapa yang tak kenal dengan Bullying. Bullying ini bukan lagi hal sepele. Pasca masuk sekolah tahun ajaran baru, selalu saja ada pemberitaan mengenai masalah bullying.

Seperti akhir-akhir ini yang tejadi pada mahasiswa Gunadarma, sebuah video yang beredar di media sosial dan menjadi viral memperlihatkan aksi bullying terhadap seorang pemuda yang diduga berkebutuhan khusus.

Dalam video tersebut, tas korban ditarik seorang mahasiswa. Korban pun berusaha melepaskan diri hingga terhuyung. Akhirnya korban berhasil lepas dan sempat melemparkan tong sampah kepada pelaku. Para mahasiswa lain yang melihat kejadian ini bukannya menolong, malah ikut menonton sambil bertepuk tangan.

Tentu kejadian tersebut sangat tidak etis, terutama dilakukan oleh seorang mahasiswa yang menjadi harapan bangsa dan Negara. Sehingga kejadian tersebutpun menuai banyak reaksi dari berbagai kalangan.

Pasca bully di Universitas Gunadarma, sekelompok orang yang menyatakan berasal dari berbagai organisasi dan yayasan terkait perlindungan terhadap orang berkebutuhan khusus mendatangi Kampus Universitas Gunadarma, Jalan Margonda, Depok, Senin (17/7/2017). Mereka mengaku berasal dari Yayasan Cinta Sahabat Spesial, datang untuk mengajak pihak rektorat berdialog dan memprotes kejadian bullying tersebut.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan fenomena bully di Indonesia banyak terjadi, angkanya mencapai 40 persen di tingkat SD sampai SMA.

"Jangan pernah menganggap enteng korban bully. Ketika mereka (korban) di-bully, angka frustasinya cukup dalam, ada juga yang stres, bahkan sampai ada yang bunuh diri. Bullying juga bisa terjadi secara verbal maupun nonverbal," ujar Khofifah di acara halal bihalal PP Muslimat NU di Gedung Konvensi, Tamana Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (16/7/2017).

Munculnya fenomena bullying ini semakin membuktikan mulai terkikisnya akidah generasi muda. Para generasi muda menjadi lebih individualis tanpa memiliki rasa kemanusiaan dan persaudaraan terhadap orang disekelilingnya. Bahkan yang lebih parah, lalai akan kewajibannya, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai mahluk sosial.

Bagaimanakah hukum bullying dalam pandangan Islam? Dalam Islam bullying sangat di larang karena sangat merugikan orang lain. Dalam alquran juga sudah disebutkan dalam QS Al Hujarat ayat 11 yang artinya:

“Hai orang - orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula suka sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidakberbat, maka mereka itulah orang-orang zalim”.

Dari ayat di atas sudah sangat jelas bahwa kita semua itu memiliki derajat yang sama di mata Allah SWT, sehingga kita tidak boleh melakukan bullying karena belum tentu yang direndahkan oleh kita itu lebih buruk dari kita bahkan malah orang yang kita bully itu lebih baik dari kita. Ukuran tinggi derajat seseorang dalam pandangan islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, dan jenis kelamin yang berbau rasialis. Kualitas dan tinggi derajat seseorang ditentukkan oleh ketaqwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Allah SWT  berfirman dalam QS. Al- Hujarat ayat 13 yang artinya:

“Hai manusia, sesungguhya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Seperti sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:

“Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah”. (HR. Bukhari no. 10)

Sesama Muslim juga dianjurkan untuk saling menyerukan kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT berfirman:

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.(Qs. Ali-Imran [4]: 104)

Selain itu, bullying juga disebabkan kurang terbangunnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal tersebut tidak sesuai dengan firman Allah SWT:

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”(Qs. Al-Hujurat [49]: 10)

Akar Masalah yang tengah terjadi dalam dunia pendidikan saat ini, yaitu Sekulerisasi pendidikan, HAM, liberalisasi, hedonisme menjadi akar persoalan yang mempengaruhi prilaku siswa yang semakin sulit diatur. Siswa yang diberikan pendidikan yang tidak bersinergi dengan pendidikan agama menjadi hasil dari sekularisasi di dunia pendidikan. Hak Asasi Manusia yang kebablasan menjadi alasan yang dipergunakan bagi siapapun saat melakukan pembelaan diri bahkan menjadi pelegalan untuk melakukan kekerasan dengan dalih itu adalah bagian dari Hak asasinya.

Setali tiga uang dengan liberalisasi dan hedonisme, sebagai sebuah cara hidup yang dianut dan diajarkan pada para siswa. Para siswa semakin bebas dan melakukan apa yang mereka ingin lakukan tanpa menimbang baik-buruk nya, liberalisasi dan hedonisme memberikan ruang bagi siswa untuk melakukan hal-hal yang kontra produktif dengan pendidikan yang mereka dapatkan, bahkan melanggar norma dan aturan yang berlaku.

Apa yang terjadi saat ini berbanding terbalik dengan islam. Islam sangat menjunjung tali persaudaraan dan kemanusiaan antar ummat beragama. Sehingga islam menganjurkan untuk menghormati dan menghargai satu sama lain antar ummat beragama. Tidak sampai disitu saja,. Negara sebagi kontrol sistem utama, tidak berlepas diri dalam hal ini. Islam juga memastikan peran negara dalam menjaga akidah anak bangsa.

Telah nyata, berbagai problem yang ada adalah akibat penerapan sistem liberalisme. Karena itu solusi satu-satunya adalah dengan mencampakkan sistem liberalisme dan mengambil sistem Islam. Caranya adalah dengan menerapkan syariah Islam secara menyeluruh (kaaffah) yang mengikuti manhaj kenabian. Karena islam kaffahlah yang mampu menyelesaikan semua permasalahan ummat. Yang mampu menerapkan semua sistem Islam secara kaaffah dalam semua aspek kehidupan.

Karena itu, kita semua harus berjuang menerapkan syariat islam secara kaffah. Karena hanya dengan diterapkannya syariat islam secara kaffahlah, ketaatan pada syariah islam dapat diwujudkan, dan Islam Rahmatan Lil’Allamiin dapat dirasakan semua ummat. Wallahu ‘allam bisshowab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Syafiah Azzahra


latestnews

View Full Version