View Full Version
Senin, 31 Jul 2017

Jawaban Santun Dokter Ferihana yang Dihina Netizen karena Bercadar

Tampil di Kick Andi, membuat netizen yang hatinya dengki dan penuh kebencian dengan Islam dan ajarannya meradang. Salah satunya bernama Wei Young yang menumpahkan kebenciannya di kolom komentar media sosial acara kick Andi. Kebencian ini ia lampiaskan pada sosok Ferihana, dokter bercadar yang memberi pelayanan gratis pada para dhufa.

Laki-laki ini menulis: Tidak memandang SARA tetapi menunjukkan diri seolah-olah sebagai seorang manusia yang ‘BERBEDA’ & ‘LEBIH BEAKHLAK dibanding orang lain yang memakai pakaian provokatif.  Apalagi tuntutan profesi anda sebagai dokter adalah untuk melayani masyarakat  dengan budya yang beraneka ragam, apakah layak dan sepantasnya ada berdandan seperti itu sekalipun itu atas nama AGAMA anda...? Bukankah keterbukaan dalam menyampaikan informasi kepada pasien dengan minik muka dan tutur kata yang terlihat jelas dari Sang Dokter juga adalah sesuatu sesungguhnya hak dari sang pasien untuk setidaknya mendapat kepastian dan empati dari seonag manusia kepada manusia lainnya? Sebagai seorang dokter dan manusia anda sungguh MUNAFIK dan MEMUAKKAN.

Perkataan keji tersebut dijawab dengan santun oleh dokter Ferihana dengan santun sebagaimana di bawah ini:

Selamat siang Bapak Wei Young (hadakallah)

Menanggapi komentar Bapak tentang diri saya di page Kick Andy Show, perlu saya sampaikan

Yang pertama,

Dalam agama saya, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam mengajarkan untuk senantiasa mengasihi sesama. Bahkan, Nabi menyantuni kerabat dan tetangga beliau yang bukan muslim, baik itu Yahudi dan Nasrani. Dan itu tertulis nyata dalam ayat dan hadits shahih yang tak ada keraguan akan kebenarannya. Inilah yang selalu saya terapkan dalam sikap saya bermasyarakat

Yang kedua,

Saya mengerti Bapak berbeda keyakinan dan ras dengan saya, namun saya menasihatkan untuk Bapak hendaknya belajar berkomentar yang baik dan tidak memojokkan dan merendahkan agama lain. Pakaian saya bukanlah pakaian provokasi namun demikianlah ajaran agama saya, yang ini merupakan sunnah Nabi kami yang mulia

Bapak perlu mengetahui, saya pun pernah bertugas melakukan pelayanan kesehatan di sekolah Nasrani, disana terdapat para biarawati dan semua muridnya berbeda keimanan dengan saya, namun alhamdulillah saya tetap mengedepankan pelayanan yang terbaik

Dan alhamdulillah, sudah terbukti oleh masyarakat sekitar juga dari para pasien dari tempat yang jauh, bahwa saya belum pernah dan tidak pernah membedakan pelayanan dalam agama, suku, ras, jenis kelamin dsb.

Bapak juga perlu mengetahui, bahwa apa yang saya lakukan ini diakui oleh teman-teman saya yang non muslim, dan mereka memuji dan menyayangi saya karena saya tak pernah sekalipun bersikap membedakan dengan mereka

Yang ketiga,

Saya adalah seorang dokter yang terikat dengan sumpah profesi. Sehingga kami dilarang membedakan pelayanan karena jenis kelamin, suku, agama dan ras. Selama ini saya bersyukur, bahwa yang hadir di klinik saya justru banyak dari non muslim dan etnis Tionghoa. Mereka memeluk saya dan senang menerima pelayanan dari saya dan tim. Kami justru memperlakukan yang berbeda keyakinan dengan kami, dengan pelayanan yang terbaik.

Yang ke empat,

Empati tidaklah dinilai dari pakaian, namun dari bukti nyata berupa kasihsayang dan pelayanan kita kepada masyarakat. Bapak perlu mengetahui sembako gratis yang dibagikan di klinik kami, juga kami berikan kepada mereka warga non muslim yang tidak mampu dan ini telah berjalan sekian tahun

Yang terakhir Bapak Wei Young,

Mari kita menjaga lisan dan tulisan kita. Sungguh lisan dan tulisan kita adalah cerminan dari apa yang ada dihati kita. Jika apa yang keluar melalui lisan dan tulisan adalah baik, maka itulah cerminan baiknya hati kita. Demikianlah pula sebaliknya

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Bapak
Trimakasih

Dokter Ferihana

dr. Ummu Sulaym Ferihana Zaujatu Yoebal

(riafariana/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version