View Full Version
Kamis, 03 Aug 2017

Kesempatan yang Disia-siakan

Oleh: Putri Meilani (Mahasiswi STEI SEBI)

Imam Ibnul Qayyim rahimahumullaah  mengatakan, “Berkumpul bersama teman itu dibagi menjad dua; salah satunya adalah berkumpul untuk kesenangan dan menghabiskan waktu, maka hal ini bahayanya lebih besar dari manfaatnya, minimal hal ini akan merusakan hati dan menyia-nyiakan waktu. Dan yang kedua berkumpul bersama mereka untuk saling bekerja sama dalam meraih kesuksesan hidup dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Hal ini termasuk perbuatan yang paling mulia dan bermanfaat, namun menimbulkan tiga bahaya; saling berbasa-basi, banyak bicara, dan berkumpul lebih dari kebutuhan. Hal ini akan menjadi kecenderungan hati dan kebiasaan sehingga menghalangi tujuan utamanya...”

Perkataan tersebut dapat dibuktikan dengan memperhatikan perkumpulan sebagian saudara- saudara kita bersama teman- temannya. Kita akan mengetahui bahwa mereka menghabiskan waktu satu sampai dua jam bahkan lebih. Seandainya waktu berkumpul itu digunakan untuk membaca buku dengan seksama, niscaya didapatkanlah manfaat dan pengetahuan yang banyak.

Rasululla saw. bersabda:

“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.”

Banyak berkunjung dan berkumpul merupakan tali pengikat dan penguat rasa kasih sayang dan persaudaraan. Selain itu, ia juga dapat menumbuhkan keimanan seseorang ketika dekat dengan saudara- saudaranya. Tetapi, apabila perkumpulan itu tidak dimanfaatkan untuk menambah ilmu dan saling menasehati, maka pada beberapa kesempatan kita wajib meninggalkannya. Selain berkunjung ataupun berkumpul ada kesempatain lain yang sering kita sia- siakan yakni di waktu luang yang kita miliki.

Misalnya waktu luang pada masa liburan. Banyak dari kita yang berfikir bahwa waktu liburan adalah saatnya untuk menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan. Padahal di waktu luang yang kita miliki begitu banyak pekerjaan yang dapat kita selesaikan. Contohnya seperti membantu kedua orang tua membersihkan rumah, belajar suatu hal yang baru, mengaji, ataupun kegiatan positif lainnya.

Bukannya bermain terlalu lama, banyak sekali ditemukan remaja sekarang ini menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang tidak positif. Seperti menghabiskan waktu ditempat tongkrongan dengan membicarakan yang tidak penting, atau menghabiskan waktunya dengan bermain game online, atau menghabiskan waktunya dengan bermalas- malasan dengan bermain gadget berjam- jam.

Kesempatan adalah sesuatu yang membuat insan dapat maju ke depan dengan penuh keyakinan. Dan kesempatan itu tak datang begitu saja tanpa adaya sebuah harapan yang telah kita tuliskan dalam hati kita. Kesempatan itu ada hanya untuk insan yang berani menapakkan kaki ke depan untuk menggerus setiap tantangan yang datang.

Setiap insan memiliki kesempatan dari Allah sang pemiliki skenario kehidupan. Dan bagaimana kita sebagai makhlukNya menentukan apakah menghampiri kesempatan tersebut atau menyia-nyiakannya begitu saja. Jangan sia-siakan setiap kesempatan yang datang, jadilah insan yang lebih baik dalam memanfaatkan kesempatan yang hadir.

Ketahuilah sesungguhnya waktu itu dibagi menjadi beberapa bagian. Al-Khalil bin Ahmad (wafat th. 160 H) rahimahumullaah mengatakan,” Waktu itu ada tiga bagian: waktu yang telah berlalu darimu dan takkan kembali, waktu yang sedang kau alami, dan lihatlah bagaimana ia akan berlalu darimu, dan waktu yang engkau tunggu, bisa jadi engkau tidak akan mendapatkannya.” Wallahu’alam bisshowab. [syahid/voa-islam.com]

 

Referensi buku :

Yazid bin Abdul Qadir Jawas;Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga


latestnews

View Full Version