View Full Version
Selasa, 08 Aug 2017

Nurani Untuk Tukang Service Ampli

Oleh : Dee AN (Owner Brownis Mini Malang)

Tragedi Ampli Berdarah di Bekasi sungguh sangat mengerikan. Bahkan membuat kita bertanya-tanya, apakah masa yang membakar korban adalah manusia yang masih memiliki nurani?.

Adalah Muhammah Al Zahra (36 tahun) atau yang biasa disapa Zoya, Pria tukang service spesialis soundsistem dan amplifier. Sore itu (1/8/2017) Usai sholat ashar di Mushola Al Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan Bekasi, seperti biasa Zoya langsung pulang menuju rumahnya di Cikarang. Lima kilometer dia mengendarai motor, didatangi oleh Rojali, pengurus Mushola Al Hidayah karena Ampli di Mushola Al Hidayah hilang.

Anggapan Rojali, Zoya lah yang mengambilnya. Terjadilah cekcok dijalan, masa pun melihat hingga mereka mengeksekusi tuduhan pencurian ampli pada Joya dengan memukulinya hingga babak belur, memukulinya dengan benda tumpul bahkan hingga menyeretnya. Hingga menjelang pukul lima sore, masa yang sudah berang sepakat untuk membakar Joya. Rojali yang saat terjadi percekcokan dengan Joya dan masa, memilih untuk mencari bantuan aparat karena takut akan terjadi tindakan main hakim sendiri yang makin parah. Namun naas, begitu Rojali kembali, Zoya sudah dibakar hidup-hidup oleh masa. Dan Zoya pun akhirnya kembali menghadap Allah. Sedihnya adalah, sampai saat ini, belum ada keterangan pasti apakah benar Zoya yang mencuri ampli mushola Al Hidayah. Tapi, tertuduh sudah dibakar duluan.

Sungguh, ada apa dengan masyarakat kita sekarang?. Kemana nurani kita sebagai manusia? Kemana ikatan kita sebagai seorang muslim yang saling menyayangi karena Aqidah islam kita? Apa yang terjadi pada Zoya, jika diseleseikan secara baik-baik, didudukkan perkaranya kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib maka tidak akan terjadi seperti ini.

Kejadian penghakiman salah tuduh sudah sering terjadi di masyarakat kita sekarang. Tanpa memandang nilai kemanusiaan, manusia rela untuk mendzalimi sesamanya. Bahkan seorang muslim rela untuk membunuh muslim yang lainnya hanya karena amarah semata. Dengan mengatasnamakan kemanusiaan manusia kini rela mengenyampingkan nilai kebenaran.

Sebagai seorang muslim, ketika melhat tindak pencurian, sudah jelas hukumnya dalam Al-Qur’an. Jika pencurian itu mencapai batas nishab, maka hukuman baginya adalah potong tangan (Al-Madiah:38). Itu jika mencurinya murni karena mencuri. Jika mencuri digunakan untuk makana sehari-hari, maka tugas Negara seharusnya untuk mengevaluasi kembali pelayanannya kepada rakyatnya.

Keberadaan masyarakat yang bertaqwa juga akan menentukan keadilan ditengah-tengah manusia, tak cukup hanya individu yang bertaqwa saja. Karena adanya masyarakat yang bertaqwa akan memastikan kehidupan bermasyarakt berjalan sebagaimana aturan Allah. Dimana aturan Allahlah yang akan mengembalikan manusia untuk hidup dalam ketentraman karena sesuai dengan fitrahnya dan memuaskan akalnya.

Semoga taka da lagi Zoya-Zoya yang menjadi kebiadaban manusia millennium sekarang. Mari bertaqwa, dan tingkatkan ketaqwaan masyarakat kita. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version