"Silent is the biggest crime"
Ungkapan yang mengatakan diam adalah kejahatan terbesar sepertinya memang pas bila melihat kejahatan paling sadis abad ini terhadap Genosida di Myanmar.
Entah mengapa ketika saya menulis tentang Rohingya tiba-tiba saja saya dan suami membahas tentang nasib Tatar Krimea sebelum berakhirnya Perang Dunia II. Karena dalam sejarah pembuangan ini terdapat juga orang-orang Polandia yang dibuang ke Siberia.
Ketika melihat betapa tak terduga dan banyaknya demonstrasi saudara Muslim Chechnya membela Rohingya maka saya kemudian paham mengapa mereka bersuara keras seperti itu.
Mereka ingin agar kita tidak membiarkan nasib muslim Rohingya berakhir seperti apa yang menimpa muslim Tatar di masa sebelum berakhirnya Perang Dunia II. Kisah Tatar di Krimea menjadi catatan sejarah paling pahit bagi muslim yang stateless (tidak memiliki negara).
Tentu saja seperti halnya muslim Rohingya, muslim Tatar sudah mendiami tanah mereka sejak abad ke-14 yang kita kenal sebagai Kekhanan Krimea ( Crimea). Mereka telah memeluk Islam jauh sebelum adanya pengaruh Kesultanan Ottoman.
...Ungkapan yang mengatakan diam adalah kejahatan terbesar sepertinya memang pas bila melihat kejahatan paling sadis abad ini terhadap Genosida di Myanmar...
Pada abad ke-15 sampai abad ke -18 mereka di bawah kendali Kesultanan Ottoman sebelum diduduki kekaisaran Rusia.
Resminya, pada tahun 1783 Ratu Kekaisaran Rusia Catherine Agung mengambil dengan paksa tanah Krimea (aneksasi) dan dijadikan tunduk di bawah kendalinya dengan menjadikannya sebagai Provinsi Taurida sampai terjadinya Revolusi Bolshevik pada 1918.
Puncaknya pada tahun 1944 Stalin mendeportasi orang-orang muslim Tatar dari tempat lahir mereka ke Siberia dan Asia Tengah.
Tercatat 190 ribu etnik Tatar yang dibuang pada masa itu. Banyak dari mereka meninggal di perjalanan. Tak terhitung juga yang meninggal di kamp pengasingan akibat cuaca ekstrim. Dan banyak yang dibunuh tapi tidak tercatat.
Stalin benar-benar menghabisi orang-orang Muslim Tatar. Masih tak cukup, ia ingin mereka hilang dari peta peradaban Uni Soviet. Siapa yang bisa membantah fakta ini?
Di antara ribuan etnik itu banyak anak-anak, wanita dan orang tua. Mereka kaum lemah yang selalu menjadi korban dari perang dan kekuasaan.
Tentu kita bertanya atas nama apa Stalin melakukan demikian? Satu alasan yang hanya berupa dugaan yakni mereka diduga bekerja sama dengan pemerintah Nazi Jerman pada masa itu. Padahal ada banyak orang-orang Tatar dalam partai komunis yang dipimpin Stalin.
Setelah runtuhnya Uni Soviet sebagian dari mereka perlahan mencari jalan kembali ke Krimea. Sayangnya, rasa itu tak lagi sama. Mereka menjadi terasing di tanah mereka sendiri.
Berikut beberapa video kesaksian dari orang-orang Muslim Tatar yang dibuang 😢😢😢😢😢
1.https://youtu.be/TeFSWTONVDc
2.https://youtu.be/YPzdCdnjMRY
3.https://youtu.be/t0Nh55fgNlk
4.https://youtu.be/blXwcwjcAjA
Belajar dari duka sejarah ini kita berdoa dan bersuara agar tidak akan terulang penderitaan yang sama kepada Genosida Rohingya. Sudah cukup derita mereka. Tangis mereka sungguh benar-benar pedih. Apakah Anda masih tetap diam ?
Jangan biarkan nasib muslim Rohingya Stateless seperti halnya yang pernah menimpa etnik Tatar di Krimea. Mengenangnya saja melahirkan luka. Jangan takut bersuara untuk mereka! (riafariana/voa-islam.com
Credit pictures : iosminaret