View Full Version
Kamis, 21 Sep 2017

Hijrah, Dari Jahiliyah Menuju Islam Kaffah

Oleh: Wati Umi Diwanti

Jahiliyah modern! Tak salah jika gelar itu disematkan pada kondisi saat ini. Karena hampir semua yang terjadi di zaman jahilah terjadi juga saat ini, bahkan dengan kuantitas dan kualitas kejahatan yang berkali lipat.

Dulu, bayi perempuan dikubur hidup-hidup. Sekarang tak peduli perempuan atau laki-laki berserakan tanpa pengakuan. Kadang lebih dulu dibunuh dengan cara tak berprikemanusiaan. Bahkan lebih banyak lagi yang dimutilasi sebelum dilahirkan. Aborsi!

Dulu kaum Quraish menghalalkan menggauli ibu kandungnya sesaat setelah wafatnya ayah mereka. Saat ini? Incest terjadi dimana-mana. Bahkan sang ayah menggauli anak kandungnya dalam keadaan istrinya masih ada.

Dulu penipuan dalam perdagangan dan praktek riba menyemarakkan pasar-pasar mereka. Sekarang? Jenis dan bentuknya lebih kreatif dan inovatif. Dulu hanya kecurangan timbangan, sekarang kecurangan menjalar sampai pada bisnis ibadah. Seperti halnya kasus salah satu travel umroh yang terjadi baru-baru ini.

Bagaimana dengan riba? Jangan ditanya lagi! Praktek bisnis mana yang murni bebas riba? Jikapun ada, sangatlah kecil. Dan riba sekarang mendapat kemuliaan dengan sebutan bunga. Hampir di setiap pinggiran jalan ada iklan riba mentereng megah. Terkadang membuat yang sudah paham pun menjadi goyah.

Satu lagi, dulu laki-laki dewasa Quraisy hobi mabuk-mabukan. Sekarang yang doyan mabuk bukan kaum laki-laki saja, banyak wanita juga tenggelam dalam kubangan dunia narkotika. Bahkan yang mencengangkan adalah kasus yang baru saja terjadi. Matinya seorang anak SD di Kendari akibat salah satu jenis narkoba baru. Dan itu hanyalah simbol dari betapa banyaknya korban narkoba yang saat ini merajalela.

Jika diteruskan daftarnya akan lebih panjang lagi. Siapapun dengan mudah bisa ikut menambahkan kesamaan lainnya. Namun yang kita perlukan saat ini adalah "Bagaimana mengakhiri semua ini?" Agar negeri ini bisa segera keluar dari keterpurukan jahiliyah modern.

Menyelesaikan Masalah tanpa Masalah

Menilik sekilas kisah Makkah yang dulunya kelam, saat mengalami masa jahiliyah. Namun kemudian mampu berubah menjadi mencusuar peradaban mulia. Tentunya menjadi kesepakatan yang tidak ada pertentangan di dalamnya bahwa itu berkat kehadiran Islam. Berkat dakwah Rosululloh Saw yang pantang menyerah.

"Wahai Paman, Demi Allah, kalau pun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini, sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa , pastilah tidak akan aku meninggalkannya," jawab Rasulullah saat ditawarkan harta, tahta dan wanita jika beliau berkenan meninggalkan dakwah.

Semangat dakwah inilah yang harus dimiliki oleh siapapun yang ingin berkontribusi dalam perubahan. Karena jalan dakwah tak kan pernah sepi dari ujian. Baik bujuk rayu kesenangan ataupun berbagai penderitaan.

Selain itu, merupakan syarat mutlak bahwa perubahannya haruslah ke arah Islam kaafah. Kenapa bukan Islam saja, tapi Islam kaffah? Karena dengan itulah dulu Makkah bisa berubah. Karena begitulah dulu Rasulullah berdakwah.

Jika hanya perkara akidah dan akhlak pastinya dakwah tak kan dicegah. Karena secara fitrah semua manusia menyukai akhlakul karimah. Jika hanya mengajak ibadah saja pasti tak kan bermasalah. Karena mau bagaimanapun cara ibadah tak kan membuat para Quraisy gerah. Sudah biasa bagi mereka Makkah kedatangan agama baru dengan beraneka cara beribadah.

Maka satu-satunya sebab penentangan dan permusuhan adalah bahwa Islam yang dibawa Rasul bersifat kaffah (Al-Baqoroh: 208). Selain akidah, ibadah juga muamalah, semua ada. Bagaimana Islam dijadikan aturan di seluruh aspek kehidupan.

Otomatis hal ini akan mematikan arus kekayaan pembesar Quraisy yang selama ini mengalir deras dari praktek riba jahiliyah dan berbagai kecurangan. Begitu pula tak ada lagi tempat untuk mereka menikmati berbagai maksiyat. Jadilah mati-matian mereka mencoba menghentikan. Mulai dari bujuk rayu, fitnah, siksaan fisik hingga boikot.

Kesabaran dan keistiqomahan berbuah manis. Makkah boleh menolak, dakwah jalan terus. Rasul pun mengutus Mush'ab bin Umair menawarkan Islam kaffah di Madinah. Atas izin Allah Swt hanya selang satu tahun sejak baiat aqobah 1, masyarakat Madinah menerima seruan Mush'ab. Pemimpin Madinah mengakui Kerasulan Muhammad sekaligus meyerahkan kekuasaannya. Agar Rasulullah mengatur kehidupan mereka dengan Islam secara keseluruhan.

Setelah kondisi dalam negeri Madinah stabil, dakwah pun mulai menyebar ke negara-negara sekitar, termasuk Makkah. Setelah ditaklukkan secara damai pada abad k-4 Hijriyah, sejak saat itu Makkah pun mengatur kehidupan masyarakatnya dengan syariat Islam.

Tak ada lagi kezoliman, mabuk-mabukan, kecurangan, dan segala bentuk kemaksiyatan kecuali segera mendapatkan perlakuan sesuai syariat Islam. Dan terbukti Makkah berubah total. Dari ketertindasan pada keamanan. Dari kemiskinan pada kesejahteraan. Dari kehinaan pada kemuliaan. Mewujudlah sebuah peradaban gemilang.

Karenanya bagi jahiliyah modern, jika menginginkan perubahan tak ada cara lain kecuali meneladani cara Rasul kala itu. Memahamkan umat tentang buruknya sistem kehidupan yang tidak bersumber dari Allah Swt. Lalu menjelaskan bagaimana Islam mampu menjadi solusi total dan universal. Dan bahwa Islam bukan sekedar keyakinan tanpa pembuktian. Melainkan akidah yang darinya lahir aturan hidup yang menuntut untuk dilaksanakan.

Dan sejatinya inilah hijrah yang sesungguhnya, yang harus kita perjuangkankan bersama. Insya Alloh akan menghantarkan bangsa ini pada peradaban mulia nan gemilang, yang mampu menebarkan rahmat Allah Swt ke seluruh penjuru dunia.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.” [Al-Anbiyâ’/21:107]

Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version