Oleh: Fathimah Salsabila Thahir
(Santri Ponpes Darul Bayan Citeureup, Kab. Sumedang)
Sejak usia dini, anak-anak diarahkan untuk mengenal berbagai profesi sebagai petunjuk cita-cita mereka. Cuma, ya gitu, kadang-kadang akhirnya justru cita-cita ‘klasik’ yang lagi dan lagi terbentuk dalam pemikiran mereka (contoh: dokter, artis, tentara, polisi, guru, dan sejenisnya), kemudian sampai mereka usia remaja pun ketidakjelasan cita-cita (baca: antara potensi/kemampuan dan cita-cita yang ingin diraih tidak nyambung) akhirnya terjadi.
Apalagi remaja yang jadi korban ‘idealisme’ ortu: si anak pengen A, ortu pengen B dan menjalani pendidikan akhirnya terpaksa, cita-cita pun nggak jelas pengen jadi apa. Dan hal ini diperparah dengan orientasi yang gaje (nggak jelas) yang selalu dikondisikan kepada remaja.
Seakan-akan remaja itu tidak boleh mikir yang berat-berat, terlarang untuk ngomongin yang serius dan malah diarahkan kalo kudu mikir yang having fun, gaul bebas, pacaran dan sejenisnya. Nah yang seperti itu justru tidak membina remaja untuk berpikir dewasa, bahkan mudah terpengaruh hal yang buruk, tidak punya prinsip hidup dan mikir yang enteng-enteng saja. Bahaya kan?!?
Seharusnya cita-cita yang kita kejar bukan semata untuk kekayaan dan popularitas tapi justru lebih terjaga dalam aktivitas yang positif dan tidak melanggar syara’. Sobat remaja, jangan sia-siakan masa remaja dengan hal-hal yang melalaikan dan malah menjauhkan diri kita dari Islam. Rancang masa depanmu mulai sekarang. Tapi, jangan lupa untuk tetap dalam koridor Islam, baik itu cita-citamu begitu juga jalan menuju cita-citamu itu. Karena tujuan hidup sebenarnya dari seorang muslim adalah meraih ridha Allah demi meraih surga-Nya.
Jadikan cita-cita kita agar berguna bagi umat, yang nantinya insya Allah akan menjadi jalan kebaikan bagi kita semua. Kita menginginkan umat Islam kembali bangkit dengan para pemudanya yang sungguh-sungguh menuntut ilmu demi tercapainya cita-cita mereka agar berguna bagi kebangkitan Islam dan umatnya. Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’d [13]: 11)
Lebih keren lagi kalau kita memiliki idealisme. Tidak sekadar punya cita-cita. Kita harus memiliki dan bahkan mempertahankan idealisme yang kita punya. Tidak boleh luntur dan pudar. Ibarat batu karang di laut. Sekeras apapun terjangan gelombang, batu karang tetap tegar menantang. Tak gentar menghadapi berbagai godaan. Memang benar, kalau kita mencoba inisiatif bikin pengajian, bersikap kritis terhadap kondisi lingkungan kita, selalu saja jadi sasaran empuk cemoohan. Baru aktif di mesjid saja sudah banyak mulut-mulut usil. Baru sehari pakai kerudung—apalagi kalo sampe pakai jilbab—ke sekolah, udah banyak yang ngerecokin. Dibilangan “sok alim lah”, disebut “bau surga lah”. Prinsipnya, banyak halangan menuju idealis.
Tapi tidak usah bingung apalagi stress. Kondisi seperti ini tidak akan lama. Mereka pasti bosan sendiri. Kuat-kuatan saja. Karena sudah seharusnya kita bangga punya idealisme Islam. Sebab kita berjuang untuk Islam. Dan inilah idealisme yang memang sulit dikalahkan. Firman Allah Swt.:“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushilat [41]: 30)
Meskipun demikian, idealisme tidak muncul secara otomatis dalam diri kita. Namun butuh proses. Butuh upaya untuk membentuknya. itu sebabnya, diperlukan kekritisan dalam bersikap, mampu menangkap realitas kehidupan yang ada, menyikapinya dan memberikan solusi. Ghirah (semangat) Islam kita pun perlu ditumbuhkan. Selain itu, akrab dengan pemikiran-pemikiran Islam melalui berbagai kajian, dan mampu menerjemahkannya untuk menyelesaikan berbagai problem kehidupan. jadi, idealisme itu bukan impian, tapi sebuah kenyataan yang bisa diwujudkan. Artinya, kamu bakalan lebih keren lagi kalo tak sekadar punya cita-cita tetapi wajib punya idealisme Islam yang kuat sehingga cita-cita yang terwujud lebih mulia.
Oleh karena itu, Marilah kita bikin rancang kehidupan kita mulai sekarang juga. Tentukan segera cita-cita dan idealisme serta pastikan bahwa ridha dan surga Allah adalah tujuan hidup kita. Semangat! Allahu Akbar! [syahid/voa-islam.com]