View Full Version
Sabtu, 07 Oct 2017

Hijrah Yuuk...!

Oleh: Ummu Yasser (Penulis Buletin Remaja Belia)

Hai sobat muslim, pernah denger kata hijrah gak? Pasti pernah donk yaa... Apalagi kata hijrah belakangan ini lagi tren kan di tengah kita,... Pernah kan kalian denger obrolan, “eh tau gak, si fulan sekarang udah hijrah lho..” atau mungkin kalian juga pernah nguping rumpian, “si fulanah sekarang pakaiannya rapi lho, pake khimar dan jilbab syar’iy gituu...”

Memang kata hijrah seringkali dipake untuk seseorang yang awalnya dulu pernah (bahkan mungkin biasa) ngelakuin maksiat, lalu dapet hidayah, sadar, tobat, en kembali ke jalan Islam. Contohnya udah banyak kok sob.. mulai dari Laudya Cyntia Bella, Dewi Sandra, Teuku Wisnu, Primus, atau bahkan Yukie—vokalis grup alternatif rock--Pas Band, dan banyak lagi yang lain.

Dan sob, Hijrah itu bukan hanya monopoli artis or orang terkenal lho! Di kota kita tercintah ini juga udah banyak komunitas anak muda yang menginspirasi kita buat hijrah. Dan Belia ini adalah salah satunya (ciee...). Komunitas-komunitas hijrah ini sob, punya tujuan mulia: memperbaiki kualitas keimanan sobat Belia muslim agar makin cinta sama Allah dan Rasulnya, memperbaiki tingkah laku nya agar semakin taat pada Allah, dan bangga sama keIslamannya.

Idola-idola baru sobat pun mulai bergeser, dari mengidolakan artis Korea papan atas jadi mengidolakan para hafizh muda semodel Muzammil, Hanan at Taqy, dll. Semoga bukan sekadar mengidolakan mereka ya Sob, tapi juga ikut jadi semangat menghapal al Qur’an dan menambah semangat hijrah Sobat Belia ya...

Nah, dengan melihat fenomena yang ada, gak ada salahnya kan Sob, kalo kita tau en paham makna hijrah secara bahasa, sejarah hijrah, juga makna syar’iy hijrah. Jangan sampe kita sering menggunakan istilah itu, tapi gak paham makna mendalamnya. So, cekidot Sob...

 

Hijrah Secara Bahasa

Secara bahasa, Hijrah berarti berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu keadaan ke keadaan lain (Lisan al Arab, V/250; Al Qamus al Muhith I/637). Sedangkan menurut Rawas Qal’ah Ji dalam Mu’jam Lughah al Fuqaha, secara tradisi hijrah bermakna keluar atau berpindah dari satu negeri ke negeri yang lain untuk menetap di situ. Menurut al Jurjani dalam kitab At-Ta’rifat, hijrah adalah meninggalkan negeri yang berada di tengah kaum kafir dan berpindah ke Dar al Islam.

Baginda Nabi Saw pernah bersabda, “Muslim itu adalah yang menjadikan muslim yang lain selamat dari lisan dan tangannya. Orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa saja yang telah Allah larang (HR al Bukhari, Abu Dawud, An Nasa’i, Ahmad, dll)

Bisa kan sobat menyimpulkan makna Hijrah secara bahasa?  Trus, penasaran gak nih.. gimana sebenernya Sejarah Peristiwa Hijrah? Kenapa akhirnya dikenal penanggalan Islam sebagai penanggalan tahun Hijriyah?

 

Sejarah Hijrah Rasulullah SAW

Sobat, dalam sejarah perjuangan Islam, hijrahnya Baginda Nabi SAW—idola  kita kaum muslim—dari Mekkah ke Madinah adalah peristiwa penting lho. Kenapa demikian? Karena dengan hijrahnya Rasulullah, masyarakat Islam terbentuk untuk pertama kalinya. Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, Islam bukan aja jadi agama ritual masyarakat, tapi juga jadi aturan hidup yang mewujudkan barakah dan ridha Allah SWT.

Peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah menjadi acuan penanggalan Tahun dalam Islam, berdasarkan kesepakatan para Shahabat. Umar bin Khatab r.a. menerima usulan Ali bin Abi Thalib r.a, untuk memulai penanggalan Islam dari tahun hijrahnya Nabi SAW ke kota Madinah. “Peristiwa Hijrah menjadi pemisah antara yang haq dan yang batil. Jadikanlah ia sebagai patokan penanggalan.” Kata Umar bin Khattab r.a. mengutarakan alasan.  

Lalu Sob, setelah para shahabat menyepakati awal tahun penanggalan Islam, perbincangan berlanjut kepada penentuan awal bulan tahun qamariyah. Berdasarkan usul dari Shahabat Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan, maka disepakatilah bulan Muharram sebagai awal bulan penanggalan Islam. “Sebaiknya dimulai (pada) bulan Muharam. Karena pada bulan itu orang-orang usai melakukan ibadah haji.”

Kata Umar bin Khattab r.a. Alasan lain dipilihnya bulan muharram sebagai awal bulan diutarakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah, “Karena tekad untuk melakukan hijrah terjadi pada bulan Muharram. Dimana bai’at terjadi di pertengahan bulan Dzulhijjah (bulan sebelum Muharram). Dari peristiwa bai’at itulah awal mula hijrah. Bisa dikatakan hilal pertama setelah peristiwa bai’at adalah hilal bulan Muharram, serta tekad untuk berhijrah juga terjadi pada hilal bulan Muharram. Karena inilah Muharram layak dijadikan awal bulan. Ini alasan paling kuat mengapa dipilih bulan Muharram (Fathul Bari, 7/335)

 

Hijrah secara Syar’iy

Setelah kita paham dengan makna bahasa dan sejarah hijrah, Sob.. yang gak kalah pentingnya adalah memahami makna hijrah secara syar’iy menurut para fukaha. Secara Syar’iy, pengertian hijrah itu adalah keluar dari darul kufur menuju darul Islam (An Nabhani, Asy Syakhshiyyah Al Islamiyyah, II/276). Suatu wilayah bisa disebut darul Islam jika wilayah (negara) itu menerapkan Syari’ah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan.

Selain itu, dia juga gak boleh menggantungkan keamanan wilayahnya kepada kaum kafir, alias keamanannya mandiri di tangan kaum muslim saja. Sebaliknya, kalo wilayah suatu negeri tidak menerapkan Islam, dan keamanannya tidak berada di tangan muslim, maka dia termasuk darul kufur. Walopun mayoritas penduduknya beragama Islam. Kok bisa tau? Bisa, laah... ini diambil dari peristiwa hijrahnya Nabi SAW yang berangkat dari Mekkah yang masih pake aturan selain Islam, lalu hijrah ke Madinah, dan menerapkan Islam secara menyeluruh disana.

Jadi, Sobat udah tambah paham kan... bahwa hijrah itu dimaknai sebagai titik perubahan dan peralihan dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari kejahiliyahan menuju Islam, dari masyarakat yang gak diatur Islam menuju masyarakat yang ikhlas, ridha dan rela menerapkan Islam.

 

Hijrah: Kenapa Enggak?

Nah, sekarang mari Sobat lihat kondisi diri dan sekeliling kita. Kira-kira apakah diri, teman dan masyarakat kita ini kondisinya sebanding sama kondisi pra-hijrah yang jahiliyyah atau sudah ideal ala masyarakat Madinah? Gimana cara ngenalin ciri-cirinya?

Gampang aja Sob.. coba aja jawab pertanyaan ini: apakah kita kaum muslim masih adem ayem diatur dengan aturan yang dibikin sama manusia dan abai sama aturan Allah? Kalo jawabannya iya, berarti kita masih dalam kondisi belum hijrah nih...dan jadi Pe-Er deh buat kita semua...

Untuk menjawab pertanyaan di atas, yuk kita teropong dulu ya Sob, gimana sih kondisi pada masa jahiliyah... Di masa jahiliyah, kebobrokan moral luar biasa banyak terjadi. Yang mabuk-mabukkan banyak, pelacuran dilakukan, kejahatan gak di rumah gak di jalan, pembunuhan terhadap bayi perempuan pun bukan hal yang aneh.

Bayangkan aja, menurut adat mereka, anak-anak perempuan yang baru lahir itu harus dibunuh dengan cara dikubur hidup-hidup. Wow, ternyata  mirip dengan kondisi sekarang, Sob... Saat ini produksi minuman keras masih terus berlangsung, bahkan bisa dibeli dengan mudah. Pelacuran terjadi, baik yang di jalanan, di lokalisasi maupun melalui media online. Kejahatan terjadi dalam hitungan jam.

Jika dulu bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup, saat ini baik bayi perempuan ataupun laki-laki dibunuh—bahkan sebelum mereka dilahirkan (aborsi)—akibat  kemiskinan dan hasil pergaulan bebas. Dan jangan kaget ya Sob, kasus aborsi ini mencapai jutaan kasus lho tiap tahunnya.

So, pas banget kan kalo kita sebut kondisi kehidupan saat ini disebut jahiliyah modern. Kayak yang maju secara ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi bobrok pake banget di bidang kehidupan yang lainnya. Melihat kondisi kayak dini, kamu masih belum mau move-on buat hijrah? Kata raja dangdut masa lalu, Rhoma Irama mah, “t-e-r-l-a-l-u” hehe..

 

Hijrah Yuuk..

Kondisi masyarakat kita itu Sob, ibarat masyarakat yang sakit parah. Islam cuma ada saat sholat, puasa, naik haji, kelahiran, pernikahan dan kematian. Di saat yang lain? Islam mati gaya. Sedih banget gak tuh..

Jadi gimana nih Sobat Belia, kalian mau jadi generasi Islam yang mati gaya atau mau jadi generasi keren Islam yang biarin keren tapi taat sama Allah dan Rasul-Nya? Atau...masih belum punya alasan buat hijrah? Atau hm... Sobat Belia masih merasa terlalu muda untuk hijrah? Nanti nunggu lulus SMP? Lulus SMA? Lulus kuliah? Nunggu udah nikah? Nunggu udah kerja?

Yuk Sobat Belia, kita sama-sama renungi firman Allah surat Ali Imran 185, “Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati”. Nah, kita, sebagai makhluk yang bernyawa pasti bakal merasakan mati. Daan, mati itu gak harus tua dulu dan gak harus sakit parah dulu, gak harus udah kerja, nikah, lulus kuliah atau lulus sekolah.

Buktinya, banyak tuh anak-anak yang baru lahir, tapi sudah kembali ke rahmatullah. Ada juga yang sedang asyik berolahraga, tiba-tiba jatuh dan wafat. Atau bahkan ada juga yang sedang maksiat terus dijemput sama malaikat Izrail. Intinya Sob, ajal itu gak nunggu kita siap. So, kitalah yang musti siap kapan pun menghadap Allah SWT.

Well, banyak juga sobat belia bilang, kalo dia bakalan hijrah kalo udah dapat hidayah. Sob... Hidayah itu gak dateng tiba-tiba loh... Hidayah itu harus dicari, dan perubahan menuju kebaikan itu selayaknya kita usahain. Kamu pasti tau kan Sob, ustadz Evie Effendi yang lagi nge-hits dengan gapleh (gaul tapi sholeh) nya ituu. Iya, dia. Tau gak Sob, dia milih hijrah dari masa lalu nya yang suram gegara inget mati. Kata beliau, “Setiap orang suci punya masa lalu, orang berdosa seperti kita jangan pesimistis, pasti punya masa depan. Bertobatlah sebelum ajal tiba. Karena ajal itu tidak pernah menunggu tobat kita.” Tuh kaan.... gimana gak merembes...

Apalagi kalo kita ingat firman Allah di Qur’an surat Ar Ra’du ayat 13 “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Artinya Sob, di tangan Sobat Belia lah keputusan hijrah itu dibuat, you’re the decision maker!

So, yuk kita berhijrah! Hijrahnya karena Allah ya Sob.. jangan karena ikut-ikutan atawa sekedar biar kekinian doang. Setelah meluruskan niat hijrah karena Allah, boleh lah ikutan kajian keilmuan sobat Belia yang asyik bangeud (sekalian promosi, hehe..). Di sana sobat Belia bisa menimba ilmu Islam yang bakalan jadi bekal utama untuk berhijrah seperti contoh rasul, gak salah kaprah, dan tentunya meluaskan ukhuwah...

So, tunggu apa lagi Sob? Yuk kita jadikan momen tahun baru Hijriyah ini sebagai titik awal menjalani kehidupan ini dalam ketaatan. Semangat tuk jadikan diri keluar dari kubangan maksiat menuju taat, dan bersiap mengajak teman dan kerabat agar mau tobat sambil tak lupa berdakwah juga berdoa kepada Allah SWT agar suatu saat kelak bakalan ada peristiwa hijrahnya kaum muslilm menuju masyarakat Islam seperti hijrahnya Rasulullah SAW dan para shahabatnya ke Madinah.

Di model masyarakat kayak gini, taat itu gak akan berat, Sob... karena anggota masyarakat nya mayoritas beriman en bertakwa alias sholih, aktivitas nasehat-menasehati dalam kebenaran gak akan dianggap sok tau atau sotoy, dan yang terpenting ada penerapan hukum Allah bagi mereka yang masih ngeyel keukeuh pengen pake aturan manusia. 

Masyarakat seperti itulah yang dicontohkan Rasulullaah SAW dengan penerapan Islam secara paripurna, dan akan dilimpahkan barakah dari langit dan bumi. So, what are you waiting for? Yuk ah, semangat berhijrah! [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version