View Full Version
Selasa, 17 Oct 2017

SMAN 3 Cimahi Budayakan Tilawah Al-Quran Sebelum KBM

CIMAHI (voa-islam.com) – Salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi membudayakan tilawah Al-Qur’an sebelum memulai proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Menariknya, kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh para siswa, para guru dan seluruh staf juga melakukannya.

Kepala sekolah SMA Negeri 3 Cimahi, Nelly Krisdayana mengatakan sebelum memulai aktivitas belajar-mengajar para guru dan siswa diharuskan membaca Al-Qur’an terlebih dahulu, meski hanya lima ayat.

“Untuk pembentukan karakter kita budayakan ngaji dulu pada saat masuk sekolah, entah itu lima ayat maupun lebih, dan itu seluruh kelas,” kata Nelly saat ditemui di SMAN 3 Cimahi, Jalan Pesantren, Kota Cimahi, Jawa Barat, Jumat belum lama ini.

Untuk memastikan para siswa membaca Al-Qur’an, para guru yang mengajar di jam pertama mendampingi siswanya. Bagi guru yang terlihat tidak berada di ruang kelas mengawasi para siswa, maka akan difoto dan dikirim ke grup WhatsApp guru-guru SMAN 3 Cimahi.

“Mereka didampingi guru masing-masing yang mengajar saat itu, kalau ada guru yang tidak terlihat di kelas akan difoto lalu dikirim di grup,” ungkapnya.

Kendati demikian, tidak ada sanksi khusus bagi guru yang dikenakan bagi guru yang absen. Melainkan sanksi sosial ketika foto tersebut menyebar di grup WhatsApp. “Tidak ada hukuman bagi guru yang tidak mendampingi, hanya kan malu kalau terlihat tidak ada lalu dikirim di grup,” tambahnya.

Sementara itu bagi warga sekolah non-Muslim diarahkan untuk mempelajari kitab suci masing-masing. “Yang non-Muslim kita kumpulkan di perpustakaan, mereka juga mempelajari alkitab masing-masing,” ujar Nelly.

Dalam satu kelas disiapkan 10 hingga 15 kita suci Al-Qur’an untuk memfasilitasi anak-anak yang tidak membawa Al-Qur’an sendiri. Selain itu, memberikan kesempatan kepada para siswa untuk kembali membaca Al-Qur’an pada jam-jam istirahat.

Dengan kegiatan tilawah Al-Qur’an, pihak sekolah berharap tidak hanya meluluskan para siswa yang cerdas. Namun juga berakhlak baik.

“Jadi kita berharap SMA 3 tidak hanya meluluskan anak-anak yang cerdas, tapi juga berakhlak mulia,” harapnya.

Alya Nurazkia (17), siswi kelas 11 mengaku sangat senang dengan adanya program ini.

“Senang sekali, karena selain bisa belajar Al-Qur’an lagi, bisa menenangkan hati juga,” ujarnya.

“Pinginnya sih tiap hari, hanya karena Senin kepotong sama upacara jadi Selasa sampai Jum’at aja,” imbuh Alya.

SMAN 3 tidak hanya membudayakan membaca Al-Qur’an, melainkan juga Shalat Dhuha. Sekitar pukul 10 usai jam pelajaran pertama para siswa diberi kesempatan untuk melaksanakan shalat.

“Setelah itu baru kegiatan belajar mengajar, setelah jam sepuluhan antara pelajaran pertama dan kedua kita beri toleransi pada anak-anak yang ingin Shalat Dhuha,” jelas Nelly.

“Walaupun tidak semua tapi hampir rata-rata anak-anak itu terbiasa Shalat Dhuha,” imbuhnya.

Ketika tiba waktu Dhuhur, seluruh proses belajar-mengajar dihentikan untuk melakukan Shalat Dhuhur berjamaah. Sholat Dhuhur harus dilakukan secara bergantian mengingat masjid yang ada tidak mampu menampung seluruh siswa yang jumlahnya seribu lebih.

“Masjidnya belum memadai,” kata Nelly.

Kepala sekolah berharap ada bantuan dari Pemerintah untuk pembangunan masjid yang layak.

“Masih menunggu sumbangan. Kita mau buat dua tingkat, jadi bisa shalat berjamaah, guru siswa, tata usaha, kebersihan,” tuturnya. [saifal/syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version