View Full Version
Kamis, 02 Nov 2017

Kids Zaman Now Vs Generasi Muda Islam

Oleh : Nur Aulia Risqi, S. E

Remaja masa kini menorehkan tinta hitam yang menambah buram potret generasi muda, mereka tak hanya menjadi generasi pembebek dan pengekor tapi juga babak belur dihantam virus hedonis. Remaja yang sedianya menjadi harapan dan dambaan umat untuk menuju kebangkitan islam justru banyak disibukkan dengan pacaran, jelajah mall, clubbing, nongkrong, galau bahkan sibuk memenuhi ruangan konser bertemu dengan ahjusi dan oppa-oppa.

 

Kids Jaman Now

Baru-baru ini muncul istilah baru dalam kamus gaul masa kini, Kids Jaman Now. Kata-kata yang tentunya tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Maksud kalimat tersebut ialah anak-anak zaman sekarang atau anak-anak masa kini. Sebenarnya bagaimana sih ciri-ciri kids jaman now menurut para netizen?

Nah inilah beberapa ciri-ciri kids jaman now :

  • Suka nongkrong/ngumpul sampai lupa waktu. Hahahihi ngobrolin anak gaul masa kini
  • Didepan ramah, dibelakang ghibah
  • Bikin squad terus saling khianat satu sama lain
  • Dikit-dikit snapgram, dikit-dikit boomerang. Hidup hampa kalau gapunya paketan dan nggak connect wifi. Curhatnya di 2nd account, ngestalk pakai fake account.
  • Pamer foto lagi nangis diputusin pacar, pamer foto lagi dugem, malah-malah pamer foto lagi ciuman.
  • Ikut challenge hits di social media. Mulai dari baby shark, turun naik, skip challenge sampai Mouthguard Challenge
  • Suka foto makanan dan selfie setiap mau makan. Padahal mah entah sudah berdoa apa belum
  • Selalu nge-bantah diomelin orangtua, giliran diomelin pacar nurutnya nggak ketulungan
  • Somepeople menyebutnya generasi micin

Nah sobat muda sudah mengalami gejala-gejala diatas kah? Kalau iya kuy buruan istigfar. Astagfirullahaladzim…

 

Generasi Muda Islam

Nah sekarang mari melihat kembali catatan-catatan sejarah, dimana Islam selalu mampu melahirkan generaSi-generasi hebat dambaan umat, yang walau diusia belia telah mampu menoreh tinta emas dalam sejarah, mengharumkan nama Islam dan membuat Islam memenangkan peradaban. Merekalah yang dengan ribuan pemuda lainnya  memperjuangkan dan mendakwahkan Islam dengan dorongan iman, menghabiskan waktunya siang dan malam untuk kepentingan islam hingga kini kita tetap mampu mereguk manisnya iman.

Mari tengok kembali kisah Usamah bin Zaid yang diangkat oleh Rasulullah menjadi komandan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Syam padahal baru berusia 18 tahun. Atau kisah Imam Syafi’i yang telah hafal Al-Qur’an diusia 9 tahun serta Ibnu Sina yang telah hafal Al-Quran diusia 5 tahun bahkan kemudian mampu menjadi bapak kedokteran dunia.

Tentu kita belum lupa kisah heroik Muhammad Al Fatih Sang Penakluk Konstatinopel dan mampu menjadi Sultan diusia muda. Juga kisah Zaid bin Tsabit yang dengan gagah berani mendaftar jihad diusianya yang baru 13 tahun, dan kemudian diperintahkan untuk menghimpun wahyu diusia 21 tahun. Itulah generasi-generasi Muda militant Islam yang gaungnya masih terdengar bahkan setelah ratusan tahun.

Coba sejenak kita renungkan sobat muda, apa bedanya kita yang ngakunya kids jaman now dengan generasi muda Islam hingga membuat ketimpangan yang sungguh nyata antara kepribadian kita dan kepribadian mereka para pejuang Islam. Bukankah kita juga telah dipuji pemilik kehidupan sebagai umat terbaik.

“Kalian semua adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah”. (TQS. Ali Imran 110).

Kalau ngomong soal muslim, bukankah kita juga muslim. Mungkin bedanya kadar keimanan kita sobat, maka yuk perdalam ilmu Islam. Ngaji biar ngerti, biar bias mawas diri. Sudah nggak zaman muda hura-hura sudah waktunya yang muda semangat cari pahala. Kita buktikan Kids Jaman Now bias jadi pejuang Islam, bisa mengembalikan kejayaan Islam. Biidznillah. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version