Oleh: Endang Noviyani
Peringatan hari Sumpah Pemuda yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober lalu, merupakan momentum yang tepat bagi para pemuda Indonesia untuk berefleksi diri, terhadap jati diri dan perannya terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa.
Tapi sungguh sangat miris dan disayangkan kalau kita melihat kondisi pemuda saat ini, peringatan Sumpah Pemuda yang seharusnya dijadikan sebagai momentum untuk mempersiapkan diri menjadi agen perubahan untuk masa depan bangsanya ke arah yang lebih baik tapi malah harus ternodai martabatnya dengan berbagai kejadian buruk seperti kriminalitas yang menimpa dan dilakukan oleh mereka.
Contoh kasus terbaru adalah dengan kasus video mesum yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas Indonesia, kasus tersebut telah menjadi viral baik di media sosial maupun di televisi. Bahkan berita kasus tersebut beredar tepatnya 2 hari sebelum peringatan sumpah pemuda yaitu pada 26 Oktober 2017 lalu.Kasus tersebut hanya salah satu dari sekian banyak fakta yang ada.
Kasus tersebut dan kasus-kasus tindakan kriminalitas lain seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, gang motor, pergaulan bebas, aborsi, dan kasus-kasus buruk lainnya telah mencoreng nama baik pemuda saat ini. Seharusnya pemuda itu menjadi agen bagi pembangunan, kemajuan dan perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik dan lebih bermartabat, bukan malah menjadi agen perusak bangsa dan agama dengan perilakunya yang buruk dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral dan agama.
Walaupun memang tidak semua pemuda zaman sekarang seperti itu. Namun berbagai kasus yang terjadi, haruslah bisa menjadi cambuk untuk para pemuda agar lebih bertekad dan menjadikan dirinya sebagai agen perubahan di masa depan. Karena maju atau tidaknya suatu bangsa ada di tangan para pemuda.
Banyak faktor yg menjadikan para pemuda kehilangan moral dan jati dirinya salah satunya karena budaya hedonisme dan liberalisme yang telah mengakar di kalangan pemuda zaman now, sehingga kehidupan pemuda zaman sekarang sangat bebas, tidak mau diatur, semau mereka, asal happy. Akidah merekapun tergadaikan hanya demi kesenangan sesaat . Generasi muda yang rusak saat ini hanya akan menghasilkan figur-figur pemimpin yang rusak di masa yang akan datang.
Padahal yang diharapkan bangsa ini terhadap pemuda sudahlah jelas dan tidak diragukan lagi bahwa para pemuda haruslah menjadi generasi penerus yang membawa tongkat estafet kepemimpinan dan menjadi harapan bangsa untuk meraih kejayaan bangsa dan negara di masa yang akan datang.
Agama kita islam yang mulia ini mempunyai perhatian yang sangat besar mengenai pertumbuhan dan perkembangan para pemuda, karena merekalah yang akan menjadi tokoh di masa yang akan datang yang akan menggantikan dan mewarisi tugas - tugas mulia kepada ummat.
Sebagai contoh Az Zubair bin Awwam, ia dikenal sebagai tentara yang pemberani, di zamannya saat usia 15 tahun. Thalhah bin Ubaidillah, yang mendapat julukan dari Rasulullah "si Dermawan" di usianya yang masih sangat muda. Sa’ad bin Abi Waqash, seorang ksatria berkuda Muslimin paling berani di usia 17 tahun. Zaid bin Tsabit, mendaftar jihad fii sabilillah sejak usia 13 tahun. Juga Usamah bin Zaid, namanya terkenal harum sejak usia 12 tahun, mukmin tangguh dan muslim yang kuat.
Itulah pemuda didalam islam yang telah berhasil mempersembahkan karya yang luar biasa untuk agamanya.
Wahai pemuda jadilah engkau orang yang taat di tengah-tengah kemaksiatan yang begitu nyata. Bangkitlah wahai pemuda sebagai garda terdepan bagi islam, penjaga agama, dan pelindung ummat. [syahid/voa-islam.com]