Oleh: Selia
Isu apa yang viral pagi ini? Yup, pasti semuanya setuju, tiang listrik. Cuma bisa senyum-senyum sendiri saat membuka fb pagi ini, wall penuh dengan ungkapan-ungkapan lucu terkait tiang listrik yang ditrabrak oleh 'si papah'.
Ini mungkin yang disebut cyber army. Bekerja lebih cepat dari media mana pun. Pihak penyusun skenario belum selesai membuat naskah, cyber army sudah memprediksi berbagai kemungkinan ending skenario yang sedang disusun. Mulai dari amnesia hingga berobat ke luar negeri. Betul-betul pasukan cerdas.
Ini memang masanya agent of change. Kitalah yang menjadi penentu mau dibawa kemana negeri yang sudah sakaratul maut ini. Bagaimana gak dikatakan sakaratul maut, pemimpinnya saja hobi hutang dan jual, jual, jual. Sementara pengontrol pemimpinnya, sibuk tilep sana tilep sini. Kalau bukan kita yang menentukan, lalu siapa lagi?
Masalahnya, perubahan seperti apa yang kita harapkan? Apakah perubahan asal berubah pemimpinnya? Apakah perubahan untuk kembali seperti rezim terdahulu? Ataukah perubahan menyeluruh, yang benar-benar berubah dan kita bangkit menjadi sesuatu yang benar-benar baru?
Jika hanya pemimpinnya yang berubah, mari kita lihat pengalaman perubahan pemimpin selama ini. Sejak merdeka, sudah berkali-kali pemimpin berubah. Berharap perubahan dari setiap perubahan pemimpin faktanya nol besar. Semakin lama kita dari kemerdekaan, nyatanya kita tak semakin baik. Berharap kembali hanya pada perubahan pemimpin merupakan satu kesia-siaan, membuang waktu, laksana pungguk merindukan bulan.
...Pihak penyusun skenario belum selesai membuat naskah, cyber army sudah memprediksi berbagai kemungkinan ending skenario yang sedang disusun. Mulai dari amnesia hingga berobat ke luar negeri. Betul-betul pasukan cerdas...
Sebagian ada yang merindukan kembali kepemimpinan masa Suharto. Tanpa mengurangi rasa hormat atas pengabdiannya memimpin negeri, jika kita lebih rajin mau membuka sejarah maka akan kita temukan masalah demi masalah. Masalah yang muncul hari ini pun, sebagian berawal dari masa kepemimpinan beliau. Maka berharap kembali seperti masa Suharto sama halnya mengulang kesalahan yang sama.
Alternatif perubahan yang terakhir adalah perubahan sistem secara keseluruhan. Perubahan yang merubah hal-hal mendasar yang mengakibatkan negeri ini mengalami keterpurukan hingga sedalam-dalamnya. Perubahan dari sistem kapitalis/sistem yang memuja harta, kepada sistem Islam yang menyerahkan kedaulatan hanya kepada Sang Penguasa Alam.
Dalam sistem Islam, kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk lemah makhluk yang terbatas apabila diserahkan untuk membuat aturan. Aturan yang dibuat manusia, hanya akan menguntungkan pihak yang membuatnya. Sementara jika aturan itu berasal dari Allah, maka aturan itu akan menguntungkan semua pihak yang diciptakanNya, baik dari kalangan manusia (muslim/non muslim) maupun alam semesta.
Di titik ini, kitalah yang menentukan, perubahan mana yang kita harapkan. Karena di zaman now, kita adalah cyber army itu sendiri. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google