Oleh: Ana Nazahah
Setiap manusia pasti memiliki prioritas masing-masing dalam berbuat, baik itu berkenaan dengan pendidikan, pekerjaan, keluarga, dakwah dll. Dan dalam setiap prioritas ia selalu memiliki tenggang masa. Ibarat siang dan malam yang masing-masing memiliki durasi, maka hidup pun demikian. Bedanya jika malam berganti pagi dan pagi berganti malam, fase dalam kehidupan kita tidak ada yang bisa diulang.
Masa terus berganti, detik, jam hari, bulan, tahun ke tahun tak pernah kembali. Usia muda ke tua terus berlanjut tak pernah kembali meski satu detik diundur. Karena satu detik saja yang berlalu telah menjadi deadline, garis mati. Tak pernah ada yang tua menjadi muda kembali atau sebaliknya. Hidup terus berjalan seiring bumi menua bertemu zaman demi zaman.
Jadi salah besar bagi manusia yang menfokuskan diri pada hal yang sia-sia. Ia bergumul di antara taburan perhiasan dunia yang kadang menipu. Hal ini akibat diadopsinya pemikiran kapitalis berpaham sekuleris asal untung, asal senang, dan demi kepuasan raga. Sungguh Melenakan.
Allah swt jelas menitahkan bagi umat manusia, agar jangan terlena pada perhiasan dunia, diantaranya wanita dan anak-anak.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita dan anak-anak.” (Ali ‘Imran: 14).
Demikian juga Allah swt telah menugaskan kita hambanya supaya menjadikan ibadah sebagai prioritas utama hidup di dunia.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Karena itul wahai sahabat voa-islam, jadikan hidupmu penuh makna. Hiasi ia dengan kebaikan dan bingkai ketaatan. Rawat ia dalam keistiqomahan, di sisa-sisa detik deadline, garis mati menuju abadi. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google