Nasihat Ustadz Farid Okbah: Tolong Jagalah Lisanmu!

Salah serang santri Ustadz  Farid Ahmad Okbah. MA  hafidzahullah menuturkan bahwa beliau sering menasihati para santrinya untuk hati-hati, tidak terburu-buru, dan jangan mudah memvonis, karena itu semua bukan akhlak Salaf.

Bukan hanya sekali kami mendengar beliau menyampaikan;

تكلّم أُعْلمْك من أنت

"Berbicaralah, akan kuberitahu siapa dirimu!"

Ungkapan di atas menggambarkan bahwa jati diri seseorang tampak dari ucapannya. 

Sudah sejak awal Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,

لا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

"Tak akan lurus iman seorang hamba hingga lurus qalbunya. Tidak akan lurus qalbunya hingga lurus lisannya!" (HR. Ahmad, no. 13071. Dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no. 2841)

Maka dari itu seseorang memang harus berhati-hati dalam berucap. Karena sangat mungkin itu adalah cerminan baik atau buruknya hati. Nas-alullah Al-'Aafiyah

Pengakuan santri yang bernama Muizz Abu Turob ini, dirinya tidak pernah sekalipun mendengar Ustadz Faridz mengucapkan kata-kata yang buruk. Paling maksimal beliau mengatakan "Bahlul", itu pun sangat jarang, hanya untuk mengomentari oknum penyesat umat.

Beliau sangat jauh dari sifat suka mencela. Sebaliknya beliau adalah seseorang yang ringan memuji orang lain. Apalagi orang-orang yang beliau didik, baik muridnya ataupun jamaahnya.

Bukan hanya mengajar, namun mendidik.

Jika Anda bertemu dengan Ustadz yang konsent menghadang pergerakan Syi’ah di Indonesia ini, cobalah lihat kantong bajunya, hampir-hampir Anda pasti melihat mushaf kecil.

Pantaskah sosok yang kemana-mana membawa Al-Quran, lalu lisannya tidak lurus?

Itulah potret seorang Ulama, bukan hanya dinilai dari orasi dan ceramahnya, namun juga bagaimana akhlaknya!

Ustadz Farid Ahmad Okbah, MA. bukan hanya milik Islamic Center Al Islam, DDII, atau Parmusi saja. Beliau tokoh sekaligus milik kaum muslimin Indonesia secara umum, bahkan tokoh yang sudah go international.Wallahul muwaffiq. [PurWD/voa-islam.com]