View Full Version
Jum'at, 26 Jan 2018

Dont Worry be an Entreupreneur

Bisnis di era ini memang lagi menunjukan kenaikan peminatnya, banyak orang membayangkan bisnis itu semua tentang kejayaan ekonomi, kemudahan financial. Kata “bisnis” juga mampu menyihir banyak orang sehingga tergiur untuk mengikutinya. Tak pelak, bahkan terkadang hanya karena demi nafsu semata, banyak orang yang tertipu dengan bisnis-bisnis bodong alias tidak jelas.

Atas tingginya minat masyarakat tersebut terhadap bisnis, sekarang banyak sekolah-sekolah yang menambahkan embel-embel “Entrepreneur” dalam penawaranya pendidikanya.Tak hanya sampai disitu, Pondok-pondok pesantren pun mulai mengikuti jejaknya.

Jika zaman dahulu pondok pesantren hanya dianggap sebagai tempat untuk menuntut ilmu agama, berbeda di era sekarang pondok pesantren berusaha untuk menyesuaikan pendidikan di eranya, salah satunya yaitu memberi pelajaran kepada para santri tentang kewirausahaan dan pentingnya membangun ekonomi keumatan.

Membangun sebuah bisnis yang sukses sendiri memang tidak bisa dicapai dengan waktu yang singkat, satu atau dua tahun adalah waktu yang terlalu singkat untuk mengatakan usaha itu sukses atau tidak. Banyak calon pengusaha yang beranggapan bahwa dengan berbisnis dirinya akan cepat menjadi orang kaya yang berlimpah harta.

Baginya, berbisnis adalah cara yang singkat dan instan untuk mewujudkan impiannya menjadi saudagar kaya raya. Atau mungkin dia terlalu terobsesi dengan ungkapan, “jadilah pengusaha,maka dirimu akan memiliki kebebasan financial, kebebasan waktu, dan kebebasan lainnya”. Atau bisa jadi pula dia terlalu sering mengikuti seminar seminar motivasi sedangkan dia salah persepsi dalam memahaminya.

Pada seminar-seminar yang diadakan, sebagian permbicara hanya menyampaikan sisi kesuksesannya saja.Tanpa menyampaikan berbagai kegagalan atau tantangan yang pernah ia alami selama perjalanan bisnisnya. Inilah yang tidak dipahami oleh calon pengusaha atau pengusaha pemula. Alhasil, ketika mereka berbisnis akan mudah frustasi dan putus asa atau bahkan stress ketika bertemu dengan tantangan ataupun kegagalan yang akhirnya memilih untuk tidak meneruskan usahanya.

Tentu mereka lupa bahwa suatu kesuksesan itu memerlukan waktu, tenaga, pikiran, dan proses yang tidak mudah. Kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan, yang bisa diperoleh begitu saja, kapan saja, tanpa harus memikirkan resiko dan merasakan kerugiannya.

Kesuksesan mustahil dicapai tanpa kesusahan atau hambatan. Bahkan kesulitan, hambatan, kegagalan, cemoohan itulah yang akan menjadikan seorang pengusaha tertempa mentalnya.Tanpa kita sadari, dalam keadaan terdesak, kreativitas seseorang akan meningkat untuk mencari solusi dari masalah yang ada. Oleh karna itu, hadapi serta  nikmatilah hambatan usaha karena akan menguatkan mental usaha kita dan menambah kemampuan kita dalam mengembangkan usaha kita.

Seorang pengusaha akan sangat menikmati apa yang ia kerjakan manakala dirinya mengawali bisnisnya mulai dari nol. Semua akan terasa berbeda apabila dia memperoleh bisnisnya dari warisan atau meneruskan usaha keluarganya walaupun itu adalah sebuah pilihan terbaik.Bisnis yang dimulai dari nol akan memberikan kesan mendalam yang berbeda bagi pemilik dan pelakunya. Ia akan sangat mengerti detail bisnisnya, mulai dari A – Z yang terkait dengan bisnisnya.

Dari situ akhirnya terungkap, bahwa bisnis itu bukan hanya siap dengan suksesnya namun juga harus siap senang dalam menikmati proses susahnya, proses capeknya dan proses jatuh bangunya. Jadi gimana, sudah siap berbisnis? [PurWD/voa-islam.com]

  • Penulis: Waryadi, Mahasiswa STEI SEBI

latestnews

View Full Version