View Full Version
Ahad, 28 Jan 2018

Kalau Mau Rindu, Halalin Dulu!

Oleh: Ana Nazahah

Dilan : "Jangan rindu!"
Milea : "Kenapa?"

Dilan : "Ini berat, kau tak akan kuat....biar aku saja."

Kurang lebih begitu, sepenggal rayuan maut yang dilancarkan Dilan, seorang siswa SMA kepada sang pujaan hati bernama Milea yang berstatus sama dengannya.

Dilan dan Milea sendiri adalah tokoh utama dalam film Dilan 1990 yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. 

Jagat maya pun dibuat heboh. Pasalnya film yang bergenre remaja ini sarat rayuan gombal tak berbatas syara'. Dan film inilah yang saat ini sedang membidik generasi. Tentu hal ini membuat kita bergidik ngeri akan tingkah polah generasi Z sekarang ini.

Gambaran kehidupan remaja-remaji zaman now, cukup terwakili oleh kisah cinta di Novel Dilan 1990. Ah, bisa jadi dari zaman ke zaman memang sudah begini, beda wasilah dan sarana saja. Sejak kisah Laila Majnun, Romeo and Juliet, kisah roman picisan ini sudah lama bermula.

Lalu kenapa saya menyebutnya roman picisan? Pake acara bergidik ngeri lagi. Itu karena film ini terlalu picik dalam memahami kodrat hubungan antara dua insan berlainan jenis, yang sejatinya hidup untuk saling berta'awun atau kerjasama. Laki-laki dan wanita dipandang hanya sebatas objek seks semata. Hubungan berlandaskan saling suka lahir dari hawa nafsu belaka. Hilanglah fungsi hubungan untuk menjaga iffah dan izzah dalam ikatan suci pernikahan. Berganti dengan hubungan sesaat, pacaran.

Ya, pacaranlah yang menjadi salah satu sebab awal mula bencana pergaulan bebas bin bablas, yang marak terjadi dan berakibat fatal akhir-akhir ini. Berita bayi-bayi malang tak berdosa dibuang ada di seantero negeri. Tak cukup dibuang, bayi-bayi ini bahkan dibunuh. Seperti yang terjadi di Purwokerto, seorang siswi 15 tahun membunuh anak hasil zinanya di toilet Rumah Sakit karena malu dan belum siap. Sungguh kejam!

Inilah hasilnya jika remaja kian bablas dalam pergaulan. Mereka akan membawa peradaban menuju jurang kehancuran.  

Lalu apa yang harus kita lakukan demi membentengi diri dari gempuran budaya barat yang identik dengan gaul bebas ini? Apakah harus menunggu kehancuran yang lebih besar lagi? Tidak! Katakan dengan tegas "Pacaran itu haram". Pacaran bukan budaya kita, oleh karenanya tak perlu latah mengikutinya. 

Jangan pernah tertipu lagi, roman picisan ala cinta-cintaan yang dipuja-puji Barat. Tak mengapa dibilang gak gaul. Biarlah. Toh, Itu bukan style kita sebagai remaja Islam. Motto kita, gak ada Istilah sayang atau cinta kalau belum halal. So, kalau mau rindu-rinduan, halalin dulu deh! (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version