View Full Version
Sabtu, 03 Feb 2018

Antara Dilan dan Zaadit, Sang Pemberi kartu Kuning dari UI

Oleh: Selia Herasusanti, SP

Ketua BEM UI Zaadit Taqwa memberikan "kartu kuning" kepada Presiden Joko Widodo dalam acara Dies Natalis Ke-68 UI di Balairung, Depok, Jumat (2/2/2018).

Akibat aksi itu, Zaadit diamankan Paspampres. Zaadit mengatakan, kartu kuning itu diberikan kepada Jokowi sebagai bentuk peringatan atas berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri. (Kompas.com, Jumat (2/2/2018)).

Ditengah-tengah boomingnya Dilan, muncul sosok Zaadit Taqwa, yang menggemparkan jagad media dengan kisah yang berbeda 180 derajat.

Di saat Dilan jadi bahan pembicaraan karena rayuan gombalnya,  Zadit muncul dengan keberaniannya memberikan kartu kuning pada presiden.

Dua sosok pemuda yang jauh berbeda, namun keduanya menunjukkan kualitas pemuda saat ini. 

Banyak pemuda semodel Dilan dalam kehidupan nyata.  Terbuai kehidupan bebas, hidup hanya sebatas perjuangan menggapai cinta sang kekasih.  Namun diantara yang banyak tersebut, masih ada sosok-sosok pemuda idealis, yang peduli terhadap nasib bangsa dan ikut serta dalam perjuangan membawa bangsa menuju arah yang lebih baik.

Pemuda-pemuda idealis ini memang beragam dasar perjuangannya.  Ada yang dorongannya karena mengharapkan penghargaan dan pujian dari manusia. Biasanya bagi mereka perjuangan berakhir saat apa yang mereka cari telah diperoleh. 

Adapula yang dasarnya berbuat  semata-mata karena dorongan ruhiyah.  Perjuangan mereka semata-mata karena mengharapkan ridho Allah. Walaupun semata-mata mengharapkan ridho Allah, perjuangan dengan dorongan ruhiyah inipun bisa berbeda-beda. Ada yang hanya berbekal semangat saja, adapula yang dituntun oleh syariat.

Perjuangan yang hanya berbekal semangat, biasanya tidak berkesinambungan.  Semangat muncul hanya saat-saat tertentu saja atau cenderung mengikuti situasi yang berkembang. 

Berbeda dengan perjuangan yang dituntun syariat. Perjuangannya terarah, fokus pada tujuan yang hendak dicapai dengan mengikuti tuntunan perjuangan Rosulullah. Perjuangannya tak pernah berhenti,  hingga nyawa terpisah dari raganya. 

Amalnya tak hanya berdampak pada perubahan di dunia, namun juga membawa hasil di akhirat. Mereka ada di tengah-tengah masyarakat. Semoga, kita semua yaitu saya dan kamu menjadi salah satu pejuang yang tujuan akhir mengharap ridha Allah semata. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version