View Full Version
Sabtu, 03 Mar 2018

Dilan, Jangan Gombalin Milea

Oleh: Loly Norsandi

Beranda media sosial mu penuh dengan Dilan? Sama, aku juga. Entahlah, tembus berapa juta film 'Dilan 1990' ini. Aku tidak ikutan menonton. Cukup baca sinopsisnya, aku udah dapat feel-nya. Takutnya, kalau nonton filmnya aku jadi baper nyari Dilan yang sepinter itu ngegombal. Hehe.. Hayo? Siapa yang terkena sindrom Milea habis nonton film itu?

Nonton ke bioskopnya saja sudah perdebatan, karena di sana bercampur baur antara non-mahrom dalam ruangan tertutup.

Setahu aku cerita itu akhirnya si Dilan menjauh karena merasa dikekang sama Milea soal Dilan yang hobi geng motor. Sampe akhirnya Dilan menghilang, punya gebetan baru di kampus, ada sasaran baru buat digombalin. Si Milea Sakit sendiri kan?

Kalo cowok beriman dia gak akan menuangkan racun manis ke hati kamu, wanita yang belum halal baginya. Dilan itu memang romantis, tapi dilan.

"Apa yang kamu lakukan itu. . . . . J A H A T!" 

ngikut ekspresi Cinta di AADC 2.

Iya. Kamu, sama Rangga itu sama Jahatnya. Kamu meninggalkan begitu saja wanita yang sudah berhasil kamu takhlukan. Bahkan hingga Milea akan menikah, kamu masih di hatinya.

Digombalin memang bikin pipi kita merona, tapi buat yang belum halal gombal itu racun. Yang namanya Racun tak pernah baik untuk tubuh. Serius deh! Jadi kalo cowok beneran cinta, gak mungkinlah dia kasi kamu racun, dah kayak ibu tiri putri salju aja. Cuman gombal, tapi tak menikahi.

Dilan, jangan gombali Milea. 

Dilan, keahlianmu dan kreatifitasmu merangkai kata itu, tunjukan saja pada yang halal kelak. Belajar dulu sana jadi laki-laki yang beriman dan bertanggungjawab. Bukan ngambek terus pergi karena dilarang Milea, ikut geng motor. Setiap perkataan itu dipertanggungjawabkan loh, Dilan. Capek nanti kamu di akhirat, ikutan barisan penguasa, dan kaum borjouis. Sangking banyaknya yang harus di hitung dari kamu. Berapa banyak Milea yang kamu rayu, dan kamu gombalin.

Gombal habis nikah itu baru so sweet. Bikin hati istri senang, dapat pahala pula dari Allah. Sekali mendayung, 2 3 pulau terlampaui. Gombalin yang belum halal? Itu tidak gentle Dilan.

Gentle itu yang sholat subuhnya di mesjid. Yang gak akan mau mengumbar kata manis dengan semua gadis. Jangankan menggombal, berdekatan saja tidak mau. Yang diidolakannya, Rasulullah dan para sahabat. Bukan ikutan geng motor tapi gabung komunitas yuk ngaji. Biar ngerti gimana bimbing Milea pas udah nikah. Biar gak cuman bisa kasih TTS (Teka-Teki Silang) tapi bisa mempersembahkan syurga karena mampu membimbing Milea jadi istri shalihah.

Cowok sejati tau pasti akhirat tempat kembali, maka semua yang ia lakukan di dunia ini akan ia pertimbangkan matang-matang apakah Allah ridho atau tidak. Pacaran? Gombalin pacar? Wah itu sih sudah pasti Allah tidak ridho. Tolong, yang masih mengambil pendapat, pacaran itu boleh kita simak sama-sama yuk beberapa dalil Islam ini :

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17] : 32).

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan.” (HR. Ahmad).

Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: Tidak ada yang kuperhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil daripada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat [dengan syahwat], zinanya lidah adalah mengucapkan [dengan syahwat], zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan [pemenuhan nafsu syahwat], maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dari Jarir bin Abdullah r.a. dikatakan: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang memandang [lawan-jenis] yang [membangkitkan syahwat] tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan pandanganku.” (HR. Muslim).

Jadi, jelaskan bagaimana pacaran dan rayuan maut bisa dibolehkan dalam Islam? Emot sedih. Melihat saja kita harus segera menundukan pandangan, apalagi bonceng-boncengan, berdua-duaan, gombal-gombalan ?

Milea, Jangan mudah tergoda!

Aku pikir cewek jaman sekarang aja yang baper-an, eh ternyata ditahun 90-an juga. Mungkin saat itu belum terklasifikasikan ya. Hehe.. klop banget deh, cowok nya PHP (Pemberi Harapan Palsu), yang cewek baperan. Dikasih perhatian dikit baper, dipikir itu cowok naksir . Eh tau nya semua cewek juga diperhatikan sama dia. 

Jangan sampai, remaja muslimah jadi permainan seperti ini. Tak ada harkat martabat. Ingatlah,

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

“Perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula. Perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula.” (QS. An Nur: 26)

Jangan jadi Milea ya, jadilah generasi muslimah yang cerdas. Yang gak akan pernah bisa didapatkan oleh laki-laki tidak baik. Jadilah muslimah shalihah, laki-laki sungkan mengganggu, yang mendekat hanya laki-laki shalih, yang tak membawa omong kosong, tapi mampu menjadi pembimbingmu meraih syurga, mampu menjadi teman seperjuangan meraih ridho Allah.

Kalau ikhwan, tapi masih menggombal. Aduh, ini ikhwan teman sepermainan Dilan, kalau kalian ladeni, akhir kisah kalian juga tak akan jauh dari Milea. Abaikan saja!

Dilan,

Jangan ke rumah Milea untuk berduaan dengan Milea

Itu dosa, kalian gak akan sanggup

Datanglah menemui keluarganya.

Kalau serius, kalian nikah.

Semoga tren Dilan ini, tidak berdampak pada  peningkatan pergaulan bebas di luar sana. Karena kehidupan remaja Dilan dan Milea jauh dari Islam, tak diajarkan baginda Rasulullah, dan pula rentan zina. Tak perlu menjadi Dilan dan Milea, jadilah generasi muslim yang berpegang teguh pada agama. Tak tergerus zaman yang katanya maju, namun nyatanya membawa pada kebobrokan. Be smart! Be true moslem! [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version