View Full Version
Kamis, 08 Mar 2018

Muridku, Kembalilah Pada Fitrahmu!!

Oleh: Viki N. Muswahida, S.Pd (Pengajar)

Dunia pendidikan dirundung pilu atas kematian tragis yang dialami oleh guru dari Pulau Garam.

Guru yang kerap disapa Pak Budi ialah guru honorer dengan gaji 600ribu, tewas setelah digebuki oleh muridnya sendiri, MH inisialnya. 

Guru yang menjadi orang tua kedua bagi siswa di sekolah, rela meninggalkan keluarga mulai pagi hingga sore hari untuk mendidik anak negeri, mendampingi setengah hari waktu siswa dengan menuangkan segala ilmunya, menjadi korban kebobrokan generasi sekarang, yang tak memiliki budi pekerti.

Inilah potret sekularisasi di bidang pendidikan, yaitu pemisahan agama islam dari kehidupan.

Jam pelajaran pendidikan agama islam hanya 2 jam saja selama 1 minggu ketika dibangku sekolah, pun dibangku kuliah hanya ditempuh 2 SKS saja selama 4 tahun, endingnya murid tak mengerti nilai-nilai agama dalam berkehidupan.

Dari sudut pandang orang tua, yang semakin sibuk bekerja menghidupi kebutuhan keluarga yang sangat mencekik sampai lupa dengan kewajiban mendidik buah hatinya untuk mengenal hukum Islam.

Dari sudut pandang lingkungan masyarakat yang semakin rusak dengan paham kebebasannya berbalut HAM dan menjauhkan agama islam dari kehidupan berimbas pada perilaku kebebasan yang kebablasan.

Dari sudut pandang negara yang memfasilitasi dengan adanya tayangan televisi yang kurang mendidik dan sarat akan kekerasan, game online yang menyuguhkan aplikasi Battle (pertarungan), narkoba & miras dilegalkan, walhasil ketika hati tersentil hal yang membuatnya sakit, tak kenal siapapun jadi pelampiasan amarah. Akibat saking seringnya kecanduan melihat tontonan kekerasan.

Wahai generasi, masih ingatkah kita pada hymne guru??

"Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru…terima kasihku tuk pengabdianmu. Engkau sebagai pelita dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan."

Begitulah sepenggal lirik yang menggambarkan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mendidik murid dengan segenap ilmunya, mengajarkan menulis, membaca, mengemban amanah berat mengelola sumber daya manusia untuk membangun peradaban yang mulia.

Begitu banyak jasa guru yang sanggup mengentaskan muridnya dari kebodohan menjadi orang berdaya guna, menggapai cita-cita, menaklukkan mimpi-mimpinya. Namun nyatanya apa balasan mereka??😏😏

Pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian tersebut ialah kembali pada fitrah seorang siswa, yaitu  menjadikan guru sebagai orang yang dipatuhi dan dihormati, berusaha menjadi siswa yang berbudi pekerti, rela dibina, rela dididik dengan segenap ilmu yang dimiliki.

Redamlah amarah dengan perbanyak dzikrullah saat diarahkan ketika menyimpang, dalami ilmu Islam agar mengerti hukum Allah sehingga terhindar dari perbuatan keji, jadilah generasi yang berilmu dan beriman yang nantinya sanggup membawa perubahan bagi peradaban mulia berlandaskan islam, tentunya dengan korelasi antara keluarga, masyarakat, dan negara untuk sama-sama mendidik generasi sesuai syariat Islam. [syahid/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version