View Full Version
Senin, 16 Apr 2018

UNBK Susah, Jangan Sampai Susah Juga dalam Ujian Kehidupan

"Pak tadi saya ke sekolah niatnya mau ngerjain soal mtk, kok malah soal mtk yang ngerjain saya?” (twitter emilhanif)

Usai sudah teman-teman SLTA menghadapi UNBK. Tapi belum usai keluh-kesah dan curhatan mereka terutama di laman twitter tentang betapa sulitnya soal yang diujikan. Cuitan mereka tak jarang bikin senyum karena begitu polos dan lucu. Salah satunya seperti yang ditulis oleh akun emilhanif di atas.

Bukan...kita bukan akan membahas tentang UNBK. Kita akan membahas tentang ujian lainnya saja. Ujian UNBK memang penting, tapi misal kamu gak bisa mengerjakannya pun tak akan fatal akibatnya. Paling pol kamu gak lulus kemudian harus ikut ujian penyetaraan paket C.

Duh, tapi kan malu?

Iya, manusiawi-lah ada malu yang muncul saat kamu gak lulus misalnya. Tapi jangan sampai rasa malu ini membuatmu menghalalkan segala cara untuk dapat nilai sempurna.

Malulah saat kamu berbuat curang, hanya sekadar supaya dapat nilai maksimal.

Malulah saat kamu tak mampu bersikap selayaknya seorang muslim dalam menghadapi ujian.

Malulah saat kamu tak bisa mempertanggungjawabkan nilaimu hanya karena hasilnya didapat dari contekan.

Malulah kamu saat rasa malu tidak lagi ada di tempat seharusnya.

Ujian sekolah, sesulit apapun itu, hanyalah sebutir debu dari ujian sebenarnya kehidupan ini. Kalau kamu sudah cemen menghadapi ujian sekolah, lalu bagaimana lagi kamu akan menghadapi ujian kehidupan sebenarnya di dunia kuliah, kerja, rumah tangga dan bertetangga?

Terlepas dari semua itu, kehidupan ini sendiri saja sudah merupakan ujian tersendiri bagi setiap insan yang bernyawa. Bahagia dan sedihnya, sempit dan lapangnya, gagal dan suksesnya, apapun kondisi yang menimpa diri kita, semua itu hakikatnya adalah ujian semata. Karena memang, kehidupan di dunia ini memang ajang ujian diri hingga titik dimana kita sanggup bertahan. Akankah kita menjadi orang yang bertahan atau kalah dalam pertempuran?

Baik dalam ujian sekolah maupun ujian kehidupan sebenarnya, sebaik-baik bekal adalah iman dan takwa. Dengan iman dan takwa, kita tak akan tergoda untuk curang meskipun sekadar tengok kanan kiri berniat cari contekan. Bilapun ada yang secara gratis memberi bocoran soal, kita tak muda tergoda untuk mencari jalan pintas.

Begitu juga dalam ujian kehidupan sebenarnya. Iman dan takwa adalah hal mutlak yang harus dijadikan bekal agar selamat dunia akhirat. Jangan sampai kita kewalahan dengan segenap ujian kehidupan dan berkeluh-kesah ala anak SLTA yang habis ujian: Tuhan, saya hidup dengan niat untuk beramal dan ngerjain setiap ujian kehidupan, tapi ternyata kehidupan malah yang ngerjain saya.

Masalahnya, gagal ujian UNBK masih bisa dibantu dengan nilai rapor dan penilaian guru. Kalau gagal dalam ujian kehidupan, mau ditebus dengan apa? Iya kalau masih ada sisa usia, kalau ternyata saat itu juga dipanggil menghadapNya, bekal apakah yang sudah kita persiapkan saat menjawab ujian yang diberikan oleh malaikat Mungkar dan Nangkir di alam kubur? Semoga saja kita termasuk orang-orang yang siap dengan bekal iman dan takwa seberapa beratnya ujian kehidupan menyapa. Insya Allah. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version