View Full Version
Rabu, 30 May 2018

Berpacu dengan Waktu di Bulan Ramadan yang Mulia

Oleh: Dini Prananingrum

Sobat voa-islam yang dirahmati Allah, pernahkah kamu melihat detik jam bergerak? Yups, jarum itu pasti bergerak maju tanpa mampu dimundurkan. Begitulah waktu berjalan. Waktu akan terus berlari meninggalkan kita yang aktif maupun yang malas beraktivitas. Seminggu berlalu sangat cepat tanpa kita menyadarinya. Ada yang mengisinya dengan berbagai amal baik, in syaa Allah akan menjadi investasi pahala kelak. Namun bagi yang melewati hari demi hari dalam seminggu tadi hanya dengan amalan yang sia-sia, sungguhlah sangat merugi. Apalagi kalau mengisinya dengan amalan maksiat, naudzu billah rugi berkali lipat.

Allah SWT berfirman : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr(103) 1-3)

Dalil ini mengingatkan kita untuk menggunakan kesempatan berupa waktu luang dengan sebaik-baiknya. Masih ingatkan lagu zaman old yang terinspirasi dari firman Allah SWT ini : “Demi masa.../Ingat lima perkara sebelum lima perkara/sehat sebelum sakit/muda sebelum tua/kaya sebelum miskin/lapang sebelum sempit/hidup sebelum mati”.

Nah sobat muda voa-islam, benar banget lagu ini. Waktu tak akan pernah bisa kembali. Kita tidak akan mungkin bisa meng-undo waktu, seperti meng-undo tulisan di laptop. Jangan sampai deh kita siakan waktu berlalu begitu saja, karena ia tak akan kembali. Gunakanlah waktu selama hidup dengan kegiatan yang kaya manfaat, bukan dengan kegiatan yang miskin manfaat atau malah bertabur maksiat.

Ramadhan Berpacu Raih Pahala

Ramadhan yang dinanti-nanti ada di hadapan kini. Rasa rindu selalu hadir menggugah hati untuk mengabdikan diri ke hadirat Allah swt. Di dalamnya terdapat ampunan dan obral pahala dari Allah. Bila tak mau merugi di bulan berkah ini, tentunya kita harus rakus berburu pahalanya Allah. Sebagaimana kita rakus dan bersemangat jika ada obral besar-besaran di sebuah mall. Tak mau dong merugi dunia akhirat karena melewati detik demi detik Ramadhan ini tanpa ada karya terbaik yang kita torehkan.

Lalu bagaimana sih agar momen kemuliaan Ramadhan mendatangkan berkah dan tidak hanya menghasilkan kesia-siaan? itulah yang semestinya selalu kita renungkan. Tentunya setiap muslim termasuk kalian generasi mudanya tidak mau ketinggalan berbuat optimal di bulan penuh berkah ini agar meraih sukses. Lihat deh hadits Rasulullah saw ini :

“Sungguh rugi seseorang yang ketika (nama) ku disebut di sisinya, dia tidak bershalawat atasku. Sungguh rugi seseorang yang bertemu Ramadhan, lalu Ramadhan berlalu darinya sebelum dosa-dosanya diampuni. Sungguh rugi seseorang yang mendapati kedua orangtuanya dalam keadaan renta, tetapi keduanya tidak (menjadi sebab yang) memasukkan dia ke dalam surga (HR At Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim)

“Sungguh bulan (Ramadhan) ini telah datang kepada kalian. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang tidak mendapat kebaikannya maka dia tidak mendapat kebaikan seluruhnya. Tidak ada yang diharamkan dari kebaikannya kecuali orang yang bernasib buruk (HR Ibnu Majah)

Ramadhan Yang Beruntung

Meraih keuntungan yang tak bertepi agar Ramadhan kita tak merugi juga perlu ilmunya, Sob. Kita harus bisa memanfaatkan waktu dengan maksimal agar meraih sukses di bulan mulia ini.

Pertama, sukses meraih ampunan Allah SWT. Sudah adakah kepantasan pada diri kita untuk memperoleh ampunan-Nya yang sempurna? Sementara ibadah kita masih ala kadarnya. Bagaimana kita akan terbebas dari dosa jika puasa kita hanya menahan diri dari lapar dan dahaga?  Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata, “Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi tidak memperoleh ampunan.” (HR Al-Hakim)

Maka dari itu, untuk meraih ampunanNya di bulan berkah ini, kita perlu menjaga ibadah puasa kita dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya menahan diri dari lapar dan dahaga, tapi juga menjaga pendengaran, lisan dan mata dari perkara yang diharamkan, baik di siang hari maupun di malam hari bulan Ramadhan. Yang biasanya ngobrol ngalur ngidul nggak jelas tentang artis idola atau tetangga kelas, kudu distop bahkan berhenti ghibah hingga diluar Ramadhan. Yang biasanya asyik lihat film korea menontonkan aurat sana sini diganti dengan tayangan islami dan mendidik. Atau yang biasanya kongkow-kongkow di cafe bercampur baur antara teman laki-laki dengan perempuan dialihkan dengan kegiatan yang bermanfaat seperti buka puasa bersama diisi dengan kajian, namun terpisah peserta laki-laki dan perempuannya agar tetap berkah.  

Serta tak lupa melakukan taubatan nashuha ya guys, yaitu taubat dengan melepaskan diri dari dosa, menyesalinya dan tidak mengulanginya kembali, diikuti dengan kesungguhan melakukan amal shalih yang dilandasi keimanan. Jika ada hak orang lain yang terkait dengan materi atau non-materi, maka harus segera dikembalikan, atau minta dihalalkan. Contohnya nih, ketika kalian tidak sengaja menyinggung perasaan teman dan menyakitinya, kudu minta maaf dan memintanya untuk mengikhlaskan. Begitupun jika tidak sengaja maupun sengaja menghilangkan barang seseorang, kudu dikembalikan segera atau minta dihalalkan.

Kedua, sukses meraih kebaikan Lailatul Qadar. Di bulan ini, Allah telah menjadikan salah satu malamnya, sebagai Lailatu al-Qadar, yaitu satu malam yang nilainya lebih baik dibanding seribu bulan (QS. al-Qadar [97]: 1-5), atau 83 tahun 3 bulan. Tentu selayaknya, jika kita gunakan untuk melakukan amal shalih, seperti meningkatkan kualiatas shalat wajib kita, memperbanyak shalat sunnah, membaca al-Quran, dzikir, memperbanyak doa, ikhtikaf di masjid, bersedekah, melaksanakan syariat Allah seperti membayar zakat serta bagi seorang muslimah, taat dengan bersegera menutup aurat mengenakan jilbab dan khimar (QS. Al Ahzab [53] : 59, QS. An Nur [24] : 31) dan sebagainya. Maka satu perbuatan baik yang dilakukan di malam itu nilainya masih lebih baik ketimbang perbuatan yang sama dilakukan selama seribu bulan. Maka guys, berlomba-lombalah untuk merengkuh kebaikan Lailatul Qadar ini.

Ketiga, sukses meraih keutamaan pahala amal shalih yang dilipatgandakan seperti yang Allah SWT janjikan. Sudah selayaknya setiap muslim memperbanyak amal shalih selama Ramadhan, diantaranya bisa dengan menjaga shalat rawatib (5 waktu) berjamaah di masjid, tadarus Al Quran, menjaga amalan-amalan sunah dan nafilah, menjaga shalat Tarawih, menjaga Qiyamul lail, menghapal sebagian ayat al-Quran tiap hari, menghapal satu hadits atau lebih tiap hari, silaturrahmi kepada kerabat, bergaul dengan kaum Muslim dan mengetahui keadaan mereka, dzikir dan mengingat Allah.

Berinfaq suka rela dengan memberi makan satu atau lebih orang yang berpuasa tiap hari, meski hanya dengan satu buah kurma. Menghadiri majelis ilmu. Berusaha mendamaikan atau menyelesaikan urusan orang yang bermasalah. Berdakwah melakukan amar makruf nahi mungkar. Berbakti kepada kedua orang tua, baik yang masih ada, maupun telah tiada, dan amal-amal shalih lainnya.

Berpacu Dengan Waktu

Nah guys, mumpung masih dalam naungan bulan mulia, jangan sampai deh ya kita mendapatkan kerugian karena melewatkan kesempatan terbatas yang hanya menjumpai kita sekali setahun ini. Karena tak ada yang menjamin usia kita sampai Ramadhan tahun depan. Maka saatnya berpacu dengan waktu dengan meningkatkan segala kualitas dan kuantitas perbuatan kita sesuai tuntunan Allah SWT dan RasulNya selama Ramadhan dan bulan-bulan setelahnya. Mumpung masih diberikan waktu, yuk beri persembahan terbaik untuk Allah SWT.

Wallahua’lam Bishowab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version