View Full Version
Kamis, 31 May 2018

Kesalahan Fatal dari Motivasi 'Follow Your Passion'

Oleh: Kang Uni Mubarok

Ada kesalahan persepsi yang dianggap sebagai suatu kebenaran dalam meraih harapan yang baik di masa depan. Persepsi yang justru membuat kehidupan seseorang terpuruk pada keputus asaan dan berbagai keluhan. Apa itu?

Tentunya anda tidak asing lagi dengan istilah ‘Follow your Passion. Ikuti keinginan atau hasrat anda.”

Kemudian kita juga sering mendengar tips-tips kesuksesan bahwa kita harus selalu bertahan dan tidak boleh menyerah untuk menggapai mimpi-mimpi kita.

Baiklah, saya memahami pentingnya kegigihan dan dorongan untuk menggapai kesuksesan. Setiap orang memiliki kemampuan dan kecenderungan yang berbeda. Tapi kita harus melihat diri kita sendiri; kita memiliki keahlian di bidang apa?

Jangan sampai kita tidak memiliki kemampuan dalam sesuatu hal, tapi kita sangat ingin meraihnya. Kita harus mengukur diri, jika kita memiliki kemampuan di bidang A, maka tekunilah bidang A tersebut. Jangan berharap dari bidang keahlian B, walaupun itu terlihat menarik dan kita menginginkannya.

Oke, izinkan saya memberi satu contoh nyata tentang hal ini. Saya akan meyoroti fenomena Indonesian Idol atau acara semacamnya.

Tahun demi tahun, banyak yang mendaftarkan diri pada acara pemilihan penyanyi berbakat. Mereka mengikuti ajang tersebut hanya untuk mengetahui bahwa mereka tidak memiliki ketrampilan menyanyi. Dunia dipenuhi oleh orang-orang yang tidak bisa menyanyi. Dan mereka shock dan terkejut karena mereka ditolak.

Tapi ini tidak ada hubungannya dengan hobi. Jika kita berbicara tentang hobi, maka kita tidak boleh menyalahkan orang yang hobi menyanyi walau suaranya jelek dan membuat sakit telinga. Silakan hobi menuntutmu untuk bersenang-senang. Selama hobi yang dilakukan bernilai positif.

Tetapi ketika kita berbicara tentang mencari nafkah, penghasilan untuk menggantungkan kehidupan, maka tak ada istilah ‘Follow your passion’.  Hanya kerena hasrat dan ketertarikan pada satu hal, bukan berarti kita bisa meraihnya dan sesuai dengan harapan kita.

Yang harus kita camkan adalah bahwa kita harus mengikuti peluang, bukan hasrat dan keinginan. Betapa tidak sedikit orang yang mati-matian untuk memperoleh penghidupan dari sesuatu pekerjaan yang menjadi hasratnya, disaat yang bersamaan dia telah membiarkan belasan peluang itu berlalu begitu saja.

Betapa banyak orang yang terbius dengan istilah ‘karier yang baik.’ Sementara itu banyak di luar sana orang-orang yang sukses di bidang yang justru dijauhi dan tidak diminati oleh orang lain. Bahkan banyak yang menjadi jutawan dan makmur karena tidak memiliki pesaing di dalam bidangnya. Oleh karena itu, inilah pentingnya peluang. Dan tidak penting bagi kita untuk mengikuti hasrat dan arus yang kadung menjadi penilaian di mata orang-orang.

Sebagai contoh, ada seorang pekerja tangki septik yang sangat sukses, seorang multi-jutawan, yang memberi tahu saya rahasia keberhasilannya:

"Saya melihat ke sekeliling untuk melihat ke mana orang lain menuju," katanya, "Dan kemudian saya pergi ke arah yang berlawanan. Lalu saya berhasil dalam pekerjaan saya. Lalu saya mulai makmur. Dan kemudian suatu hari, saya menyadari bahwa banyak orang yang tertarik dengan omong kosong yang diberikan oleh orang lain berkaitan dengan karier.”

Yang perlu kita perhatikan juga adalah keinginan dan hasrat tanpa kemampuan adalah omong kosong. Oleh karena itu, lihatlah diri kita dan kita bisa menilai kemampuan kita ada dalam bidang apa? Jika kita hanya mengandalkan hasrat tanpa melihat kemampuan kita, maka itu adalah perangkap yang membuat kita tidak bisa bangun untuk sukses. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version