View Full Version
Sabtu, 02 Jun 2018

Pemuda Harapan; Pemuda Berperan Bukan Baperan

Sahabat VOA-Islam...

Bicara tentang pemuda tentu tidak akan ada habisnya. Kisah tentang pemuda selalu menjadi kisah yang renyah untuk diperbincangkan. Pun tidak kalah banyak pula kisah-kisah kaum muda yang menginspirasi tatkala diperdengarkan.

Saat orang-orang yang tengah berusia tua berkumpul, yang mereka perbincangkan pun tentang masa muda mereka. Gelak tawa terkadang hadir menghiasi perbincangan dan kadang pula mengundang kekaguman.

Tentang usia muda, Islam telah mengklasifikasikannya sejak 14 abad silam. Al-Qur’an membagi fase usia manusia kepada tiga bagian, yaitu lemah, kemudian kuat, kemudian lemah dan beruban. Sebagaimana firman Allah SWT," Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." [QS: ar-Rum: 54]

Fase pertama sering kali kita sebut dengan masa kanak-kanak. Fase kedua disebut dewasa. Sedangkan fase ketiga kita sebut dengan tua. Islam memandang bahwa fase pertama dan ketiga adalah fase kelemahan pada manusia. Sedangkan fase kedua adalah fase kekuatan.

Mengapa? Ya, karena fase pertama adalahi fase yang penuh dengan energi.Akan tetapi, pada fase ini manusia belum sempurna akalnya untuk memahami dan melaksanakan hukum-hukum yang telah Allah SWT tetapkan.

Adapun pada fase ke tiga, ia adalah fase dimana informasi tentang banyak hal telah banyak didapatkan. Namun, pada fase ini manusia tidak lagi mampu dengan sempurna (secara fisik) untuk tampil energik melaksanakan hukum-hukum Allah. Jadi, fase yang paling bisa diandalkan, adalah fase kedua. Fase dimana akal telah sempurna dan energi banyak dimiliki.

Masa muda adalah masa yang memakan banyak waktu dibandingkan dengan fase lainnya. Untuk itulah perhatian Islam terhadap masa ini begitu besar adanya. Di dalam hadits riwayat at-Tirmidzi disebutkan pertanyaan yang akan ditanyakan  saat hari pertemuan dengan Allah telah tiba, yang salah satunya adalah  "Masa mudanya untuk apa dihabiskan?".

Hadits ini sebenarnya memberikan kita petunjuk sekaligus sebagai perngatan, akankah masa muda kita gunakan untukmembangun ketaatan atau sebaliknya?

Kerusakan-kerusakan yang terjadi hari ini sungguh sudah semakin parah. Dekadensi moral yang terjadi pada para pemuda pun menjadi salah satu kerusakan yang tak lagi bisa dibendung. Jumlah mereka banyak, tapi lemah karena rekayasa sosial tidak mendukung mereka untuk berkarya bagi negeri dan bumi.

Hari ini, mayoritas pemuda terlenakan oleh kehidupan dunia yang bebas. Racun sekularisme-liberal (memisahkan agama dari kehidupan dan bebas) yang menjadi penyebab utamanya sulit disembuhkan lantaran racun ini telah lama menjangkiti dan menawarkan kenikmatan-kenikmatan yang sulit untuk ditolak oleh manusia yang memiliki kecenderungan pada kesenangan.

Pacaran, gaul bebas, dan segala hal yang merusak mereka ambil sebagai gaya hidup atas nama “gaul” dan “trend”. Mental mereka lemah. Karena hidup mereka hanya sibuk memikirkan “besok ketemu pacar pake baju apa?” “Kalau dia putusin aku, hidupku tidak lagi berarti!

Padahal, jika diibaratkan sebuah pertempuran, maka para pemuda adalah pemegang kunci-kunci kemenangan. Bukan menjadi penonton atau bahkan menjadi sebab kekalahan terjadi. Di tengah kerusakan yang terjadi hari ini, psungguh pemuda adalah kaum yang paling digadang-gadang menjadi agen terdepan dalam menciptakan sebuah perubahan.

Karena umat telah cukup lelah menghadapi kesempitan hidup yang melanda. Bukan hanya karena harga bahan pokok yang terus meningkat, tetapi lebih daripada itu karena bumi ini tidak diatur dengan aturan Sang Pencipta.

Pemuda! Ayo berperan untuk sebuah perubahan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Islam sebentar lagi akan memimpin dunia.

Saat kepemimpinan jatuh ke tangan Islam, apakah kamu salah satu sebab kebangkitan itu diberikan? Kalau hari ini kamu masih jadi pemuda baperan, apa kata penghuni surga?

Ayo berperan, no baperan! Karena kamu adalah harapan. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version