View Full Version
Selasa, 05 Jun 2018

Remaja Now yang Bebas Hingga Kebablasan

 
Oleh: Minah, S.Pd.I
 
(Pemerhati Remaja, Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)
 
Tak bisa dipungkiri, kelakuan anak remaja sekarang, berlaku bebas yang begitu kebablasan. Entah apa yang ada dibenak mereka. Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan kelakuan anak SD melalui video, melakukan adegan yang nggak senonoh disekolahan, tanpa ada rasa malu, padahal berada di depan anak-anak yang lain.
 
Belum lagi, 6 orang remaja SMP kepergok melakukan mesum. Innalillah. Ada apa dengan pendidikan di sekolah, tidak cukupkah pengetahuan kita akan pendidikan yang diberikan di sekolah maupun dirumah? Apakah tidak diajarkan bagaimana sikap yang mesti dilakukan sebagai seorang anak remaja? Apa yang salah? lantas apa yang mesti dilakukan remaja sekarang?
 
Di era kebebasan yang kebablasan ini benar-benar membuat hati menangis. Miris bahkan memprihatinkan. Sejatinya, anak maupun remaja adalah aset Bangsa. Bagaimana bangsa ini bisa baik jika remajanya rusak? siapa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan jika generasinya rusak?
 
Remaja adalah generasi harapan masa depan. Bukan sekadar tonggak estafet, lebih dari itu di pundaknya ada harapan sebagai peubah peradaban. Karenanya, para remaja harus memahami identitas dirinya. Berpegang teguh pada prinsip yang kuat. Prinsip yang lahir dari sebuah keyakinan dalam memandang kehidupan. Dari mana, untuk apa dan mau ke mana kehidupan ini? Harusnya terjawab tuntas sebagai bekal untuk menaklukkan peradaban kelam. 
 
Sayangnya, kebanyakan remaja zaman sekarang justru mengalami krisis identitas. Tidak memahami jati dirinya. Jauh dari agama dan lebih memilih gaya hidup bebas, semaunya. Temuan kasus pergaulan bebas antarpelajar hingga melakukan perzinaan tidak terhitung lagi jumlahnya. Hampir setiap hari memenuhi lini media masa. Fakta-fakta pergaulan bebas, tawuran, narkoba di kalangan remaja yang semakin meningkat menambah deretan kegelapan hari-hari yang menimpa umat. Ini sungguh sangat memprihatinkan.
 
Inilah buah nyata dari sistem sekuler, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, menjadikan Islam hanya sebatas ritual, disepelekan, dan dihinakan. Sementara di waktu yang sama, sistem kapitalisme dipasang disetiap lini kehidupan. Kebanyakan remaja islam justru mengikuti gaya hidup bebas ala Barat.
 
Barat dijadikan kiblat dalam menjalani kehidupan. Tanpa memperhatikan halal dan haramnya. Terpenting trendi dan dapat melambungkan eksistensi diri. Inilah yang dicari! Alhasil, kehidupan yang serba bebas tiada membawa maslahat.
 
Sebaliknya, mudharat atau kerusakan silih berganti menerkam remaja Islam. Hidup tanpa aturan Sang Pencipta, semrawut bagai kehidupan rimba yang menghantarkan pada binasa. Karena demikianlah hakikat kebebasan, ia adalah biang dari kebinasaan.
 
Oleh karena itu, untuk menghindari program Barat tersebut, harus segera kenali identitas diri. Tetapkan tujuan hidup agar arah hidup lebih jelas. Mari kembali renungkan, dari mana kita berasal, untuk apa kita diciptakan dan mau ke mana kita setelah mati.
 
Islam menjelaskan dengan gamblang bahwa kita berasal dari Allah SWT. Allah sebagai Al-Kholiq (Pencipta) sekaligus Al-Mudabbir (Pengatur). Jadi, dalam hidup ada perintah dan larangan dari Allah yang harus kita taati. Maka tujuan dari hidup kita tidak lain adalah untuk beribadah pada-Nya. 
 
Segala perbuatan harus mengikuti petunjuk Allah SWT itulah yang disebut ibadah. Sebagaimana firman Allah, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat:56).
 
Selanjutnya ketika mati, kita akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita di dunia. Semua amal perbuatan akan dihisab oleh Allah. Jika kita benar-benar beriman kepada Allah, menjalankan semua aturan dari Allah, maka balasannya adalah surga. Namun, jika kita melanggar, sudah pasti balasannya neraka.
 
Inilah aqidah Islam, identitas bagi remaja Muslim. Dengannya akan terbentuk kepribadian Islam. Hal ini dapat diperoleh dengan mengkaji, mendakwahkan, serta menerapkan Islam dalam kehidupan. MasyaaAllah! 
 
Tak lupa, peran pendidikan dalam keluarga itu sangat penting, ajarkanlah anak agar meraka mampu tunduk dan patuh kepada Allah. Mengajarkan mereka sesuai dengan pendidikan Islam. Agar tidak ada lagi kebebasan yang kebablasan. Yang ada hanyalah remaja yang berpegang teguh kepada aturan Islam. Wallahua’lam. [syahid/voa-islam.com]

latestnews

View Full Version