Oleh: Reni Marlina
Tepat pukul 8 malam, ditengah kegelapan kala itu. Aku dan sulaiman, pulang menyetor hafalan qur’an kami dari habib syekh qudus di tempat tenda pengungsian. Kami pulang seperti biasa, lari-lari terbirit-birit menuju pengungsian. Malam tanpa cahaya, langitpun memberikan kami cahaya dengan menebarkan bintang-bintangnya.
“Man, man.. tunggu..” Teriak Yusuf
“Ada suf? Ayoo ini sudah malam. Kita harus segera ke pengungsian. Aku takut zionis menculik kita” Jawab Sulaiman.
“Tidak, man. Coba kau lihat keatas. Malam ini begitu indah dengan bintang-bintang yang berderang” Timbal Yusuf
“Iya suf. Aku tahu. Tapi sudahlah, aku takut akan kedatangan zionis-zionis. Aku takut. Ayo kita lari lagi” Ujar Sulaiman
“Man, kau tahu mengapa aku tak takut dengan zionis? Aku berani melawan mereka jika mereka membunuh kita. Mengapa kau musti takut? Hai.. sulaiman! Lihatlah diri kita ini. Kata siapa kita tak punya apapun untuk melawan mereka. Kita punya Allah yang akan menolong kita” Jawab Yusuf dengan Tegas dan penuh semangat
Yusuf mencoba memberi nasihat kepada Sulaiman. Selama di pengungsian, kegiatan anak-anak palesti adalah menghafal al-quran. Karena mereka meyakini, Al-Quran yang akan menjadi penolong mereka dan melawan zionis-zionis jahanam itu.
“Yusuf, aku merasa malu sekali padamu. Kamu begitu semangat dan berani akan semua cobaan ini.” Ujar Sulaiman
“Man, mari kita tuntaskan hafalan kita. Jika jari jemari ini tak bisa melawan mereka. Maka disini aku dan kamu. Sebagai penghafal Qur’an kelak yang akan menyelamatkan orang tua, dan seluruh ummat muslim di dunia. Allahuakbar!!” Jawab Yusuf dengan penuh semangat
Yusuf meyakini untuk saat ini tak ada cara lain untuk senantiasa membantu menolong Agama Allah, selain kita berdoa dan terus sampai terus khatam Al-Qur’an. Menjadi seorang penghafal Al-Qur’an akan membuat kedua orang tua kita bangga, dan Allah akan pertemukan kita di Surga-Nya.
Sulaiaman dan Yusuf pun pulang menuju pengungsian dengan mulai menghilangkan rasa takut. Bahwa sebagai mujahid Palestin, mereka harus kuat, berani dan Istiqamah dalam menolong Agama Allah.
Pada malam berikutnyta, sulaiman dan yusuf pun pergi dan pulang menyetorkan hafalan qur’annya dengan penuh semangat kepada habib syekh qudus.
“Hai.. sulaiman, bagaimana hafalanmu bisa secepat ini? Ustadz bangga sekali padamu.” Tanya Habib Syekh
“Ustadz, saya memiliki keinginan untuk dapat menolong agama Allah. Tentunya membebaskan negara palestin ini dari zionis-zionis jahanam itu. Apa saya harus berperang ustadz? Tanya Sulaiman.
“Maa.. Syaa Allah.. Allahu akbar! Dengan menjadi seorang poenghafal Al-Qur’an kau telah menyelamatkan keluarga dan seluruh umat Muslim. Kau tahu sulaiman? Apa yang ditakuti oleh para zionis?” Tanya Ustadz
“Apa ustadz? Mungkin senjata atau pedang yang tajam?” jawab Sulaiman
“Haha.. bukan sulaiman! Kau salah! Yang mereka takuti kau! Kalian semua yang ada disini” Jawab Habib Syekh Qudus
“Mengapa mereka takut kepada kami, ya ustadz?
“Karena kalian adalah generasi-generasi penolong Agama Allah. Kalian adalah generasi yang kelak akan menyelamatkan Negara ini. Mereka (zionis) akan takut pada generasi-generasi enghafal Al-Quran. Karena mereka takut, kalian tumbuh dengan dahsyat dengan kekuatan dari Allah SWT! Kalianlah mujahid dan mujahid para penghafal Al-Qur’an yang akan Allah berikan kekuatan untuk menyelamatkan Al-Aqso! Allahuakbar!” Jawab Habib Syekh
“Allahukabar! Allahukabar!” Pungkas anak-anak penghafal Al-Qur’an
Percayalah, kesedihan ini akan berakhir. Wahai anak mujahid palestin! Allah maha melihat dan maha mendengar. Yakinlah, balasan Allah akan lebih dahsyat. Bagi mereka yang mematikan umat Islam dengan sengaja. Kalianlah mujahid penghafal al-qur’an yang akan menyelamat Negara Palestina ini. [syahid/voa-islam.com]