Oleh: Putri Ira
Sepulang dari sholat subuh berjamaah di masjid, saya terpaksa harus menolehkan kepala ke arah ke belakang. Saya dibuat penasaran dengan sekumpulan remaja yang terlibat pembicaraan serius. Apakah gerangan yang membuat mereka seheboh itu di jalan raya? Ternyata yang mereka hebohkan adalah seputar pacar baru salah seorang teman.
Saya pun mencoba ikut nimbrung. “Memangnya adek siap menikah? Kalau sudah siap menikah, silahkan menikah! Kalau saran kakak, selesaikan dulu minimal SMA. Setelah itu, silakan menikah jika sudah siap."
Salah seorang remaja menimpali, "Sebelum menikah, taaruf dulu ya kak?" Ternyata remaja ini sudah mengenal istilah taaruf.
Memori saya pun terbang ke masa remaja dulu. Seusia saya, jangankan berbicara nikah, mengenal istilah taaruf saja tidak. Maklumlah, saat itu banyak yang belum tersentuh dakwah islam sehingga istilah khazanah islam jarang terdengar.
Remaja zaman now berbeda. Banyak yang sudah mengenal istilah khazanah islam termasuk istilah seputar pergaulan laki-laki dan perempuan. Mereka sudah mengenal istilah taaruf, khitbah dan nikah. Ada remaja yang tidak mau berpacaran. Mereka ingin bertaaruf saja karena belum siap menikah. Masih sekolah jadi salah satu alasan. Bila sudah begini, apakah mereka harus memaksakan diri untuk bertaaruf? Nah, disinilah pentingnya remaja memahami aturan pergaulan islam.
Agar remaja tidak terjebak ngobrol taaruf padahal belum siap menikah, alangkah baiknya remaja menyibukkan diri dengan mengkaji islam. Dengan bekal ilmu islam, remaja akan paham hukum syara, termasuk seputar pergaulan laki-laki dan perempuan.
Berikut beberapa hukum seputar pergaulan laki-laki dan perempuan :
Selain memahami hukum seputar pergaulan laki-laki dan perempuan, remaja kudu memahami Islam secara kaffah. Islam tidak melulu membahas tentang shalat, zakat , puasa dan haji. Islam membahas tentang semua aturan hidup kita.
Yuk, remaja mengkaji islam agar wawasan makin luas dan bukan hanya tahu sebatas taaruf saja. Jangan sampai energi positif tersalurkan ke arah yang belum tepat. Ntar, tunggu saja sampai waktunya tiba untuk ngobrol taaruf. Oke, kan? (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google