View Full Version
Senin, 23 Jul 2018

Generasi Alay dari Sistem Hidup yang Alay

Oleh: Leli Ferlina (Aktivis Dakwah Media Sosial)

Dunia remaja memang selalu menghebohkan jagad dunia maya, dimulai dari keong racun,  Kpopers, hingga “Bowo” yang akan dijadikan tuhan oleh para fansnya.

“Tiada tuhan selain Bowo” tulis salah satu akun (Brilio.net) dimana akun tersebut diketahui seorang remaja muslim, dan bahkan ada yang rela menjual dirinya untuk si “si Bowo” yang merupakan hanya seorang remaja yang bisa membuat video tik tok.

“Bowo orang manasih kok ganteng banget ya gak kaya laki-laki Indonesia Aku rela diusir dari Rumah asal per*wanku pecah sama dia” tulis salah satu akun fb ( Brilio.net)

Begitu mengkhawatirkan generasi milenial ini, hingga mau menciptakan agama baru dan Bowo yang hanya sosok remaja yang bisa memainkan aplikasi tik tok asal cina ini (republika.co.id) menjadikan tuhannya.

Padahal sama dengan mereka. Sama-sama makan, memiliki bentuk badan yang sama dengan mereka, hidup dinegera yang sama, memiliki otak yang sama, yang membedakannya hanyalah dia mampu membuat video tik tok, soal apakah jadi viral ataukah tidak hanyalah soal keberuntungan.

Akidah mereka semakin hancur akibat aplikasi ini, mereka menjadikan Bowo menjadi sandaran hidup mereka, karena mereka tak tahu harus bersandar pada siapa lagi, atau mungkin tak ada yang memahamkannya ? orangtua yang sibuk dengan pekerjaan mereka yang menimbulkan perpecahan keluarga, pendidikan yang minim kajian moral dan akidah islam dan pemerintah yang kurang mengkontrol hal-hal yang masuk ke negera ini.

Orangtua yang disibukkan dengan pekerjaan, akibat sistem ekonomi yang liberal-kapitalisme membuat para warga negara kesusahan bertahan hidup hingga mewajibkan istri dan anak perempuan mereka bekerja untuk mencari uang yang padahal gaji merekapun minim hanya cukup untuk membelo bahan pokok bahkan kurang.

Pendidikan yang kurang membahas soal moral, anak-anak hanya dikenalkan soal biologi tentang proses pembuatan manusia tanpa diajarkan bagaimana pernikahan yang syar’i tanpa melalui proses pacaran, dan jauh dari hamil diluar nikah.

Pendidikan yang minim pembahasan akidah islam, mereka hanya dikenalkan tentang tatacara shalat, puasa, zakat dan haji, namun pemahaman tentang apa itu islam sangat minim sekali dan pemahamannya tak cemerlang.

Pemerintah yang kurang mengkontrol hal-hal yang masuk kenegara ini, misalkan drama korea yang selalu ada unsur pronografi selalu berhasil tayang (tidak diedit atau dicut), dan apakah batas porno itu sudah berubah?

Misal waktu dulu pakai baju lengan pendek dan rok/samping sudah dikatakan porno, sedangkan sekarang pakai tengtop dan celana di atas lutut sudah tak dikatakan porno, padahal banyak pemain film indonesia maupun luar negeri ketika syuting atau akting hanya menggunakan tengtop dan celana pendek saja, bahkan ketika dibeberapa tempat ada yang hanya menggunakan pembungkus dada dan cel*ana dalam saja tak diedit.

Dan jika kita terus membiarkan hal ini bahkan menganggap remeh terhadap hal ini, menganggap biasa saja,  ini juga berbahaya bagi kehidupan kita didunia dan akhirat, dengan begitu kita sudah terjangkit virus individualisme.

Ada sebuah hadits Rasulullah bahwa ketika ada kemaksiatan maka kita rubah dengan tangan kita, apabila tidak bisa dengan lisan kita, apabila tidak bisa juga dengan hati kita, dan dengan hati adalah selemah-lemahnya iman.

Maka itu, dekaplah anak-anak kita saudara-saudara kita suarakan kepada mereka bahwa menuhankan seorang manusia adalah tidak benar, dan katakan kepada mereka bahwa berhubungan seksual sebelum akad adalah dosa besar.

Dalam islam, kekayaan alam dikelola oleh negara dan dimanfaatkan untuk pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum lainnya,sehingga para wanita tak perlu banting tulang untuk menambah pendapatan agar kehidupan tetap berlangsung, dan nanti mereka akan menjadi ummun wa rabbatul bait, seorang ibu untuk anak-anaknya (ummu) dan pengurus rumah tangga (rabbatul bait).

Rasulullah bersabda “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anakny, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya” ( HR Muslim).

Dan dalam islam, negara juga mengontrol selalu apa-apa yang akan membahayakan akidah, dan kelangsungan hidup masyarakat. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version