View Full Version
Ahad, 30 Sep 2018

Mengubah Belenggu Menjadi Sayap

Oleh: Widyastuti, S.Pd

Cinta adalah seni mengubah belenggu menjadi sayap-sayap. Dunia remaja lekat dengan cinta. Yang lesu jadi semangat. Yang sakit jadi sehat. Kehidupan jadi berwarna. Hati gundah jadi gembira. Ups, segitu provokatifnya.Eits, tak hanya rona merah jambu yang berbau cinta. Ilmu pun kudu ada sentuhan cinta.

Hiruk pikuk aktivitas remaja tak lepas dari yang namanya cinta. Tak jauh juga dari yang namanya ilmu. So, keduanya kudu didekatkan. Agar mesra layaknya soulmate roman picisan.

Dalam hal ilmu, sebagian remaja memiliki tipikal yang “ya udahlah pelajarin aja. Siapa tau butuh”. Lihat kalimatnya, “Siapa tau”. Penting engga penting, pelajarin aja. Hei, daripada pelajarin yang belum tentu butuh, mending waktunya dipakai buat eksekusi ilmu yang urgent. Mendesak untuk digeluti. Yaitu ilmu agama.

Sayangnya sebagian kawula muda menganggap belajar agama adalah belenggu. Padahal semua ilmu penting. Tak hanya ilmu pelajaran, tapi juga ilmu kehidupan. Tak hanya ilmu dunia, tapi juga ilmu akhirat. Masing –masing punya peran sebagai bekal mengarungi kehidupan.

Sebuah Hadist  menjelaskan mengenai pentingnya ilmu mengatakan:

Barang siapa menginginkan (kebahagiaan, keberhasilan) dunia, maka itu didapatkan dengan

ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, maka itu didapatkan dengan ilmu

Barang siapa menginginkan keduanya, maka itu pun dengan ilmu.

Nggak ada aktivitas luar biasa yang bisa beres tanpa ilmu. Coba sebutin, kalau ada! Ngupil aja butuh ilmu, apalagi uruan yang lain. Jadi ilmu wajib dicari. Wajib dicintai. Agar belenggu itu terbang dengan sayapnya. Lepaslah engkau jatuh cinta pada ilmu agama.

Baginda kita, Rasulullah Muhammad saw. bahkan menyatakan bahwa aktivitas belajar dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Kalo mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang nggak mencari ilmu selama hidupnya, jelas berdosa dong. Allah Swt. bahkan menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan derajat lebih tinggi dibanding orang yang nggak berilmu (apalagi nggak beriman). Firman Allah Swt.:

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Muj?dalah [58]: 11)

Perlu disadari bahwa Ilmu kudu diamalkan agar tidak sia-sia. Disebarkan agar tidak hilang. Mendulang pahala melalui lisan. Memintal ganjaran melalui tulisan. Dakwah itu namanya. Remaja muslim adalah calon penerus generasi pengemban amanah dakwah. Urusan dakwah ini sangat erat hubungannya dengan tingkat keilmuan. Dakwah membutuhkan ilmu. Jadi, nggak salah kalau dikatakan bahwa tugas berdakwah hanya diberikan kepada mereka menguasai ilmu agama.

Tapi, buat kita yang belum menguasai ilmu agama secara mantap bukan berarti nggak ada kewajiban dakwah. Sebab, bisa menyampaikan yang sudah kita tahu. Pasti deh, satu keterangan atau dua keterangan dalam ajaran agama Islam sudah pernah didengar dan menjadi pengetahuan.

So, sebenarnya tetap punya kewajiban menyampaikan dakwah meskipun cuma sedikit yang diketahui. Kalo pengen lebih banyak tahu tentang Islam, ya tentu saja kudu belajar lagi dan mencari ilmu lagi. Sederhana banget kan solusinya? Insya Allah kamu pasti bisa ngejalaninya, asal kamu mau.

BTW, menuntut ilmu itu kudu sabar. Sebagaimana maqolah khalifah umar bin khatab: "Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar." Sebab godaan syetan dari kalangan jin dan manusia nggak bakal lenyap.

Niscaya selalu ada selama nyawa masih dikandung badan. Bukannya nakut-nakutin. Tapi cuma ngingetin. Sebab, remaja  bukanlah manusia super yang bisa ngalahin musush lembutnya seorang dir.  So carilah komunitas remaja sholih-sholihat. Biar kuat melawan godaan berat. Biar ada yang mengingatkan kala tersesat.

Akhir kata cintailah ilmu agar inspirasi mudah terserap. Cintailah dakwah sebab ia adalah darah dan nafas kehidupan islam. Carilah komunitas dakwah yang solid disektarmu. Yang mampu membimbing tampil sebagai pengemban dakwah yang handal.

Bayangkan, seandainya di dunia ini nggak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? J

angan sampe Islam kehilangan nyawa karena darah dan napasnya terputus. Yuk, kita kaji Islam biar gelora dakwah menguasai diri. Wallahu a’lam bish-shawwab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version