View Full Version
Rabu, 03 Oct 2018

Revitalisasi Pemuda dan Masa Depan Islam

Oleh: Moh. Wahyu Syafi’ul Mubarok

(Penulis Buku Motivasi Islami “Pelangi Diri”)

Secara umum, pemuda adalah seorang yang memiliki tanggung jawab berlebih. Tidak hanya untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk lingkungan dan masa depan kelak. Bukan tanpa alasan apabila beban berat mau tidak mau harus mereka panggul untuk kemaslahatan bersama. Karena mereka adalah motor penggerak sebuah bangsa dan terlebih lagi dalam sebuah roda peradaban.

Sehingga menjadi sebuah kebenaran apabila bapak proklamator bangsa Indonesia terus menggaungkan semboyan, “Beri aku 1000 orang tua niscaya aku akan cabut Semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya aku akan guncangkan dunia”. Pemuda memiliki kekuatan tak terbatas yang kadangkala nampak namun tak jarang pula hilang entah kemana. Itulah mengapa pemuda adalah mutiara – mutiara harapan bangsa.

Islam adalah agama rahmatan lil’alamin yang keagungannya tidak akan pernah bisa musnah di telan oleh kerasnya zaman hingga masa pembalasan datang. Begitulah janji Allah SWT. Namun bukan berarti agama islam akan aman dan selamat sepanjang umur dunia, Allah tidak menjanjikan akan hal itu. Bisa saja Islam musnah dari sebuah bangsa dan sebuah peradaban. Akibat tidak ada tangan – tangan yang menjaga dan membelanya.

Begitulah kiranya yang terjadi di tanah Angola hingga Bosnia, atau mungkin negara tetangga Singapura. Dua dekade lalu, Islam tumbuh subur di tanah Angola, Bosnia, dan Singapura. Namun seiring berjalannya waktu akibat perubahan struktur tatanan pemerintahan, sosial, dan masyarakat tiba – tiba saja bangsa yang seharusnya muslim sebagai mayoritas tiba – tiba saja menjadi bangsa minoritas. Pasti ada yang salah dengan kejadian itu.

Apabila dirunut lewat jalan sejarah, ternyata pemuda – pemuda penerus harapan ketiga negara tersebut telah terlena dengan kenikmatan dunia. Singapura contohnya, dengan adanya perjudian yang dilegalkan membuat pemuda – pemuda muslim pun terseret arus ke dalam pusaran lingkaran – lingkaran syetan. Tidak berhenti sampai disitu, branding Singapura sebagai pemilik pusat perjudian terbesar se Asia Tenggara pun membuat rona Islam di negara singa tersebut pudar seiring berjalannya waktu.

Tentu, kita mulai bisa menyimpulkan pangkal masalahnya. Masa depan sebuah bangsa adalah terletak di tangan – tangan pemuda – pemudinya. Begitu pula dengan kejayaan Islam di masa depan mutlak dibebankan di atas punggung – punggung pemuda – pemudi Islam. Kalau boleh sedikit menelaah, apakah mungkin kita bisa mengulang sejarah dengan mencapai puncak kejayaan Islam yang pernah dicapai se – masa rezim Bani Abbasiyah.

Jawabannya terletak pada peran pemuda Islam di zaman ini. Apakah mereka siap untuk menjadi aktor sekaligus pemain utama untuk kembali mencerahkan masa depan Islam. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan revitalisasi besar – besaran di tubuh para pemuda Islam.

Hal ini akan mengubah orientasi serta haluan hidup pemuda Islam untuk lebih memperjuangkan dan peduli dengan agama kebanggan mereka. Guna mencapai masa depan Islam yang terang benderang di akhir zaman. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version