View Full Version
Sabtu, 15 Dec 2018

Blackpink, Generasi Terjebak Kemaksiatan

Oleh: Ummu Adibah (Pemerhati Remaja)

Fans berat Blackpink sontak melakukan serangan balik setelah seorang dosen Jurnalistik Universitas Padjajaran bandung, Maimon Herawati membuat sebuah petisi yang berjudul “Hentikan Iklan Blackpink Shopee”. Petisi yang dibuat Maimon ini bukan tanpa alasan.

Sebagaimana diketahui, Blackpink adalah nama sebuah girlband dari Korea Selatan yang personilnya terdiri dari empat personil remaja putri. Bukan semata- mata karena girlband itu berasal dari Korea yang membuat Maimon membuat petisi itu, tetapi lebih karena keempat remaja putri itu berpenampilan seksi dan seronok di dalam iklannya. Apalagi iklan tersebut ditayangkan secara massif di semua channel TV.

Sepanjang waktu, bahkan di sela-sela tayangan kartun yang digandrungi anak-anak, sehingga cukup dimaklumi jika dalam benak Maimon ada semacam kekhawatiran Blackpink ini lambat laun akan menjadi ikon bagi para remaja bahkan memuja-muja, mengidolakan, bahkan menirunya. Sebuah pemikiran yang wajar, sekaligus bentuk kecemasan orang tua yang perduli terhadap masa depan generasi bangsa. Apa jadinya generasi kita kalau tingkah polanya sudah diwarnai dengan budaya liberal bahkan permisif seperti itu.

Sayangnya, maksud baik Ibu Maimon ini tak serta merta menuai dukungan semua orang. Meskipun banyak yang mendukungnya, tetapi tidak sedikit juga yang mengecamnya, bahkan sampai mencaci maki, baik secara langsung maupun melalui medsos. Maimon benar-benar dibully habis-habisan oleh fans berat Blackpink yang tak  rela girlband kesayangannya diusik.

Rata-rata dari mereka adalah anak-anak muda yang seharusnya memiliki rasa hormat dan sopan santun kepada orang yang lebih tua, tetapi entah mengapa secuil pun rasa hormat itu tak ada lagi dalam hati mereka. Saat mereka membela idola mereka, sungguh yang nampak adalah wajah-wajah sangar yang menyeramkan. Bahkan, mereka tanpa punya belas kasih membuat petisi tandingan yang berjudul “Usir Maimon dari Indonesia”.

Persis bunyi suara seorang tokoh yang juga senang main “usir-usiran”. Tetapi Maimon tak perduli dengan respon para fans Blackpink tersebut. Dia bahkan terus melanjutkan aksinya dengan membawa hasil petisi yang berisi lebih dari 80 000 tanda tangan tersebut kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Hasilnya, KPI akhirnya  melakukan teguran keras kepada beberapa stasiun TV yang menayangkan iklan yang dibawakan girlband tersebut.

Kita patut mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Maimon Herawati. Meskipun apa yang dilakukannya hanya sekedar membuat petisi. Tapi setidaknya masih ada sosok ibu yang berani menyuarakan keperduliannya kepada nasib generasi muda bangsa ini. Masih ada wanita yang tak rela generasi muda bangsa ini rusak moral dan akhlaknya karena teracuni budaya liberalisme.

Memang tak bisa dipungkiri, kita hidup di negeri yang menerapkan sistem kapitalisme sekuler. Segala sesuatunya dipandang dari asas manfaat dan menguntungkan. Jauh dari nilai-nilai syariat Islam. Pun persoalan Blackpink ini juga sarat dengan nilai kapitalis sekuler. Para pebisnis bersaing demi meraup keuntungan berlipat-lipat tentu dengan menghalalkan segala cara. 

Tak perduli apakah dengan caranya itu akan ada pihak-pihak yang menjadi korban. Tak perduli apakah caranya itu halal ataukah haram. Shopee pun sama. Dengan menggandeng Blackpink sebagai Brand Ambassadornya mereka berharap iklannya akan banyak diminati konsumen. Tak perduli apakah iklannya itu akan berdampak negatif atau tidak kepada penontonnya. Yang penting mereka mendapat keuntungan sebanyak- banyaknya.

Kalau tidak ada petisi Maimon Herawati, mungkin KPI juga tidak terlalu perduli. Buktinya, sebenarnya kalau diamati tidak hanya iklan Blakpink saja yang tidak pantas untuk disajikan sebagai sebuah tontonan. Banyak iklan yang lain, banyak acara lain yang juga tidak layak untuk ditayangkan karena cenderung menyajikan konten-konten yang merusak moral dan akhlak penontonnya. Entah itu anak-anak, remaja atau orang dewasa. Inilah perlunya ada kontrol dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar kehidupan berjalan sebagaimana mestinya sesuai tuntunan Allah.

Satu hal lagi, penerapan sistem kapitalis sekuler harus segera diakhiri. Sistem itu hanya akan menciptakan permasalahan di tengah-tengah masyarakat. Asas kebebasan yang dipuja-puja justru faktanya hanya menjadi penyebab kehancuran moral generasi. Tak ada sedikit pun kebaikan di sana. Hanya dengan kembali kepada sistem Islamlah kehormatan manusia akan selalu terjaga, karena aturannya murni berasal dari Sang Pencipta kehidupan.

Sistem Islam benar-benar akan menjaga generasi muda dari kemerosotan moral dan akhlak. Jelasnya, dalam konteks sekarang ini, semua konten baik yang ada di dunia nyata ataupun di dunia maya akan diawasi dan diatur sedemikian rupa supaya tidak menyimpang dari ketentuan syariat Islam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version