View Full Version
Jum'at, 11 Jan 2019

Budaya Hedonisme Artis, Tak Layak Tiru!

Oleh: Sabila Asy-syahidah, S.Pd.*


Dear sobat remaja voa-islam, kali ini kita akan memebahas tentang hal yang cukup memiriskan hati. Prostitusi online artis kembali merebak dengan tertangkapnya beberapa artis dengan pasangan tidak sahnya. Harga bisnis haram ini pun fantastis hingga puluhan juta rupiah. Hal ini kembali membuka dunia gelap entertainment yang kian menunjukkan budaya bebas ala barat.

Kasus prostitusi online bukanlah barang baru. Pengakuan Deddy Corbuzier dalam vlognya menyatakan bahwa tak hanya artis wanita, artis pria pun banyak melakukan bisnis yang sama. Bahkan Corbuzier menyatakan pernah ditawari 2M untuk menemani kliennya keluar negri selama 3 hari.

Selama ini masyarakat memandang bahwa dunia artis adalah dunia glamor yang penuh harta kekayaan. Tentu menjadi pertanyaan mengapa artis-artis ini masih saja mengejar harta dengan menjual diri?

Budaya hidup hedonisme yang melekat di dunia keartisan adalah salah satu penyebabnya. Dunia hiburan yang tak tentu pemasukkannya sedangkan banyak artis yang kadung bergaya hidup glamor membutuhkan materi untuk memenuhi 'kebutuhan' gaya hidupnya.

Tak hanya para artis, budaya hidup hedonisme pun sudah banyak dianut oleh para remaja baik putih abu maupun putih biru. Tentu tak lepas dari ingatan kita bahwa istilah 'ayam kampus' atau 'ayam sekolah' menandakan adanya prostitusi di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Budaya hedonisme berasal dari pola pikir Barat yang hidup berasaskan materi. Orang-orang Barat yang tidak mempercayai hisab pada amal membuat kehidupan mereka ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perut dan bawah perut.

Berbeda halnya dengan kehidupan muslim. Kaum muslim mempercayai bahwa amal sebesar atom pun akan ditimbang di akhirat kelak sebagaimana firman Allah,

"Barangsiapa yang melakukan kebaikan sebesar zarrah pun niscaya dia mendapat balasannya. Dan barangsiapa yang melakukan kejahatan sebesar zarrah pun niscaya dia mendapat balasannya pula." (Al Zalzalah: 7-8)

Sungguh miris ketika seorang muslim sudah terinfeksi virus hedonisme ini. Jauhnya kaum muslim dari islam itu sendiri menyebabkan kaum muslim lupa dengan budaya hidup mereka yang sesungguhnya. Tentu kita merindukan kehidupan islami yang tidak mengejar materi semata tapi mengejar sesuatu yang lebih berharga yaitu akhirat.

Mengembalikan kehidupan islam ini membutuhkan kerjasama antara individu, masyarakat, dan negara. Individu perlu dibina supaya menjauhi gaya hidup hedonisme. Masyarakat pun perlu dibina supaya mengingatkan individu untuk menjauhi gaya hidup hedonisme. Adapun negara adalah fasilitator yang membatasi media supaya tidak mempromosikan gaya hedonisme melalui para artis.

Nah sobat voa-islam, semoga kita menjadi salah satu manusia yang berperan dalam mengembalikan kehidupan Islam ini. Agar fenomena prostitusi yang mulai mewabah ini  bisa dibasmi hingga ke akarnya. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

*penulis adalah Pemerhati Pendidikan dan Sosial Remaja

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version