View Full Version
Rabu, 30 Jan 2019

Public Figure vs Public Vulgar, Ambigu?

Oleh: Ahmad Muafi*

Awal tahun 2019 Indonesia dihebohkan dengan berita penggerebekan salah satu artis yang terlibat transaksi prostitusi online dengan tarif hingga menyentuh angka 80 juta rupiah. Berita ini cukup menggemparkan sehingga sering menjadi headline di berbagai media bahkan trending di YouTube. Benarkah saat ini Indonesia mengalami krisis moral?

Sobat muslim sahabat voa-islam yang dirahmati Allah, mari kita pelajari dan telaah lagi kasus tersebut. Mengapa kasus tersebut bisa terjadi? Salah satu faktor terpenting adalah kurangnya keimanan seseorang. Landasan agama sangatlah berperan penting dalam membatasi pergaulan kita. Tidak ada agama yang menghalalkan zina. Seorang muslim yang menjauh dari Allah akan kehilangan jati dirinya sebagai muslim. Dalam kasus ini kita bisa lihat bahwa kehidupan artis di Indonesia dipenuhi dengan realita seperti demikian. Hal tersebut bukanlah hal baru bagi kita.

Sudah banyak artis muslim yang meninggalkan ketentuan Allah hanya ingin mengejar materi dunia. Kasus yang terjadi saat ini bisa jadi akibat tekanan dari masyarakat apabila seorang artis tidak se-glamour biasanya. Bagi orang beriman, hal tersebut tidak akan dipedulikan. Karena bagi orang beriman, penilai paling penting adalah Allah. Sedangkan bagi seseorang yang kadar keimanannya berkurang, akan terus terngiang hingga menghalalkan segala cara agar bisa memenuhi setiap apapun yang menjadi perbincangan orang.

Dari poin pertama ini saja sobat muslim, kita bisa ambil hikmah. Bahwasannya sebagai muslim yang baik, kita tidak boleh menganggap orang lain rendah ketika ia sudah tidak diberi rezeki seperti biasanya oleh Allah. Bisa jadi hal kecil yang kita ucapkan menjadi tekanan besar bagi seseorang yang belum terbiasa dekat dengan Allah.

Ada hal menarik lain yang saya pelajari dari kasus ini. Dimana banyak sekali komentar hujatan dari beberapa netizen yang seakan-akan menganggap bahwa dosa yang dilakukan oleh orang tersebut tidak bisa dimaafkan oleh Allah. Padahal jika kita kembali belajar, Allah adalah Dzat yang maha pengampun dan pemberi maaf bagi setiap hambanya yang mau bertaubat. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalm Al-Qur’anul Kariim,

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Setelah membaca ayat tersebut, masihkah kita hendak menghujat orang yang bersangkutan dengan komentar yang buruk seakan-akan kita adalah manusia paling suci yang luput dari dosa.

Hal menarik lain yang tak kalah memprihatinkan, selain banjir hujatan banyak pula netizen yang memberika dukungan. Bahkan ada komentar dari seseorang yang mengatakan “Lebih baik si artis menjual diri dengan tarif mahal daripada perempuan di luar sana yang hanya dibayar dengan ucapan aku sayang kamu”. Astaghfirullahaladzim. Adakah yang lebih baik dari keduanya? Jawabannya tidak ada. Keduanya sama-sama perbuatan zina yang sangat dilarang oleh Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Furqan ayat 68-71,

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya”.

Lantas bagaimanakah seharusnya kita bersikap sebagaimana muslim yang baik dan cerdas? Kita hendaknya senantiasa mendoakan agar seseorang yang bersangkutan segera bertaubat dan segera mendapat hidayah dari Allah. Selain itu, kita juga harus senantiasa merefleksikan pada diri kita. Apakah kita termasuk golongan dari yang demikian? Jika iya, maka segeralah bertaubat sebelum Allah memberikan azab yang pedih.

Sobat voa-islam, banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dalam kejadian ini. Sudah sepantasnya kita sebagai muslim tidak saling mengumbar aib saudara seiman kita. Atau mungkin malah mengumbar aib kita sendiri. Naudzubillahiminzalik. Hal lain yang perlu kita refleksikan dalam hidup kita terhadap permasalahan tersebut, bahwasannya kita sebagai seorang muslim hendaknya selalu bersikap apa adanya dan tidak menjadi orang munafik. Dalam artian kita senantiasa melakukan kebaikan hanya saat di depan orang lain dan melakukan beberapa dosa ketika tidak ada orang lain.

Percayalah bahwa Allah maha mengetahui atas apa yang kamu lakukan. Memang benar Allah menutupi aib seorang muslim, bahkan kita juga dilarang untuk menceritakan aib kita sendiri terhadap orang lain. Namun hal tersebut tidak bisa menjadi landasan agar kita senantiasa melakukan dosa dengan dasar bahwa Allah akan selalu menutupi aib kita. Ada batasan dimana Allah tidak bisa menutup aib tersebut karena perbuatan dosa yang terus menerus kita lakukan tanpa pernah mencoba untuk bertaubat kepadaNya. Semoga kita bukan termasuk golongan ini dan orang-orang yang nantinya merugi di akhirat. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version