View Full Version
Jum'at, 15 Mar 2019

Medsos, Mau Dibawa Kemana?

Oleh: Rut Sri Wahyuningsih*

 

Kemajuan teknologi tak dapat dihindari. Semua kalangan hari ini "dipaksa" untuk mengikuti lajunya. Terlebih ketika dunia bergegas melantangkan revolusi industri 4.0 sebagai lalu lintas online termutakhir, meskipun sudah ada woro-woro industri 5.0.

Di sisi lain kemajuan teknologi sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perjalanan lebih cepat, berita lebih up to date, bisnis lebih mudah, promosi lebih leluasa, belajar tidak boring, inovasi dan kreasi mudah diakses. Dakwah mudah menyentuh setiap lini masyarakat, tinggal pilih mau ustadz atau ustadza siapa favoritnya.

Namun di sisi lainnya juga mengakibatkan sejumlah kerusakan sosial. Seperti munculnya jaringan judi online beromzet 9 milyar rupiah di Banyuwangi dibongkar( jatimnow.com,08/03/2019). Bisnis prostitusi online di Biltar dibongkar, satu mucikari ditangkap ( jatimnow.com, 08/03/2019). Kemudian kasus remaja awalnya kenal dari FB, menghilang kemudian  diperkosa. Kasus video porno dan lain-lain.  Jika itu memudahkan mengapa media sosial juga bisa menimbulkan kerusakan? Media sosial bak dua mata pedang jika kita tak paham faktanya.

Tidak ada yang salah dengan media sosial, karena ia bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Umum. Universal. Namun akan berbeda dampaknya jika berada dalam sebuah sistem. Yang mana sistem itu mengandung pandangan hidup sebuah masyarakat.  Karena sistem itulah yang akan mengendalikan. Apakah shahih ataukah batil. Apakah berasal dari hawa nafsu manusia ataukah dari Kalam Ilahi.

Jika dalam sistem sekuler. Maka liberalisme dan kapitalisme sebagai produk unggulannya akan otomatis menjadi penguasanya. Orang menggunakan media sosial jelas akan bebas untuk apa saja, tak peduli untuk kebaikan atau keburukan. Karena landasan pokok sistem ini adalah pemisahan agama dari kehidupan. Suara manusia lebih diunggulkan daripada suara Tuhan. Semua perilaku bebas asal tidak mengganggu orang lain. Maka kerusakan mental dan sosial akan mengikuti sebagai akibat dari ketidaktundukan mereka dengan Sang Khalik. Juga selama media sosial bisa menghasilkan pundi-pundi penghasilan, maka akan terus digunakan sekalipun komoditas yang ia jual adalah sesuatu yang dilarang dalam agama.

Media sosial adalah lahan subur  yang menyediakan berbagai manfaat bagi kapitalisme. Menyasar setiap genre masyarakat, menawarkan racun hedosnisme dan lalai kepada mengingat akhirat. Naudzubillah...kerusakan masyarakat sekaranglah buktinya. Media sosial dimutilasi sedemikian rupa hingga hanya sebatas eksistensi diri tanpa nilai plus. Saling mencaci, menghina, membully, dan ajang pamer tak terelakkan.

Hingga ada yang bertanya, "Bagaimana hukumnya kirim ucapan Natal lewat media sosial?" Inilah efek terparah. Karena  menyangka hukum media sosial berbeda dengan dunia nyata. Kebodohan dalam agama perlahan menguasai kaum muslim. Karena mereka membebek trend yang diciptakan kapitalisme dan liberalisme. Saatnya kita bijak bermedia sosial, mengambil manfaat teknologi sebesar-besarnya untuk kepentingan umat, yaitu berdakwah.

Informasi yang sehat merupakan perkara yang penting bagi  Negara Daulah. Yaitu untuk menyatukan negeri-negeri kaum muslim dan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh umat manusia. Media sosial diperlukan untuk menggambarkan Islam dengan benar dan membina kepribadian masyarakat sehingga terdorong untuk hidup dengan cara yang islami dan menjadikan syariat Islam sebagai tolok ukur dalam segal kegiatan hidupnya.

Media sosial juga berperan mengungkap kesalahan pemikiran , paham dan ideologi serta aturan-aturan sekuler. Dengan cara itu maka masyarakat menjadi paham mana yang salah dan mana yang benar. Serta terhindar dari pemikiran, pemahaman dan gaya hidup yang tidak Islami. Dan media dengan fungsi yang seperti ini hanya ada dalam sistem aturan Islam.

Hanya Islam  yang mampu menyelesaikan cybre crime. Dengan syariatnya yang tegas dan adil. Saatnya kita sebagai seorang muslim bertanggung jawab dengan keimanan kita dengan berjuang menegakkan apa yang wajib kita tegakkan, yaitu sistem khilafah, yang akan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Wallahu a'lam bishowab.

*Penulis adalah Pengasuh Grup Online BROWNIS

Ilustrasi: Google 


latestnews

View Full Version