View Full Version
Jum'at, 12 Apr 2019

Menjadi Muslim di Jepang, Rukuk dan Sujud Dimana pun Berada

Oleh: Erika Kartini, S.E.

 

Di negeri sakura tidak banyak masjid bertebaran seperti di Indonesia. Tidak mudah mencari tempat shalat di sini. Sedangkan di Indonesia, tempat shalat ada di mana saja. Baik itu berupa masjid atau musholla. Di mall, di taman, di tempat wisata disediakan tempat shalat. Bahkan, baru-baru ini di halte busway pun sudah disediakan tempat shalat. Gampang sekali jika ingin melaksanakan shalat ketika sedang berada di luar.

Berbeda jauh dengan Jepang yang bukan negeri muslim. Jika sedang bepergian dan waktu shalat sudah hampir habis, maka harus segera mencari tempat yang pas untuk shalat.

Tempat salat paling mudah adalah ketika berada di koen (taman). Di koen tempatnya luas dan bisa mencari lokasi yang agak terpencil sehingga tidak menjadi pusat perhatian. Harus dipastikan bahwa tempat tersebut bukan tempat yang menjadi lalu lalang orang. Bila tidak, pasti akan menggangu orang lain. Bila sudah begini, petugas akan datang menegur jika mengganggu kenyamanan orang lain.

Jangan lupa siapkan sajadah plastik yang bisa dilipat dan praktis dibawa kemana saja. Kami membelinya di toko online. Sajadah plastik ini bisa digunakan di atas tanah, rumput atau pasir.

Lalu bagaimana dengan berwudhu? Biasakanlah berwudhu terlebih dulu sebelum bepergian. Namun jika batal maka bisa berwudhu lagi  di toilet umum. Toilet di Jepang hampir selalu ada di setiap tempat. Di setiap sudut taman juga tersedia toilet. Keran-keran yang bisa digunakan untuk berwudhu mudah ditemukan di taman-taman.

Hal yang perlu diperhatikan ketika berwudhu di toilet umum adalah cipratan air bekas wudhu. Orang Jepang biasa dengan toilet kering. Mereka tidak suka dengan toilet yang basah. Maka pastikan wudhu kita perlahan-lahan dan gunakan sedikit air agar tidak muncrat kemana-mana. Jika airnya tumpah ke mana-mana maka harus segera dilap. Bisa dilap dengan tisu atau kita membawa lap sendiri dari rumah.

Kami pernah shalat di taman, di dekat stasiun dan di sebelah parkiran sepeda. Merasa malu? Sedikit merasa malu dan was-was awalnya. Khawatir ditegur orang atau dianggap mengganggu. Tetapi lama-kelamaan kami terbiasa sehingga tidak merasa malu. Yang penting dipastikan posisinya tidak menggangu orang lain.

Di sekolah, anak-anak kami juga tetap melaksanakan shalat. Alhamdulillah pihak sekolah menyediakan tempat shalat bagi anak-anak muslim. Tentu saja ini berkat perjuangan para pendahulu yaitu para orang tua muslim yang lebih dulu datang dan melobi pihak sekolah agar menyediakan tempat shalat. Semoga pahala mengalir untuk mereka.

Shalat adalah kewajiban yang Allah perintahkan. Ia adalah tiang agama dan hal pertama yang akan dihisab di akhirat kelak. Maka jangan sampai terlewat apa pun alasannya. Ketika sakit, kita diperbolehkan shalat dengan duduk atau berbaring. Bahkan dengan isyarat pun boleh, jika sudah kritis.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang shalat pada suatu hari, kemudian berkata,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

“Siapa saja yang menjaga shalat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan siapa saja yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad 2: 169 dengan sanad yang hasan).

Qarun adalah simbol orang yang lalai karena sibuk dengan harta. Fir’aun lalai karena sibuk dengan kekuasaan dan kerajaan. Haman (perdana menteri Fir’aun) lalai karena sibuk menjilat penguasa demi meraih jabatan yang tinggi. Sedangkan Ubay bin Khalaf sibuk dengan urusan perdagangan atau bisnisnya. Inilah gambaran orang-orang yang disibukkan dengan perkara dunia sehingga lalai dari shalat (muslim.or.id, 02/12/2018).

Selama masih menghembuskan nafas maka masih dikenakan kewajiban shalat. Kecuali jika telah wafat, maka kewajiban shalat sudah gugur. Karena ada orang lain yang akan bersiap menyalatkan anda. Jadi, shalatlah sebelum dishalatkan. Tak peduli di negeri yang muslim merupakan minoritas, salat harus tetap ditegakkan. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Dunia sementara

Akhirat selamanya

Sudahkah anda shalat?

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version