Oleh: Wardah Abeedah*
Ramadan. Kata ini disebutkan satu kali di dalam Alquran. Dalam firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 185,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).
Ketika menyebutkan frasa “bulan Ramadhan” dalam Alquran, Allah tak menggandengkannya dengan puasa ataupun dengan perjuangan melawan hawa nafsu. Rabb kita menggandengkan frasa Syahru Ramadan dengan informasi bahwa bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Alquran. Dalam tafsir Ibnu Katsir, awal ayat 185 al Baqarah menunjukkan bahwa Allah mengagungkan bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya disebabkan Alquran diturunkan pada bulan tersebut. Bahkan kitab-kitab nabi sebelumnya turun di Bulan Ramadan.
Terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad menyebutkan Alquran turun pada malam ke 24 Ramadhan. Disebutkan bahwa Alquran turun sekaligus dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah di langit bumi pada malam lailatul qadar (Surat Al Qadr 1). Setelah itu, Alquran diturunkan bagian demi bagian kepada Rasulullah sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Demikian diriwayatkan dari Ibnu Abbas, melalui beberapa jalur.
Dari ayat di atas, para ulama berpendapat bahwa sejatinya kita meningkatkan interaksi kita dengan Alquran di bulan Ramadan. Selama ini masyarakat kita menigkatkan bacaan Alquran di bulan mulia ini. Masjid-masjid senantiasa ramai dengan tadarus bersama. Kegiatan tahfidz atau menghafal Alquran juga semarak. Namun Alquran memiliki hak-hak lainnya selain dibaca dan dihafal. Ada hak lain yang sifatnya wajib, yakni memahami Alquran, mengamalkan (menerapkan hukumnya), dan menyampaikan isi Alquran.
Isi Alquran berjumlah 30 juz, 144 ayat dan 6236 ayat. Di dalamnya memuat kisah-kisah kaum terdahulu sebegai pelajaran bagi umat Muhammad Saw, terdapat ayat-ayat terkait aqidah atau keimanan, juga syariah (aturan hisup) sempurna yang tak hanya menjelakan perihal ibadah ritual, namun juga urusan berkeluarga, jual beli, peradilan, hingga kenegaraan. Kesemua itu menjadi petunjuk bagi umat manusia pada keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Petunjuk ini menjadi pedoman hidup dan solusi bagi semua problem manusia sejak turunnya Alquran hingga hari kiamat. Alquran adalah pedoman dan solusi terbaik yang turun dari zat yang maha baik dan selalu relevan kapanpun dan kepada siapapun ia diterapkan.
Bulan Ramadhan adalah awal kebangkitan peradaban manusia di dunia. Karena sejak Alquran turun, hal ini menjadi awal perubahan besar tatanan hidup tanah dan bangsa Arab yang kemudian meluas merubah sejarah peradaban manusia di muka bumi. Sebelum Alquran datang, bangsa Arab adalah bangsa jahiliyah yang posisinya jauh berada di bawah imperium Romawi dan Persia, dua kekuatan adidaya yang telah beridiri ribuan tahun lamanya. Mereka bukanlah bangsa yang diperhitungkan dan berpengaruh besar dalam skala dunia. Landasan aturan sosialnya adalah fanatisme rasial dan marga, pezinahan merajalela, ada berbagai praktik pernikahan jahiliyah seperti poliandri dan poligami tanpa batas. Mereka membunuh anak-anak perempuan mereka, mewariskan kaum wanita mereka, terbiasa dengan kecurangan dalam berdagang, dan lainnya.
Kemudian ketika Alquran turun kepada manusia yang Allah pilih menjadi utusanNya, Muhammad Saw, firman-firman Allah tersebut berhasil merubah bangsa Arab dan menyebarkan kebangkitan itu kepada seluruh bangsa di dunia. Menghapus nasionalisme Arab dan berhasil menyatukan berbagai suku, ras, dan bangsa di dunia dalam satu ikatan aqidah Islam. Kemudian menghantarkan mereka mengalahkan Persia dan Romawi, menjadi adidaya di muka bumi.
Begitulah turunnya Alquran yang menjadi awal kemunculan agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Hingga setelah wahyu turun sempurna dan wafatnya Rasul terakhir, Alquran terus diterapkan oleh individu muslim, masyarakat dan negara Islam yang dipimpin Khulafur Rasyidin hingga kekhilafahan Utsmani. Negara dan masyarakat yang berhukum dengan Alquran ini mengalami kesejahteraan yang merata hingga tak ada satupun rakyat yang mau menerima zakat di masa Umar bin Abdul Aziz. Terwujud kemanan dan keadilan hinga Umar bin Khattab, Qadli (hakim) di masa pemerintahan Abu Bakar mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat karena tak ditemukan satupun kasus kriminalitas ataupun perselisihan yang ditanganinya. Terdepan dalam sains dan teknologi di msa kekhilafahan Bani Abbasiyah.
Kaum muslimin saat itu juga memberikan hak Alquran dengan menyebarkannya ke seluruh dunia. Hingga mereka menguasai dua pertiga dunia yang membentang dari Afrika hingga ke Spanyol. Karenanya pula, hingga saat ini kita di bumi nusantara bisa merasakan manisnya hidup dalam keimanan. Islam dengan Alqurannya mampu membawa umat manusia pada kegemilangan peradaban selama 1300 tahun lamanya. Benarlah firman Allah yang mengabarkan bahwa keimanan terhadap Allah termasuk kepada kalamNya (Alquran) akan menjadikan Allah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya sebagaimana surat al Baqarah 257.
Sebaliknya, jika kita kemudian berpaling dari Alquran, Allah akan membiarkzn kita hidup dalam kegelapan dan kesempitan.
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanku sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada harikiamat dalam keadaan buta.”
Sebagian ahli tafsir memaknai frasa “dzikri” yang ada dalam ayat ini dengan Alquran, sebagiamana firman Allah dalam Al- Anbiya’ 50.
“Dan Al-Qur’an itu adalah suatu kitab peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan.”
Saat ini kehidupan kaum muslimin sedang diliputi kegelapan. Problem multidimensi mulai kemiskinan, penjajahan dan pembantaian, degradasi ahlak, dll sedang kita alami akibat kita hanya menjadikan Alquran sebagai bacaan tanpa menerapkannya dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
Karena Alquran yang turun di bulan Ramadan inilah, bangsa Arab menjadi bangkit, umat manusia serta dunia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Maka, mari jadikan momentum Ramadan kali ini untuk memberikan hak-hak Alquran dengan sempurna, untuk bangkit dari kegelapan menuju cahaya. Allahu a’lam bis shawab. (rf/voa-islam.com)
*Penulis adalah anggota Forum Silaturahmi Ustadzah dan Muballighah.
Ilustrasi: Google