View Full Version
Selasa, 28 May 2019

Liberalisme Melahirkan Generasi Kriminal?

GAME Online kembali membawa cerita. Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap gamer online, tersangka pembobolan bank sebesar Rp1,8 miliar di Pontianak, Kalbar. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya,  Ajun Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indria dalam keterangannya mengungkapkan tersangka perempuan, YS (26),  tidak berkerja, asal Pontianak, berhasil bobol bank lewat sebuah games online Mobile Legend. (viva.vo.id, 18/5/2019).

Miris dan ironis. Perkembangan teknologi yang mudah diakses telah menimbulkan berbagai problematika. Benar, internet dan media sosial telah memberikan kemudahan bagi penyebaran informasi. Namun tidak dapat juga diingkari, ternyata juga membawa pengaruh bagi rusaknya  generasi. Bukti, bahwa teknologi dapat bernilai positif. Tapi juga membawa dampak yang negatif bagi masyarakat khususnya generasi muda.

Sedihnya hari ini, tekanan ekonomi dan gaya hidup telah menggiring generasi memanfaatkan teknologi untuk tindak kriminal. Kasus YS merupakan secuil bukti bagaimana internet dimanfaatkan untuk merugikan orang lain. Sementara di satu sisi menjadi cara instan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang.

Kasus YS tentu perlu mendapat perhatian. Mengingat banyaknya kasus sebab kecanduan game online. Baik kasus kerusakan tatanan sosial maupun kriminal. Berbagai kerusakan generasi akibat game online juga menjadi bukti, bahwa negara gagal dalam melindungi generasi muda.

Jika ditelaah, kondisi kerusakan generasi saat ini tidak terlepas dari pengaruh liberalisme ala Barat. Skenario global untuk menyuburkan kerusakan mental dan menyesatkan Islam. Paham ini mengajarkan kepada generasi muda untuk bebas berbuat tanpa mempertimbangkan aturan agama. Kerusakan generasi muda saat ini tentu harus menjadi perhatian yang serius bagi kita semua, baik orang tua, masyarakat dan negara.

Berbagai pihak yang telah mencoba menyelesaikan masalah moral generasi. Namun fakta berbicara solusi - solusi yang ditawarkan tidak mampu menyelesaikan masalah dengan tuntas. Hal ini disebabkan karena solusi yang ditawarkan adalah berasal dari sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan.

Sungguh tiada solusi lain untuk menuntaskan semua masalah tersebut kecuali dengan Islam. Hanya Islam yang mampu menyelamatkan generasi muda dari liberalisasi yang jelas - jelas merusak. Dengan menerapkan Islam secara Kaffah generasi muda terlindungi dari kerusakan.  Dan hanya Islam yang mampu melahirkan generasi yang berkualitas, cerdas dan intelektual dan menjadi pemimpin umat terbaik sebagaimana generasi pada jaman Nabi saw dan para sahabat.**

Nur Saleha, S.Pd

Pengajar


latestnews

View Full Version