Oleh: Natasya
Sahabat voa-islam yang dirahmati Allah, kalian sering dengar nggak istilah LGBT akhir-akhir ini? Emang apa sih, LGBT itu? LGBT adalah kepanjangan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender.
Udah pada tahu, nggak apa masing-masing artinya? Buat yang belum, lesbian itu rasa nafsu, gairah terhadap sesama wanita, sedangkan gay yang sesama laki-laki. Biseksual itu, kebiasaan seksual terhadap pria maupun wanita. Jadi dua-duanya juga dia suka nggak peduli perempuan ataupun laki-laki. Nah, sedangkan transgender sendiri itu adalah orang yang mengubah gender aslinya yang ia dapat waktu lahir. Jadi, istilah gampangnya itu operasi gender, dari yang gender wanita menjadi gender laki-laki, dan begitu juga sebaliknya.
Homoseksual sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Luth a.s dahulu. Homoseksual adalah salah satu kedurhakaan yang paling keji yang dilakukan oleh kaumnya. Bahkan kekejian itulah yang membuat kaumnya diazab oleh Allah dengan azab yang konon katanya, tak ada azab seberat azab kaum Nabi Luth.
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?”(QS. Al-A’raf: 80)
Perbuatan homoseksual ini sangatlah keji karena menyalahi fitrah mereka sebagai manusia yang seharusnya menikahi lawan jenis. Di dalam al-qur’an surat al-Anbiya’ pun ditegaskan bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang keji dan buruk.
“Dan kepada Luth, kami berikan hikmah dan ilmu dan Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang melakukan perbuatan keji. Sungguh, mereka orang-orang yang jahat lagi fasik.” (QS. Al-Anbiya’:74)
Di zaman sekarang, perbuatan LGBT mengalami pro-kontra. Antara syari’at Islam yang mengharamkan perbuatan tersebut dan alasan Hak Asasi Manusia yang memperbolehkannya. Namun jika kita telusuri, LGBT jika diperbolehkan dengan alasan HAM, maka hal tersebut tidaklah benar karena LGBT adalah sumber penyakit dan menyalahi fitrah. Sedangkan fitrah sendiri adalah hak asasi manusia. Jika LGBT tidak dicegah, maka akan menimbulkan banyak sekali dampak negatif yang tentunya merugikan pelaku dan sekitarnya. Kebanyakan dari pelaku LGBT terjangkit penyakit kelamin yang mengancam nyawa.
Berbicara tentang dampak dari LGBT, tidak hanya terkena penyakit saja, namun ada beberapa hal negatif yang akan terjadi jika kegiatan LGBT ini tidak kunjung dihentikan. Antara lain:
Fitrah kita sebagai manusia adalah antara lelaki dan perempuan menikah, dan perempuan memiliki anak sedangkan lelaki yang mengurus perekonomian keluarga. Logika saja bagaimana jadinya kalau pernikahan yang terjadi adalah perempuan dan perempuan. Akankah bisa menghasilkan keturunan? Akankah bisa salah satu dari mereka ada yang mengurus rumah dan perekonomian keluarga. Atau mereka berdua mengurus rumah saja? Begitupun jika yang terjadi adalah pernikahan antara dua pria. Mereka sama sekali tidak akan bisa menghasilkan keturunan. Jadi, Allah sudah menciptakan manusia sesuai dengan fitrahnya. Jadi mengapa harus hidup dengan keluar dari fitrah sedangkan fitrah itu sendiri adalah hak kita sebenarnya?
Banyak sekali alasan-alasan yang membela aktivitas LGBT. Ada yang mengatakan bahwa sumber daya manusia ini terbatas, maka dari itu kita tidak perlu memiliki banyak keturunan agar cukup. Mereka menepis pendapat bahwasannya jika pun tidak bisa menghasilkan anak keturunan, toh, bisa adopsi. Lalu, banyak yang terpengaruh, dan mengiyakan hal tersebut tanpa memikirkan dampak yang sebenarnya.
Tentu saja dampak ini juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Karena LGBT merupakan kegiatan yang tidak biasa di masyarakat, dan berdampak buruk, tentu saja hal ini akan membuat masyarakat sekitar menjadi gelisah. Bukan hanya karena LGBT itu merugikan diri, namun hal ini juga sangat dibenci oleh Allah. Maka dari itu kita harus menghindari LGBT.
Nah, gimana sih caranya agar kita bisa jauh-jauh terhindari dari virus LGBT ini? Di bawah ini adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan loh:
Dengan mendekatkan diri kepada Allah maka kita akan selalu merasa takut karena dia sadar bahwa Allah selalu ada dan Maha,elihat.
Lingkungan adalah faktor yang besar peluangnya untuk membentuk dan mengubah karakter. Jika karakter lingkungan sekitarnya itu jelek, maka ada kemungkinan juga jelek. Begitupun sebaliknya. Walaupun tidak seratus persen berpengaruh, setidaknya ada delapan puluh persen kemungkinannya.
Ketika nafsu sudah tidak bisa ditahan sedangkan kita takut dan taat kepada Allah, maka satu-satunya solusi adalah menikah. Tentu saja menikah sesuai dengan fitrah kita yaitu menikah dengan lawan jenis, bukan sesama jenis.
Jadi itu sedikit paparan tentang LGBT untuk diketahui dan diwaspadai ya. Semoga saja kita selalu dilindungi Allah agar terhindar dari hal demikian. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google