Oleh: Desi Wulan Sari
Pergaulan remaja milenial di tahun 80an dan awal 90an berdasarkan pengamatan pribadi penulis tidak banyak menemukan kasus yang membuat miris hati para orang tua seperti Gen Z saat ini. Bukan berarti tidak ada masalah yang ditemukan, tetapi bukan menjadi persoalan utana yang menjadi beban orang tua.
Gaya remaja masa-masa itu tidak terlalu banyak terwarnai dengan gaya hedonis barat. Tidak banyak yang masuk dalam lingkungan remaja Indonesia pada umumnya. Hanya segelintir remaja kaya saja yang hidup dalam kemewahan.
Remaja yang dimaksud di sini adalah anak-anak yang berusia antara 12 - 18 tahun. Masa-masa ini mereka mencari jati diri dan eksistensinya. Dalam Islam memang tidak ada fase yang dinamakan masa remaja, yang ada hanyalah anak usia pra baligh dan telah baligh. Baligh yang dimaksud adalah tahap dimana seorang anak telah datang nasa pubertasnya dengan ditandai mimpi basah mengeluarkan air mani untuk laki-laki dan keluarnya haid (darah) dari kemaluan untuk anak perempuan.
Gaya amazing remaja dulu bisa membuat senyum-senyum buat yang membacanya. Karena gaya tersebut bisa dikatakan jauh dari kata "gaul abis" versi remaja zaman sekarang.
Inilah beberapa gaya amazing remaja tahun 80an sampai awal tahun 90an. Mungkin saja kejadulan mereka yang bersifat positif buat anak jaman sekarang bisa menjadi trend kembali. Gaya amazing tersebut antara lain:
1. Penampilan
Penampilan remaja dulu selalu berpenampilan apa adanya. Resensi utama dalam fashion mereka adalah majalah remaja terkenal masa itu, seperti majalah "Aneka", "Hai", "Gadis" dan yang lainnya. Wah bagus juga ...no virus demam korea atau demam barat.
2. Lingkungan Sekolah
Mereka lebih memprioritaskan urusan belajar dibanding yang lain. Di sekolah Guru adalah orang yang paling dihornati. Segalak-galaknya guru tetap mereka anggap sebagai orangtua sendiri. Untuk Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan tambahan yang cukup bergengsi kala itu, seperti paskibra, basket, anak gunung, pramuka dan PMR (Palang Merah Remaja). Juga media informasi terkait ilmu pengetahuan menggunakan buku, koran, majalah iptek, museum dan lain sebagainya. Keren kan.
3. Teman Kumpul Bareng
Layaknya remaja ketika kumpul bareng, misalnya remaja putri akan membicarakan sesuatu yang seru menurutnya, antara lain membicarakan lawan jenis mereka. Ngobrolin kerennya mereka, lucunya mereka, pintarnya mereka, sambil makan camilan dan bersenda gurau. Lucunya lagi mereka rumpi cowok-cowok keren tapi tidak ada satu pun yang punya nyali untuk bicara atau mendekati sang idolanya. Alasannya malu, takut, gengsi (sebenarnya kadar keimanan remaja dulu masih terjaga) atau minimal sudah bisa melihat sang idola dari jauh saja sudah senang setengah mati.....hmm ok juga tuh caranya.
4. Saat Galau
Kerennya mereka dulu, saat kegalauan melanda layaknya remaja yang moody, mereka menuangkan kegalauannya seperti marah, sedih, sebel, senang, bahagia, de el el. Dengan menulis diary sebanyak-banyaknya dan terkadang sampai menitikkan air mata saat menulisnya. Karena menumpahkan semua rasa ataupun isi hati dalam sebuah tulisan bisa membuat perasaan lebih lega. Itu biasanya berlaku buat anak yang rajin menulis. Tetapi buat anak yang kurang suka menulis biasanya mereka mulai mencari teman atau orangtua sendiri untuk curhat isi hati yang nembuatnya galau. Pokoknya selalu ada solusi buat mengatasi kegalauan mereka. Iya juga ya....plong jadinya.
Begitulah sekelumit gaya amazing suka-sukaan remaja tempo dulu. Alangkah bijaknya jika kita mengambil nilai-nilai positif dari yang pernah mereka lakukan. Intinya adalah teknologi kekinian seperti gadget pribadi, internet, gaya hidup hedonis, ataupun mengikuti gaya hidup idola remajanya yang sudah jauh dari nilai-nilai agama, jangan sampai dituruti dengan dalih perkembangan zaman. Tentunya hal itu merupakan jalan kerusakan bagi generasi Z saat ini.
Ngerinya pergaulan remaja saat ini sudah dalam taraf mengkhawatiran. Ditambah pelemahan akidah yang sengaja di-setting dalam sistem sekuler hari ini.
Sejatinya remaja sekarang perlu kembali dirangkul dan diarahkan kembali pada koridor syariat yang benar. Meninggikan nilai ketakwaan dan memperindah nilai tsaqofah (kepribadian Islam) sehigga terbentuk generasi muda cemerlang yang smart dan juga bersyari'at. Wallahu a'lam bishawab.[]