Oleh : Henyk Nur Widaryanti
Sepertiga Ramadhan hampir usai. Sudahkah kita beribadah maksimal di 10 hari pertama ini? Seperti kita tahu, hampir seluruh kegiatan baik ibadah, sekolah dan bekerja diadakan di rumah semua. Jadi, yang biasa ngabuburit di masjid sekarang pindah bareng keluarga di rumah. Yang biasa tarawih di masjid saat ini pun harus tarawih di rumah. Yang biasa datang ke kajian-kajian, saat ini pun harus mengikuti kajian dari rumah. Pertanyaannya, sudahkah kita maksimal dalam menjalaninya?
Mengingat banyak sekali iklan-iklan yang menggiurkan selama bulan Ramadhan ini. Bukan iklan makanan atau barang-barang persiapan lebaran. Tapi iklan diskon aplikasi agar dapat nonton film gratis selama di rumah. Siapa yang tidak tergiur dengan iklan seperti ini? Bagi penyuka drakor (drama korea), film barat hingga film layar lebar pasti akan memanfaatkan gratisan ini. Apalagi anak-anak remaja, yang baru beranjak dewasa. Mereka akan lebih anteng duduk sambil nonton film di gadget dari pada duduk mengerjakan tugas sekolah.
Tidak sampai di situ, para remaja atau bahkan orang dewasa sekalipun ada juga yang demam game. Ratusan bahkan ribuan game berseliweran di play store. Tidak hanya gratisan, game berbayar pun rame memadati beranda gadget. Bagi mereka yang maniak game, akan betah berlama-lama nge-game daripada membuka mushaf untuk tadarusan. Habis kuota berlipat-lipat pun tak mengapa. Asalkan tetep bisa main game.
Bukan hanya itu, ternyata sosial media cukup menyita perhatian juga. Tidak hanya remaja, orang-orang paruh baya pun menyukainya. Pergi ke suatu tempat dijadikan status. Beli sesuatu bikin status. Buka puasa up date juga. Bahkan kegiatan Ramadhan di rumah pun tak luput dari unggahan di sosial media. Tidak cukup di situ, keinginan buat ngintip dan komen pada status teman pun memuncak. Alhasil tak terasa waktu berlalu begitu saja. Habis buat mengunjungi sosial media.
Sadar ataupun tidak aktivitas macam itu ternyata menyita banyak waktu. Hingga kita tak sadar sepertiga Ramadhan telah berlalu. Sedangkan amalan kita masih belum maksimal. Sholat sekenanya, baca Qur'an di waktu luang saja (sampai di sepertiga Ramadhan masih Juz 3), Selesai subuh tidur lagi. Bangun pagi matahari sudah setengah hati. Siangnya selain nonton film atau game kegiatannya ya bocan alias bobok cantik.
Meskipun bocan juga berpahala di kala puasa, tapi tetap saja pahalanya kurang maksimal. Alangkah beruntungnya ketika aktivitas nonton film, game, atau di sosial media tadi diganti dengan aktivitas yang jauh lebih baik. Masih ingatkan kalau hukum aktivitas itu terikat dengan hukum syara'? Yang fardhu, sunah, makruh, mubah dan haram itu loh.
Nah di bulan yang penuh berkah ini ternyata pahalanya luar biasa. Allah melipatgandakan pahala setiap aktivitas kita. Yang fardhu pahalanya dijadikan berkali-kali lipat. Yang sunah pahalanya seperti fardhu. Tapi yang haram pun dosanya pasti juga dilipatgandakan. Bagaimana dengan yang mubah?
Tergantung, kalau mubahnya bisa mendekatkan kita pada Allah atau bisa meningkatkan iman kita, insyaAllah berpahala. Seperti tidurnya orang yang berpuasa, main sosial media untuk belajar atau menyampaikan Islam. Bahayanya jika kita terlalu banyak menghabiskan waktu dengan aktivitas mubah yang justru melenakan. Seperti nonton film tanpa batas, main game hingga lupa waktu, bahkan bersosial media hingga lupa sholat atau kewajiban lainnya. Tentunya bukan pahala yang didapat, karena termasuk aktivitas yang melalaikan. Bisa-bisa malah menjurus pada dosa.
Sebagai seorang muslim yang cerdas tentunya kita akan berhati-hati dalam memilih aktivitas. Kita tentu memilih menjalankan yang wajib dan memaksimalkan yang sunah, serta memilih yang mubah. Bagaimana dengan yang haram dan makruh? Ini tk perlu dilirik karena tak ada pahalanya. Jadi, mari kita sama-sama instrospeksi diri. Sudahkah aktivitas kita maksimal dengan menjalankan yang wajib dan sunah? Kalau belum, mari bersama perbaiki diri dengan menjalankan yang wajib dan maksimalkan yang sunah. Kalau tadarusnya telat, cepetan kejar agar target bisa tercapai. Mumpung Ramadhan masih 20 hari lagi. Nanti kalau Ramadhan sudah pergi, tinggal gigit jari. Wallahua'lam bishowab. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google