Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd.
"Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus." (H.R. Ath-Thabrani)
Gimana sih rasanya sudah bersusah payah menahan lapar dan haus seharian, tapi tidak mendapatkan balasan dari Allah? Sedihnya. Puasa memang ibadah menahan diri dari makan dan minum, tapi tak hanya itu. Puasa juga berarti menjaga perilaku kita. Dalam artian, menjaga agar senantiasa sesuai dengan perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah, baik yang kecil atau besar.
“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Ada beberapa hal yang menjadi 'pencuri' pahala puasa kita, yang harus kita jauhi.
Pertama, berdusta. Janganlah kita berdusta dengan alasan apapun. Apalagi berdusta hanya demi konten. Juga harus diperhatikan informasi yang kita sebar, jangan sampai kita ikut menyebarkan kabar dusta atau hoax.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah menekankan, "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (tetapi justru) mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan (saat puasa)" (H.R. Bukhari 1903).
Kedua, ghibah atau bergosip. Membicarakan keburukan orang yang jika orang tersebut tahu apa yang dibicarakan, maka ia tak Ridho. Tahan membicarakan orang lain. Bisa jadi diri kita jauh lebih buruk dari yang dibicarakan. Seperti kata pepatah, "Semut di seberang kelihatan, gajah di pelupuk mata tak kelihatan".
Apalagi Allah berfirman, bahwa orang yang melakukan ghibah itu seperti memakan bangkai temannya sendiri. Hiiiy. Maukah kita memakan bangkai manusia?
“Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12).
Ketiga, berkata keji. Masa karantina #dirumahaja, membuat kita lebih banyak berinteraksi via media sosial daripada bertemu langsung. Aplikasi tik tok dan youtube semakin melejit penggunaannya. Semakin banyak lahir pembuat konten. Ada yang kontennya baik, tapi banyak juga yang kontennya tak jelas bahkan malah lebih kepada mengajak ada keburukan.
Nah,sebagai netizen, kita harus cerdas berkomentar. Pilihlah kata-kata yang ahsan, yang santun. Jangan sampai emosi membutakan mata dan hati, sehingga keluar kata-kata keji lewat komentar kita. Hati-hati, ada yang merasa terdzalimi dengan komentar kita. Ingatlah, do'a orang yang terdzalimi diijabah oleh Allah. Bagaimana kalau ia mendo'akan keburukan untuk kita? Na'udzubillah, jangan sampai.
Keempat, mengadu domba. Tidak senang dengan keakraban orang lain, lantas berbuat bohong bahkan fitnah hingga berantemlah orang lain. Perbuatan ini bisa memutus silah ukhuwah bahkan silaturahim orang lain. Dan ini tidak disukai oleh Allah.
Kelima, membangkitkan syahwat. Baik dengan menonton film yang tidak senonoh, melihat aurat lawan jenis, membaca novel berbau syahwat sehingga membayangkannya, dan yang semisalnya. Hati-hati juga untuk yang masih nonton drakor, jangan terlalu terpana memperhatikan oppa-oppa dan noona-noona. Puasa itu kita lakukan untuk mengontrol hawa nafsu. Jangan sampai saat puasa kita justru disibukkan dengan hal duniawi yang dapat membangkitkan syahwat.
Kelima perbuatan di atas hendaknya kita hindari khususnya selama bulan Ramadan. Alhamdulillah jika bisa kita hindari seterusnya. Demi menjaga ibadah kita, khususnya ibadah di bulan Ramadan ini.
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. " (TQS. Muhammad : 33). Wallahu'alam bish shawab.