Oleh: Betty JN, S.Pd
Tempe Supreme sepertinya ingin mengikuti jejak sukses Oreo Supreme. Sukses membuat orang penasaran dan membelinya dengan harga fantastis. Boleh dibilang tidak realistis, tapi nyatanya ada saja pembelinya.
Nggak aneh sih kalau kita lihat sejarah dari brand Supreme itu sendiri. Brand fashion streetwear asal negeri paman Sam ini didirikan pada tahun 1994 oleh James Jebbia.
Selain menjual fashion item seperti t-shirt, jaket, sepatu, celana dalam, dan kaus kaki, Supreme juga pernah menjual barang-barang yang cukup aneh. Beberapa di antaranya adalah palu, linggis bahkan batu bata yang dibanderol seharga 30 dollar AS perbijinya. Iya batu bata yang sama terbuat dari tanah merah yang dipadatkan itu, yang biasa hanya seharga Rp. 800,00 atau Rp. 1000,00. Hanya bedanya batu bata ini dipasangi logo kotak merah khas "Supreme" dengan huruf Futura Heavy Oblique.
Jebbia terinspirasi membuat logo Supreme dari seni propaganda Barbara Kruger, yang seorang seniman konseptual dan kolagis Amerika yang sebagian besar karyanya terdiri dari foto hitam-putih, dilapisi dengan keterangan deklaratif. (Wikipedia)
Supreme juga sering berkolaborasi dengan brand ternama seperti Nike, Clarks, dan Vans untuk sepatu. Juga, Commes des Garcons untuk jaket dan A.P.C. untuk celana jeans. Brand Supreme juga semakin populer karena didukung publikasi berbagai media fashion terkemuka. Seperti Majalah GQ Style, yang menobatkan Supreme sebagai “streetwear brand paling keren di dunia kini.”
Pun juga dengan Oreo Supreme. Produk ini hasil kolaborasi dari Supreme dan Oreo. Dan ternyata Oreo Supreme tidaklah dijual resmi di Indonesia. Namun diproduksi khusus dari Oreo untuk Supreme dan dipasarkan di Amerika Serikat. Produk ini ditujukan sebagai koleksi Supreme pada musim semi atau musim panas edisi Maret 2020. Produk ini diminati oleh kaum hypebeast penggemar brand streetwear Supreme.
Dilansir Newsweek, Kamis (26/3/2020), pada 26 Maret 2020 Oreo Supreme dirilis di toko online Supreme. Menurut Instagram Supreme, kue itu seharga 3 dollar AS per bungkus atau Rp 44.899 yang isinya terdiri atas 3 buah. Namun, Oreo Supreme di eBay dijual dalam bentuk paket dengan harga ribuan dollar AS.
Forbes melaporkan bahwa satu paket yang terdaftar di eBay mendapat tawaran hingga 96.100 dollar AS atau Rp 1,4 miliar. Karena pandemi corona, Supreme menutup toko ritelnya di AS, Inggris, dan Perancis. Sementara itu di sejumlah toko online di Indonesia Oreo Supreme dijual seharga Rp 500.000. (Kompas.com)
Yang mencengangkan, setiap produk yang dikeluarkan oleh Supreme selalu laku keras. Meski Jebbia menyebutkan “Tidak ada trik khusus, semuanya adalah soal produk yang baik,” tapi nyata dia telah menciptakan Brand Image Eksklusif dengan Strategi Kelangkaan. Di sinilah kuncinya. Produk Supreme sulit diperoleh, secara tak langsung kesan eksklusif juga muncul pada brand tersebut. Logo klasik yang berbentuk kotak berwarna merah bertuliskan nama “Supreme” seolah menjadi penanda bahwa pemakainya memiliki ‘aset’ yang bernilai fantastis. Apalagi produknya sering dipakai oleh selebriti papan atas dunia.
Tapi tidak dengan Tempe Supreme tentunya.
Tempe Supreme sebenarnya hasil kreasi dari Khoirul Anam. Laki-laki 29 tahun asal Magelang, Jawa Tengah. Ia mengaku mengukir sendiri label Supreme selama 1,5 jam. Dan bukan hal yang mudah, mengingat bahan tempe mudah pecah. Ia membuatnya karena tak mampu membeli Oreo Supreme yang lagi viral itu, akunya.
Hanya saja foto unggahannya tentang Tempe Supreme dimanfaatkan oleh beberapa orang yang menjualnya di toko online. Meski diakui sampai saat ini belum ada yang membeli. Menawar pun tidak. Ya iyalah. Tak tanggung-tanggung, untuk satu tempe seberat 500 gram bertuliskan Supreme dibanderol senilai Rp 499 ribu atau hampir Rp 500 ribu. Jadi Tempe Supreme tak ada kaitannya dengan brand kenamaan itu ya.
Lantas bagaimana seharusnya seorang muslim menyikapi fenomena Oreo Supreme?
Muslim ketika akan melakukan sesuatu pasti dimulai dari berpikir. Pertama, apakah yang dilakukannya akan mendapatkan keridhoan Allah SWT, atau tidak. Dalam hal ini, apakah membeli Oreo Supreme merupakan kebutuhan atau keinginan semata? Mengapa ini penting, sebab akan memengaruhi pemenuhan kebutuhan hidupnya yang lain.
Ketika seseorang menganggap membeli sesuatu adalah kebutuhan, berarti ia menganggapnya sesuatu yang urgen. Harus dibeli. Harus dipenuhi. Apapun resikonya. Tak peduli itu akan mengorbankan hal lain. Tapi jika dianggap hanya keinginan, maka dorongan membeli akan mudah diredam.
Masalahnya kapitalisme hari ini memandang sama antara kebutuhan dan keinginan. Keduanya harus dipenuhi, dan urgen. Sehingga manusia merasa selalu kurang jika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.
Beda dengan Islam yang jelas mengatur tentang kebutuhan. Defisini kebutuhan adalah segala sesuatu yang menjadi hak dasar yang harus dipenuhi, seperti sandang, pangan dan papan.
Kalau ada yang mengkategorikan Oreo Supreme sebagai pangan, pertanyaannya apakah jika tidak mengonsumsinya akan mengantarkan kepada mudarat, sakit bahkan kematian? Jadi pangan disini adalah makanan pokok ya.
Lantas apakah seorang muslim tak boleh membeli Oreo Supreme, meski kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi, bahkan punya uang berlebih? Ya boleh. Pastikan dulu bahan kandungan makanan tersebut halal, dan mendapatkannya dari cara yang halal pula.
Kedua, fenomena Oreo Supreme ini ibarat sebuah trap atau jebakan. Ia menjebak manusia untuk bersikap konsumtif demi sebuah label prestise dan gaul.
Sekali lagi apakah tidak boleh muslim membelinya? Di tengah pandemi seperti saat ini, ada saudara kita yang untuk mendapatkan sesuap nasi hari ini saja sulit, alangkah bijak jika kita menahan diri untuk sekedar memenuhi keinginan. Syukurlah jika uangnya digunakan untuk membantu mereka yang memerlukan. Kalaupun sudah dan dananya masih ada untuk membeli Oreo Supreme, carilah lagi orang-orang yang memerlukan uang tersebut. Pasti masih ada, banyak malah. Jadi, masih mau membeli yang supreme? Pikir lagi deh! (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google