Oleh:
Wahyu Utami, S.Pd || Guru di Bantul Yogyakarta
BAGAIMANA pendapatmu jika hari ini ada pemuda yang ngompol alias ngomong politik? Sepertinya hal ini adalah sesuatu yang langka di era milenial sekarang. Yang ada dekadensi moral sangat parah memapar generasi milenial. Kehidupan anak muda milenial identik dengan pergaulan bebas, narkoba, LGBT, kekerasan, aborsi, dan sederet kasus-kasus lainnya. Bahkan banyak kasus justru terjadi di ruang lingkup pendidikan atau sekolah.
Saat ada anak muda ngomong politik menjadi sesuatu yang seolah sangat “wah”. Padahal di masa Islam, hal ini adalah sesuatu yang lumrah dilakukan. Bahkan muhasabah lil hukam atau mengkritik penguasa merupakan kebiasaan yang telah melekat kuat dalam kehidupan berpolitik dalam Islam.
Dalam suatu riwayat dikisahkan, suatu saat Kholifah Umar bin Khottab berpidato di hadapan kaum muslimin dan minta diluruskan bila menyimpang, ada seorang pemuda belia berdiri sambil mengacungkan pedang lalu berteriak, “Wahai Umar, apabila kami melihat engkau menyimpang, kami akan meluruskanmu dengan pedang ini.” Umar yang mendengar perkataan pemuda tersebut seketika mengucapkan hamdalah atas keberanian pemuda tersebut.
Sangat berbeda dengan kisah yang terjadi di tanah air, beberapa hari ini jagat twitter sedang diramaikan oleh kasus yang menimpa Komika Bintang Emon. Diketahui, Bintang Emon diserang di medsos setelah mengunggah video yang berisi kritikan cerdas yang ditujukan kepada pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.
Di tengah dekadensi moral yang dialami oleh generasi muda, kita patut bersyukur masih ada pemuda yang berani menyuarakan pendapatnya. Tetapi yang dialami Bintang Emon justru menunjukkan sebaliknya. Ia dibully habis-habisan oleh para pendukung penguasa, akunnya dikunci dan dibunuh karakternya dengan tuduhan menggunakan sabu-sabu.
Kalau negara ini terus saja begini, maka selamanya anak muda akan jauh dari politik. Sudahlah sekolah tidak memberikan pendidikan politik sehingga lahir generasi kritis, masih ditambah bayang-bayang kriminalisasi yang bakal menimpa jika berani bersuara mengkritisi penguasa. Nah, bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang politik? Apa yang dimaksud dengan kesadaran politik? Bolehkah pemuda ngomong politik?
Politik di Dalam Islam
Politik dalam bahasa arab disebut dengan istilah siyasah, berasal dari kata sasa-yasuusu-siyasah. Secara bahasa artinya memerintah dan melarang. Secara syara’, siyasah adalah riayatu syu’unil ummah (pengaturan urusan umat). Pelaksana praktis dari pemeliharaan urusan umat adalah negara. Sedangkan umat memeliharanya dengan cara melakukan muhasabah yaitu kritik dan kontrol terhadap negara atau penguasa atas tanggung jawabnya dalam memelihara urusan umat. Politik ini tidak hanya menyangkut bidang pemerintahan saja tetapi semua urusan umat yaitu ekonomi, sosial, pendidikan, pidana dan lain-lain.
Sejarah Islam telah membuktikan kepada kita bagaimana kaum muslimin sejak dari masa Rasululloh SAW sampai kholifah terakhir dari Bani Utsmaniyah senantiasa melaksanakan politik Islam. Artinya tidak ada satu bidangpun yang luput dari aturan Islam.
Pemuda Harus Punya Kesadaran Politik
Setiap muslim apalagi para pemuda wajib memiliki kesadaran politik. Rasululloh SAW bersabda, “Barang siapa yang bangun di pagi hari dengan tidak memikirkan kepentingan kaum muslimin maka mereka tidak termasuk golonganku.”
Lalu apa yang dimaksud dengan kesadaran politik? Kesadaran politik adalah mengamati perkembangan dunia baik nasional dan internasional dengan sudut pandang yang khos/khusus. Bagi seorang muslim, sudut pandang tersebut adalah akidah Islam.
Jadi pemuda harus selalu mengamati setiap peristiwa yang terjadi dengan objektif dan teliti sebab saat ini banyak peristiwa yang diputarbalikkan dan ditutup-tutupi faktanya. Misal dalam kasus Novel Baswedan, sampai sekarang tidak jelas siapa aktor di balik kejadian penyiraman. Bahkan pelaku dengan mudahnya mengatakan “tidak sengaja” saat melakukan perbuatan tersebut.
Kemudian ia harus memaparkan pandangannya terhadap masalah tersebut sesuai cara pandang Islam. Oleh karena itu, pemuda milenial harus mau belajar Islam dengan benar sehingga akan lahir kesadaran politik yang benar dalam dirinya. Saat ngomong politik tidak ngawur tapi kritis dan mampu memberi solusi komprehensif sesuai syariat Islam. Pemuda milenial ngompol, why not?*