JAKARTA (voa-islam.com) - The United Nations Children's Fund (Unicef) dan Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa (Markoding) mewujudkan generasi muda untuk melahirkan inovasi digital yang memiliki manfaat sosial. Dengan demikian, mereka terlatih mengasah empati guna membawa perubahan.
"Membangun keterampilan anak-anak muda adalah hal prioritas dalam dunia yang berubah begitu cepat seperti saat ini," kata Perwakilan Unicef, Debora Comini dalam keterangan persnya (25/7/2020) seperti dikutip dari inilah.com.
Dia mengatakan, dengan bekerja sebagai tim untuk menciptakan inovasi, Unicef berharap para remaja akan terdorong mempelajari keterampilan baru, mencari ide baru, menjawab masalah, dan siap berperan meningkatkan kemakmuran bangsa.
Sebuah studi baru Unicef mengenai keterampilan masa depan menunjukkan bahwa daya kreativitas, berpikir kreatif, dan keterampilan digital adalah tiga jenis kompetensi paling penting bagi remaja untuk masa depan. Banyak remaja merasa keterampilan itu tidak didapatkan di sekolah. Temuan ini sejalan dengan pendapat responden studi dari sektor swasta. Mereka menyoroti kelangkaan keterampilan lunak yang signifikan di kalangan calon karyawan dan karyawan baru.
CEO & Pendiri Markoding, Amanda Simandjuntak mengatakan pihaknya ingin menumbuhkan generasi muda yang sadar akan permasalahan di sekitarnya melalui kreativitas dan penciptaan solusi terhadap tantangan yang dihadapi.
"Kami juga ingin generasi muda aktif mengasah empati dan kemauan belajar, serta yakin mereka bisa membawa perubahan," ujar Amanda.
Untuk merangsang inovasi digital di kalangan anak muda, sebanyak 20 anak muda dari keluarga kurang beruntung pada Sabtu (25/7/2020) unjuk kebolehan memamerkan enam model contoh inovasi digital yang memiliki manfaat sosial kepada pemerintah, swasta, dan investor, dalam demonstrasi langsung melalui platform daring. Mereka memanfaatkan aplikasi ponsel pintar, permainan daring, dan situs untuk menjawab beragam permasalahan mulai pengelolaan sampah hingga kesehatan diri dan jiwa.
Kegiatan demo inovasi tersebut disiarkan langsung melalui akun YouTube Unicef sebagai puncak program Markoding Digital Innovation yang dikembangkan Unicef dan Markoding dengan dukungan perusahaan teknologi global, ARM dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Dalam kegiatan itu, sebanyak 20 finalis diseleksi dari 482 remaja di Jakarta. Finalis yang berusia 15 -19 tahun ini mengikuti pelatihan intensif selama dua bulan. Mereka dibina oleh mentor sukarela dari beragam latar belakang, seperti desainer grafis, pembuat piranti lunak, pekerja sosial, analis investasi, guru, pelajar, pendiri perusahaan rintisan, dan diplomat. Pada periode ini, peserta dibekali keterampilan teknis dan kecakapan abad XXI, seperti kreativitas, pengambilan keputusan, dan kerja tim agar mereka mampu mengidentifikasi masalah dan menciptakan solusi digital.
Keterampilan baru yang diserap para peserta selama program juga membantu menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.
"Melalui program ini, saya tidak hanya mendapatkan pengetahuan teknis membuat aplikasi, tetapi juga belajar mengelola waktu, disiplin diri, dan cara berkomunikasi," kata Zelita.